7. Bab 7

Anabella senang melihat semangat kerja Luna. Itu sebabnya waktu pertama ketemu Luna, ia langsung suka dengan karakter Luna. Dan benar saja ia merupakan karyawan paling rajin dibanding yang lainnya. "Istirahat dulu Lun!" kata Anabella.

Hari ini restoran tutup lebih awal. Namun Luna masih sibuk membantu beberes. "Iya bentar lagi sudah selesai." jawab Luna.

Tak lama, kakaknya Anabella datang. Ia sengaja datang untuk melihat restoran milik adiknya. Ia menyapa Luna karena juga mengenalnya. Namun Raditya, kakaknya Anabella terheran karena restoran telah tutup. "Kenapa tutup?" tanyanya kepada adiknya.

"Udah habis kak, hari ini ada yang booking restoran." jawab Anabella.

Raditya menganggukan kepalanya. Ia senang karena usaha adiknya cepat berkembang. "Istirahat Lun!" kata Raditya.

"Iya kak, ini juga udah selesai. Kak Raditya baru pulang?" Raditya menganggukan kepalanya.

"Kalian udah makan?" Anabella menggelengkan kepalanya. Restorannya cukup ramai tadi, ia tak sempat makan.

"Kakak traktir yuk! Kamu ikut ya Lun!" ajak Raditya. Dia juga dekat dengan Luna. Beberapa kali mereka bertiga keluar bersama.

"Aku.. Aku.." Luna bingung mau mengiyakan atau menolak.

"Udah ikut aja!" Anabella memaksanya. Sehingga Luna pun akhirnya ikut dengan Anabella dan Raditya. Lagipula juga masih jam 8 malam.

Raditya membawa adiknya dan Luna ke street food dekat alun-alun kota. Raditya tahu jika Anabella dan Luna suka pergi kesana. Ia juga membebaskan Anabella dan Luna untuk memilih makanan yang mereka suka. Seperti sedang momong anak, Raditya dengan sabar mengikuti Anabella dan Luna mencari jajanan kesukaan mereka. "Kakak coba ini!" Anabella menyuapi kakaknya sate cumi yang baru saja ia pesan.

Raditya membuka mulutnya menerima suapan kakaknya. "Enak.. Kakak juga mau." ia ikut memesan jajanan tersebut.

"Kakak mau telur gulung?" giliran Luna menyodorkan makanan ke arah Raditya.

Raditya memegang tangan Luna kemudian memasukan makanan yang Luna sodorkan kedalam mulutnya. Tentu saja itu membuat Luna sangat terkejut. Ia segera menarik tangannya. Wajahnya nampak memerah, ia pun segera mengalihkan pandangannya.

"Maaf ya Lun, tapi makan dari tangan orang lain itu rasanya enak." kata Raditya, ia tahu jika Luna merasa canggung sekarang.

"Mau jajan apa lagi?" tanya Raditya, dia berusaha membuat supaya Luna tidak merasa canggung.

"Udah kak, aku udah kenyang."

"Loh kok kenyang, kita kan belum makan, baru jajan."

"Emang masih mau makan kak?" Raditya menganggukan kepalanya.

"Di depan sana ada yang jual ramen enak. Kita nanti makan disana."

Selesai jajan, Raditya membawa Anabella dan Luna ke kedai mie ramen yang sedang viral. Ia rela mengantri demi Anabella dan Luna. Dia tidak hanya memesan mie ramen, tapi juga tteokbokki. Makanan dari negeri gingseng itu memang lagi menjadi makanan favorit dan sering dicari.

"Wow, kakak juga pesan tteokbokki?" tanya Anabella yang merasa bahagia.

"Em,, kakak tahu itu makanan yang sedang kamu sukai kan?" karena di lemari es rumah mereka, banyak sekali stok tteokbokki instan milik Anabella.

"Kakak emang paling the best deh."

Luna hanya tersenyum melihat tingkah kakak beradik itu. Ia merasa senang dengan kedekatan Anabella dengan kakak lelakinya itu. Terkadang, ia juga merasa iri. Ingin rasanya memiliki kakak yang perhatian seperti Raditya. Tiba-tiba Luna teringat kakaknya. Wajahnya pun mulai nampak sedih. Hal itu disadari oleh Anabella. "Kamu kenapa? Kangen suami kamu?" tanya Anabella sedikit bergurau.

"Suami?" Raditya masih belum tahu jika Luna sudah menikah dengan Ryan, mantan kakak iparnya.

"Iya, dia kan nikah sama Ryan."

"Ryan? Ryan Wisnu Dewangga?" setahu Raditya, Ryan adalah suami dari kakaknya Lita.

"Yups.. Tapi ini rahasia ya kak.."

"Jadi Ryan turun ranjang?"

Luna menganggukan kepalanya pelan. "Jadi gosip yang beredar?" Raditya ingin bertanya tapi dia ragu.

"Itu nggak bener kak. Aku nggak mungkin celakai kakak dan mama aku sendiri." Luna tahu apa yang dimaksud oleh Raditya. Tentu saja pertanyaan itu membuat Luna agak kecewa dengan Raditya.

Sadar jika ia telah melakukan kesalahan. Raditya langsung meminta maaf. "Maaf aku nggak bermaksud. Aku kenal kamu Lun, kamu nggak mungkin lakuin hal itu."

"Aku janji akan rahasiain pernikahan kamu." Raditya mulai berpikir jika pernikahan Luna dan Ryan terungkap. Masyarakat akan mengolok Luna dan mereka akan semakin mengintimidasi Luna.

Kriiingggg. Ponsel Luna berbunyi. Ia segera menerima panggilan tersebut. "Ya."

"Kamu dimana? Aku ke tempat kerja kamu tapi sudah tutup. Kamu sudah dirumah? Tapi kok kayak ramai banget, kamu dimana sekarang?" tanya Ryan.

"Aku sedang makan sama Anabella. Restoran tutup awal." jawab Luna. Sebenarnya ia malas menjawab pertanyaan Ryan.

"Dimana?"

"Street food dekat alun-alun."

"Tutt.." Ryan mematikan teleponnya tanpa bertanya lagi.

"Apaan sih?" Luna bergidik setelah Ryan mematikan telepon.

Tak butuh waktu lama, Ryan sudah sampai di tempat tersebut. Ia datang seorang diri tanpa Dito. Sebelumnya ia meminta Dito untuk pulang terlebih dahulu. Wajahnya mengeras saat melihat Raditya sedang bercanda dengan Luna dan juga Anabella. "Maaf ganggu nggak? Boleh gabung?" tanya Ryan sedikit agak kesal.

Seketika Raditya menengok. Bukan hanya Raditya, melainkan Luna dan Anabella. "Pak Ryan? Silahkan pak!" Raditya bersikap sopan terhadap Ryan, karena ia tahu pengaruh Ryan di dunia bisnis.

"Enak makanannya? Nggak ingat suaminya kelaparan." gerutu Ryan.

Namun tanpa menjawab, Luna langsung memasukan telur gulung ke mulut Ryan membuat Ryan terkejut. Ryan memicingkan matanya, ia kaget dengan tindakan Luna. Ia mengunyah makanan yang ada di mulutnya. "Ini apa?" tanyanya, ia mengambil telur gulung lagi yang ada di depan Luna.

Enak. Baru pertama kali Ryan makan jajanan seperti itu. Maklum, sejak kecil ia sudah hidup dengan kemewahan, jadi dia belum merasakan jajanan pinggir jalan seperti itu. Karena suka, Ryan menghabiskan sisa telur gulung milik Luna.

"Pak Ryan suka telur gulungnya? Biar aku beliin." kata Raditya, sebenarnya dia hanya ingin memiliki hubungan baik aja dengan Ryan.

"Nggak perlu. Aku bisa beli sendiri." jawab Ryan dengan angkuh.

Tentu saja ia langsung mendapat tatapan tajam dari Luna. Luna merasa tak enak dengan sikap angkuh suaminya. Ryan merasa kesal karena Luna melototinya. Ryan segera menarik tangan Luna. "Ayo kita pulang!" katanya.

Luna menarik tangannya tapi Ryan lebih erat menggenggamnya. Ia terus menarik tangan Luna dengan paksa. Luna merasa tak enak dengan Raditya dan Anabella, ia segera berpamitan. "Kak, aku pulang dulu."

"Aku pulang dulu, An." ia juga berpamitan kepada Anabella yang nampak khawatir.

"Nanti telepon aku!" Luna menganggukan kepalanya, ia paham kecemasan Anabella.

Ryan terus menarik tangannya menjauh dari kedai itu. Sementara Luna terus melawan. "Ryan sakit." ucapnya.

Seketika Ryan melonggarkan genggamannya. Ia juga mulai melambatkan langkahnya. "Temenin aku beli makanan tadi!" katanya.

Terpopuler

Comments

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Cemburu bilang bos apalagi udah ehem ehem pasti terbayang-bayang Luna mulu 😆

2024-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 3. Bab 3
4 4. Bab 4
5 5. Bab 5
6 6. Bab 6
7 7. Bab 7
8 8. Bab 8
9 9. Bab 9
10 10. Bab 10
11 11. Bab 11
12 12. Bab 12
13 13. Bab 13
14 14. Bab 14
15 15. Bab 15
16 16. Bab 16
17 17. Bab 17
18 18. Bab 18
19 19. Bab 19
20 20. Bab 20
21 21. Bab 21
22 22. Bab 22
23 23. Bab 23
24 24. Bab 24
25 25. Bab 25
26 26. Bab 26
27 27. Bab 27
28 28. Bab 28
29 29. Bab 29
30 30. Bab 30
31 31. Bab 31
32 32. Bab 32
33 33. Bab 33
34 34. Bab 34
35 35. Bab 35
36 36. Bab 36
37 37. Bab 37
38 38. Bab 38
39 39. Bab 39
40 40. Bab 40
41 41. Bab 41
42 42. Bab 42
43 43. Bab 43
44 44. Bab 44
45 45. Bab 45
46 46. Bab 46
47 47. Bab 47
48 48. Bab 48
49 49. Bab 49
50 50. Bab 50
51 51. Bab 51
52 52. Bab 52
53 53. Bab 53
54 54. Bab 54
55 55. Bab 55
56 56. Bab 56
57 57. Bab 57
58 58. Bab 58
59 59. Bab 59
60 60. Bab 60
61 61. Bab 61
62 62. Bab 62
63 63. Bab 63
64 64. Bab 64
65 65. Bab 65
66 66. Bab 66
67 67. Bab 67
68 68. Bab 68
69 69. Bab 69
70 70. Bab 70
71 71. Bab 71
72 72. Bab 72
73 73. Bab 73
74 74. Bab 74
75 75. Bab 75
76 76. Bab 76
77 77. Bab 77
78 78. Bab 78
79 79. Bab 79
80 80. Bab 80
81 81. Bab 81
82 82. Bab 82
83 83. Bab 83
84 84. Bab 84
85 85. Bab 85
86 86. Bab 86
87 87. Bab 87
88 88. Bab 88
89 89. Bab 89
90 90. Bab 90
91 91. Bab 91
92 92. Bab 92
93 93. Bab 93
94 94. Bab 94
95 95. Bab 95
96 96. Bab 96
97 97. Bab 97 (Tamat)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
3. Bab 3
4
4. Bab 4
5
5. Bab 5
6
6. Bab 6
7
7. Bab 7
8
8. Bab 8
9
9. Bab 9
10
10. Bab 10
11
11. Bab 11
12
12. Bab 12
13
13. Bab 13
14
14. Bab 14
15
15. Bab 15
16
16. Bab 16
17
17. Bab 17
18
18. Bab 18
19
19. Bab 19
20
20. Bab 20
21
21. Bab 21
22
22. Bab 22
23
23. Bab 23
24
24. Bab 24
25
25. Bab 25
26
26. Bab 26
27
27. Bab 27
28
28. Bab 28
29
29. Bab 29
30
30. Bab 30
31
31. Bab 31
32
32. Bab 32
33
33. Bab 33
34
34. Bab 34
35
35. Bab 35
36
36. Bab 36
37
37. Bab 37
38
38. Bab 38
39
39. Bab 39
40
40. Bab 40
41
41. Bab 41
42
42. Bab 42
43
43. Bab 43
44
44. Bab 44
45
45. Bab 45
46
46. Bab 46
47
47. Bab 47
48
48. Bab 48
49
49. Bab 49
50
50. Bab 50
51
51. Bab 51
52
52. Bab 52
53
53. Bab 53
54
54. Bab 54
55
55. Bab 55
56
56. Bab 56
57
57. Bab 57
58
58. Bab 58
59
59. Bab 59
60
60. Bab 60
61
61. Bab 61
62
62. Bab 62
63
63. Bab 63
64
64. Bab 64
65
65. Bab 65
66
66. Bab 66
67
67. Bab 67
68
68. Bab 68
69
69. Bab 69
70
70. Bab 70
71
71. Bab 71
72
72. Bab 72
73
73. Bab 73
74
74. Bab 74
75
75. Bab 75
76
76. Bab 76
77
77. Bab 77
78
78. Bab 78
79
79. Bab 79
80
80. Bab 80
81
81. Bab 81
82
82. Bab 82
83
83. Bab 83
84
84. Bab 84
85
85. Bab 85
86
86. Bab 86
87
87. Bab 87
88
88. Bab 88
89
89. Bab 89
90
90. Bab 90
91
91. Bab 91
92
92. Bab 92
93
93. Bab 93
94
94. Bab 94
95
95. Bab 95
96
96. Bab 96
97
97. Bab 97 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!