4. Bab 4

"Aku mau nikah dengan Luna besok." berita itu membuat Rose terbelalak tak percaya. Ia kesal karena Ryan kembali menikahi wanita lain.

"Kenapa mesti dia? Kamu tahu kan kalau dia yang sengaja celakai Lita? Kenapa mesti dia? Kenapa nggak aku?" Rose menjadi kesal.

"Dengerin aku!" Ryan menenangkan Rose yang mulai tantrum.

"Kalau aku nggak nikahi dia. Papa nggak akan kasih warisan ke aku. Semua warisan akan disumbangkan ke panti asuhan." Ryan menjelaskan semuanya kepada Rose.

Sepertinya setelah kematian istrinya. Hubungan Ryan dan Rose menjadi dekat dan special. "Kamu mau aku nggak punya apa-apa?" Rose menggeleng dengan cepat.

"Makanya, tapi kamu harus rahasiain ini dulu! Cuma sampai aku dapatin warisan papa, aku akan ceraiin dia dan akan menikahi kamu." ucapan Ryan begitu manis. Sehingga dengan mudah Rose mulai tenang.

Rose pun memeluk Ryan dengan senang. Akhirnya setelah bertahun-tahun, ia bisa memiliki Ryan sepenuhnya.

******

Di rumah sakit.

Tepat jam 10 pagi, Ryan dan Luna menikah di depan papanya Ryan. Pernikahan itu hanya dihadiri Sinta selaku mama tiri Ryan, dan juga Dito, assisten pribadi Ryan.

"Mulai malam ini, kamu tinggal di apartemen sama aku!" kata Ryan. Namun ia tak mendapat jawaban apapun dari Luna.

Luna masih antara sadar atau tidak. Dalam sekejap ia telah berganti status menjadi istri orang. Lebih tepatnya menjadi istri dari mantan kakak iparnya. Luna masih merasa bersalah kepada kakaknya.

"Nggak usah sedih! Terima saja konsekuensi atas tindakan jahat kamu!" ucap Ryan yang kembali menyakiti perasaan Luna.

Namun, Luna tidak ingin bertengkar untuk saat ini. Ia lebih memilih diam. Ia merasa sia-sia berdebat dengan Ryan. Toh Ryan juga tidak percaya kepadanya meskipun ia telah menjelaskan berulang kali.

"Aku mau bekerja!" kata yang Luna ucapkan.

"Sebagai istri Ryan Wisnu Dewangga, kamu nggak perlu bekerja!" perkataan Ryan itu memantik amarah Luna yang sejak tadi ia pendam.

"Aku udah turuti kemauan kamu, tapi jangan pernah larang aku untuk bekerja! Kita memang suami istri sekarang, tapi aku minta kita punya privasi masing-masing." kata Luna. Tidak lagi ingin bertengkar, Luna memilih untuk meninggalkan tempat tersebut.

Dengan perasaan marah, Luna meninggalkan rumah sakit. Untung dia tidak ada kelas hari ini. Jadi dia bisa langsung pergi ke tempat kerja. Luna selalu melampiaskan kekesalan dan kemarahannya dengan bekerja.

Bekerja di sebuah restoran kecil sebagai pelayan membuat Luna bisa berinterkasi dengan banyak orang. Itu salah satu cara untuk menghibur dirinya.

Anabella melihat Luna yang sedang semangat bekerja. Ia mendekati Luna yang sedang mengelap meja setelah digunakan pelanggan sebelumnya. "Kamu jadi nikah?" tanya Anabella.

Luna tidak menjawab dengan lisan. Ia cukup mengangkat tangan dan memperlihatkan jari manisnya yang terpasang cincin kawin.

"Suami kamu cukup murah hati. Setidaknya dia memberi kamu mas kawin yang mahal." ucap Anabella. Ia melihat cincin yang melingkar dijari Luna. Ia tahu jika cincin itu sangatlah mahal, karena itu merupakan berlian asli.

"Nanti aku ijin pulang sore ya? Hari ini aku pindah ke apartemen." Luna meminta ijin kepada pemilik restoran, yaitu Anabella.

"Ke apartemen?"

"Ya. Apartemen yang harusnya ditinggali kak Lita dan mamaku." Luna kembali bersedih. Ia kembali teringat kakak dan orang tuanya.

"Lun.." Anabella memeluk Luna.

"Aku jahat ya An? Aku rebut suami kakakku sendiri." lirih Luna, dia merasa bersalah kepada mendiang kakaknya.

"Nggak. Kamu nggak jahat. Ini semua takdir. Kita nggak bisa menolak takdir." Anabella menyenangkan hati Luna. Ia tak ingin sahabatnya itu selalu menyalahkan dirinya sendiri.

Luna menghibur diri dengan pekerjaannya. Anabella menjadi kasihan meliatnya. "Kasihan banget sih kamu, Lun. Kenapa hidup kamu seperti ini?" gumamnya seorang diri.

Sebelum waktunya restoran tutup. Luna pamit pulang lebih dulu. Ia akan beberes karena malam ini ia akan pindah ke apartemen. Rasanya Luna masih ragu untuk meninggalkan rumah itu. Rumah yang terlalu banyak kenangan di dalamnya.

Tiba-tiba air mata Luna kembali menetes. Ia kembali teringat akan kenangan bersama kakak dan juga kedua orang tuanya. "Ma, pa, kak, aku kangen.." lirihnya.

Tok. Tok. Tok.

Luna dikagetkan oleh seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Seorang lelaki memakai jas rapi masuk ke dalam rumahnya. "Nyonya ditunggu pak Ryan." kata Dito. Ia merupakan assisten pribadi Ryan.

"Iya, aku beberes bentar." Luna mengusap air matanya. Ia segera melanjutkan beberes. Di bantu oleh Dito.

"Makasih ya!" kata Luna.

Dito hanya menganggukan kepalanya. "Perkenalkan, aku Dito, assisten pribadi pak Ryan. Kalau nyonya butuh apa-apa bisa hubungi aku!"

Luna tersenyum. Ia suka melihat kesopanan Dito. "Makasih." jawab Luna sembari tersenyum.

Dito juga membantu Luna membawakan barang-barang ke mobil. Disana, Ryan sudah menunggu Luna dengan tidak sabar. Begitu Luna masuk ke mobil. Ia pun mulai mengomel. "Lama banget sih? Bawa barang gitu aja lelet banget." gerutu Ryan.

"Kalau nggak sabaran, kenapa tadi ikut kesini? Dito aja udah cukup, orang kamu juga nggak guna." sahut Luna yang membuat Ryan geram.

"Ish.." Ryan kesal, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa kepada istri barunya itu.

"Kamu jangan sok! Kamu tuh hanya pengganti!" ucap Ryan. Akan tetapi, Luna sama sekali tidak mengindahkannya. Ia memilih untuk tetap diam.

Dito perlahan melajukan mobilnya menuju apartemen tempat yang akan ditinggali Ryan dan Luna. Dia juga membantu merapikan barang bawaan Luna.

"Makasih Dito. Kamu boleh pulang, biar aku lakukan sendiri aja!" Luna tak tega membiarkan Dito membantunya. Karena waktu juga sudah mulai larut.

Dito pun berpamitan. Setelah Dito pergi. Luna masih sibuk merapikan barang-barangnya. Ia bahkan tidak mempedulikan Ryan sama sekali. Membuat Ryan kesal. Di malam pertama pernikahan, istrinya bersikap dingin padanya. Ryan kemudian mendekati Luna. Ia melempar Luna dengan handuk. "Buruan mandi!" ucapnya.

"Nanti aja, aku masih belum selesai."

"Kamu bau."

"Biarin. Kalau kamu terganggu, aku bisa tidur di sofa." Luna tidak mau mengalah begitu saja.

Ryan menjadi semakin kesal. Ia segera membopong Luna dan membawanya ke kamar mandi. Ryan menghidupkan shower sehingga membuat Luna basah kuyup.

"Ryan!!" seru Luna. Dia kesal karena Ryan menghidupkan shower tanpa menghidupkan kran air hangat membuat Luna kedinginan.

Luna pun menggigil karena kedinginan. "Hacccuuu..." setelah berganti pakaian, Luna menutup tubuhnya dengan selimut tebal.

"Nih minum air hangat!" Ryan menyiapkan segelas air hangat untuk istrinya. Ia juga menyiapkan obat untuk Luna.

Dengan segera Luna meminum obat tersebut. Namun ia masih saja menggigil. Membuat Ryan menjadi tidak tega. Ia duduk di samping Luna. "Mau aku hangatin nggak?" tanya Ryan.

"Ish..." Luna menjadi semakin kesal. Ia pun segera membaringkan tubuhnya. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Hei, masa malam pertama kita kayak gini? Nggak seru banget." gerutu Ryan.

Luna melempar Ryan dengan bantal. Ia kesal karena Ryan tak paham situasi. "Dasar nggak punya hati!" ucap Luna dengan marah. Bisa-bisanya Ryan masih mikirin malam pertama, sementara dia sedang demam dan itu juga karena dirinya.

"Itu kewajiban bagi suami istri." kata Ryan lagi.

"Bodo amat."

"Kamu dosa."

Luna membuka selimutnya dan melotot ke arah Ryan. "Kamu lihatnya aku sedang demam? Kamu mikirnya ini karena siapa?" celoteh Luna dengan kesal.

"Iya, iya karena aku.. Ya udah kita tidur aja." Ryan merasa bersalah, dan ia mau mengalah demi Luna.

Mereka pun akhirnya tertidur dalam satu ranjang. Luna dengan segera memberi pembatas dengan sebuah guling. "Nggak boleh lewatin ini!" katanya.

"Tsk.." Ryan tersenyum geli melihat tingkah Luna.

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

Nah suka novel yg tòkoh utama nya ga lemah dan mudah di tindas

2024-06-04

0

Patrick Khan

Patrick Khan

lanjut kak

2024-03-12

1

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Ceritanya menarik kyk tom and jerry mengingatkan kisah Alfa dan Kimora ... Mudah2an ceritanya ringan gak mendayu-dayu en mdh2an Ryan mulai cinta Luna..RyNa😘😘😄😄

2024-03-12

2

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 3. Bab 3
4 4. Bab 4
5 5. Bab 5
6 6. Bab 6
7 7. Bab 7
8 8. Bab 8
9 9. Bab 9
10 10. Bab 10
11 11. Bab 11
12 12. Bab 12
13 13. Bab 13
14 14. Bab 14
15 15. Bab 15
16 16. Bab 16
17 17. Bab 17
18 18. Bab 18
19 19. Bab 19
20 20. Bab 20
21 21. Bab 21
22 22. Bab 22
23 23. Bab 23
24 24. Bab 24
25 25. Bab 25
26 26. Bab 26
27 27. Bab 27
28 28. Bab 28
29 29. Bab 29
30 30. Bab 30
31 31. Bab 31
32 32. Bab 32
33 33. Bab 33
34 34. Bab 34
35 35. Bab 35
36 36. Bab 36
37 37. Bab 37
38 38. Bab 38
39 39. Bab 39
40 40. Bab 40
41 41. Bab 41
42 42. Bab 42
43 43. Bab 43
44 44. Bab 44
45 45. Bab 45
46 46. Bab 46
47 47. Bab 47
48 48. Bab 48
49 49. Bab 49
50 50. Bab 50
51 51. Bab 51
52 52. Bab 52
53 53. Bab 53
54 54. Bab 54
55 55. Bab 55
56 56. Bab 56
57 57. Bab 57
58 58. Bab 58
59 59. Bab 59
60 60. Bab 60
61 61. Bab 61
62 62. Bab 62
63 63. Bab 63
64 64. Bab 64
65 65. Bab 65
66 66. Bab 66
67 67. Bab 67
68 68. Bab 68
69 69. Bab 69
70 70. Bab 70
71 71. Bab 71
72 72. Bab 72
73 73. Bab 73
74 74. Bab 74
75 75. Bab 75
76 76. Bab 76
77 77. Bab 77
78 78. Bab 78
79 79. Bab 79
80 80. Bab 80
81 81. Bab 81
82 82. Bab 82
83 83. Bab 83
84 84. Bab 84
85 85. Bab 85
86 86. Bab 86
87 87. Bab 87
88 88. Bab 88
89 89. Bab 89
90 90. Bab 90
91 91. Bab 91
92 92. Bab 92
93 93. Bab 93
94 94. Bab 94
95 95. Bab 95
96 96. Bab 96
97 97. Bab 97 (Tamat)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
3. Bab 3
4
4. Bab 4
5
5. Bab 5
6
6. Bab 6
7
7. Bab 7
8
8. Bab 8
9
9. Bab 9
10
10. Bab 10
11
11. Bab 11
12
12. Bab 12
13
13. Bab 13
14
14. Bab 14
15
15. Bab 15
16
16. Bab 16
17
17. Bab 17
18
18. Bab 18
19
19. Bab 19
20
20. Bab 20
21
21. Bab 21
22
22. Bab 22
23
23. Bab 23
24
24. Bab 24
25
25. Bab 25
26
26. Bab 26
27
27. Bab 27
28
28. Bab 28
29
29. Bab 29
30
30. Bab 30
31
31. Bab 31
32
32. Bab 32
33
33. Bab 33
34
34. Bab 34
35
35. Bab 35
36
36. Bab 36
37
37. Bab 37
38
38. Bab 38
39
39. Bab 39
40
40. Bab 40
41
41. Bab 41
42
42. Bab 42
43
43. Bab 43
44
44. Bab 44
45
45. Bab 45
46
46. Bab 46
47
47. Bab 47
48
48. Bab 48
49
49. Bab 49
50
50. Bab 50
51
51. Bab 51
52
52. Bab 52
53
53. Bab 53
54
54. Bab 54
55
55. Bab 55
56
56. Bab 56
57
57. Bab 57
58
58. Bab 58
59
59. Bab 59
60
60. Bab 60
61
61. Bab 61
62
62. Bab 62
63
63. Bab 63
64
64. Bab 64
65
65. Bab 65
66
66. Bab 66
67
67. Bab 67
68
68. Bab 68
69
69. Bab 69
70
70. Bab 70
71
71. Bab 71
72
72. Bab 72
73
73. Bab 73
74
74. Bab 74
75
75. Bab 75
76
76. Bab 76
77
77. Bab 77
78
78. Bab 78
79
79. Bab 79
80
80. Bab 80
81
81. Bab 81
82
82. Bab 82
83
83. Bab 83
84
84. Bab 84
85
85. Bab 85
86
86. Bab 86
87
87. Bab 87
88
88. Bab 88
89
89. Bab 89
90
90. Bab 90
91
91. Bab 91
92
92. Bab 92
93
93. Bab 93
94
94. Bab 94
95
95. Bab 95
96
96. Bab 96
97
97. Bab 97 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!