5. Bab 5

Luna menyiapkan sarapan untuk suaminya sebelum ia berangkat ke kampus. Meskipun ia terpaksa menikahi Ryan, tapi dia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Luna sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga. Dulu ia selalu membantu mamanya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.

Lita?

Ah jangan ditanya. Dia hanya ongkang-ongkang kaki saja. Tak pernah sama sekali Lita membantu pekerjaan rumah. Dia bahkan tidak mau bekerja sama sekali setelah lulus kuliah. Meskipun terlahir dari rahim yang sama. Tapi sifat dan karakter Luna dan Lita sangat bertolak belakang.

Luna menyiapkan roti lapis telur untuk sarapan suaminya. Karena bahan makanan di kulkas hanya ada itu saja. Meskipun badannya masih belum fit 100% tapi Luna harus bergerak. Ia tidak bisa hanya diam saja.

Sebelumnya ia membersihkan rumah terlebih dahulu. Kemudian ia membuat sarapan untuk Ryan. Setelah selesai, ia segera membangunkan Ryan.

Luna menggoyang-goyangkan tubuh Ryan perlahan. "Bangun Ryan! Udah siang, kamu nggak ke kantor?" katanya.

Namun ternyata Ryan sangat susah dibangunkan. Butuh beberapa kali usaha untuk bisa membuatnya bangun. "Uh..." Ryan mulai membuka matanya. Dia sempat kaget saat melihat Luna. Namun kemudian ia ingat jika mereka telah menjadi suami istri.

"Sarapan kamu sudah aku siapin! Aku mau mandi terus ke kampus." kata Luna meninggalkan Ryan yang masih malas untuk bangun.

"Kamu udah sembuh?" tanya Ryan saat ia membuka mata dan melihat Luna sudah bisa berdiri bahkan membuat sarapan.

"Ems.."

Ryan segera menarik tangan Luna membuat Luna terjatuh ke dalam pelukannya. "Jadi kita udah bisa....?" bisik Ryan tepat di telinga Luna. Bulu kuduk Luna berdiri. Ia tidak terbiasa dengan perilaku intim seperti itu. Telinganya pun nampak memerah.

"Apaan sih..." dengan cepat Luna bangkit dan memukul lengan Ryan. Ia pun segera bergegas ke kamar mandi.

"Itu kewajiban kamu." seru Ryan yang masih berbaring di kasur empuknya.

"Tsk.." Ryan berdecak saat Luna mengacungkan kepalan tangan ke arahnya. Ia menyenderkan tubuhnya sembari tersenyum kecil. Ia masih tak percaya jika dalam beberapa hari saja ia sudah menikah dengan dua wanita berbeda. Dimana kedua wanita tersebut merupakan teman masa kecilnya.

Ryan menunggu Luna sampai selesai mandi. Kemudian ia menarik Luna ke dalam pelukannya lagi. Kali ini ia harus mendapatkan haknya sebagai seorang suami. Ryan mencium Luna dengan lembut. Luna sempat terkejut dengan tindakan Ryan, namun ia kemudian teringat akan kewajibannya sebagai seorang istri. ia terlena dengan kelembutan Ryan. Sampai akhirnya mereka melaksanakan tugas suami istri di pagi hari yang indah.

Luna sempat mengomel karena dia harus kembali mandi setelah menunaikan kewajibannya. Sedangkan Ryan hanya tersenyum melihat istrinya yang merasa kesal sembari sesekali menggodanya. "Nggak usah ngomel! Tadi aja kamu menikmati." katanya.

"Ish..." Luna kembali merasa kesal karenanya.

Ia lebih memilih untuk segera menuju meja makan. Lebih baik sarapan daripada harus menanggapi suaminya yang membuatnya semakin kesal. Disusul oleh Ryan yang masih saja berusaha menggoda Luna.

Ryan melihat roti lapis di meja dan juga segelas susu. Ia pun tersenyum. "Kamu masih ingat aja kesukaan aku." katanya sembari menggigit roti lapis buatan Luna.

Akan tetapi Luna hanya diam. Ia lebih suka menikmati sarapannya dibanding harus menanggapi pertanyaan suaminya yang pasti akan membuat ia kesal.

"Emm.. Sarapan pagiku enak sekali." ucap Ryan, ia menjilat lidahnya setelah meminum susu. Ia melirik Luna lagi dengan senyuman menggoda.

"Mulai besok aku mau sarapan seperti tadi." imbuhnya.

Baru lah Luna mulai melirik Ryan. Ia sekarang paham apa maksud dari sarapan yang Ryan maksud. "Jangan harap!" kata Luna.

"Kalau kamu nggak takut dosa ya silahkan nolak." kata Ryan dengan santai.

"Ish, nyebelin." Luna lagi-lagi kesal karena ulah Ryan. Ia pun segera bangkit membereskan gelas dan piring di depannya. Kemudian ia segera mencucinya.

Setelah itu Luna segera mengambil tas dan pamit. Ia buru-buru berangkat ke kampus karena tidak mau meladeni kekonyolan suaminya. "Aku mau berangkat."

"Tunggu dulu!" Ryan menghentikan langkah Luna. Ia segera mendekat kemudian memberi Luna sebuah kartu debit.

"Sandinya tanggal pernikahan kita." sebagai seorang suami, Ryan ingin bertanggung jawab dengan memberi Luna nafkah. Lagipula Luna juga telah membantunya mengamankan warisan papanya dari ibu tirinya. Selama ini Ryan tidak percaya jika ibu tirinya itu tulus kepada papanya. Ibu tirinya dulu merupakan pembantu di rumahnya sebelum akhirnya dinikahi oleh papanya setelah mamanya meninggal.

"Terima! Ini hak kamu!" imbuh Ryan.

Luna pun menerima kartu tersebut karena tidak mau melukai harga diri Ryan. Meskipun ia sebenarnya tidak butuh uang tersebut. Dia bisa mencari uang sendiri untuk biaya kehidupannya sehari-hari. Namun Luna akan menyimpan kartu itu karena ia tahu itu adalah bentuk tanggung jawab Ryan sebagai seorang suami.

"Tenang saja, selama menjadi istriku dan kamu menjalankan tugas dengan baik, aku akan bertanggung jawab atas hidup kamu. Juga mungkin saja kamu bisa menebus kesalahan kamu ke kakak kamu." Luna membulatkan matanya.

Kata-kata terakhir Ryan membuat Luna kembali merasa kesal dan bersalah. Luna tidak tahu lagi dengan cara apa ia meyakinkan orang-orang jika dia tidak pernah mencelakai kakak dan mamanya. Kejadian itu murni kecelakaan dan Luna sama sekali tidak tahu menahu.

Luna menatap Ryan dengan kecewa. Sembari tersenyum sinis ia segera meninggalkan tempat tersebut. "Buat apa dijelasin, dimata mereka aku orang yang seperti itu. Udahlah.." gumamnya seorang diri.

Akan tetapi, ternyata Ryan mengejarnya. "Kamu naik apa ke kampus?" tanya Ryan begitu mereka masuk ke dalam lift bersama.

"Bus." jawab Luna singkat.

"Aku anter!" Ryan menarik tangan Luna, membawanya masuk ke dalam mobil.

Di parkiran bawah tanah, Dito sudah menunggu di depan mobil. Setelah melihat Ryan dan Luna, ia segera membukakan pintu untuk mereka berdua. Luna masih menolak ikut ke dalam mobil Ryan. Tapi Ryan terus menarik tangannya sehingga ia terpaksa ikut ke mobil Ryan.

"Anter Luna ke kampusnya!" perintah Ryan.

Dengan segera Dito melajukan mobilnya menuju kampus Luna. Luna sempat meminta supaya mereka berhenti di seberang jalan yang agak jauh dari kampus. Tentu saja permintaan itu langsung ditolak oleh Ryan. "Kamu malu aku anterin? Atau ada hati yang harus kamu jaga?" tanya Ryan.

Luna memutar bola matanya mendengar pertanyaan Ryan. "Katanya pernikahan kita harus disembunyikan?"

Mendengar jawaban Luna itu. Ryan menjadi kesal sendiri. Ia menghela nafas menahan amarahnya. Kemudian menghentikan mobilnya di tempat yang diminta oleh Luna. Dengan segera Luna turun dari mobil dan berlari menuju kampus. Sementara Ryan terus memperhatikan istrinya dari dalam mobil. Ia bahkan hampir keluar dari mobil saat Luna berjalan dengan seorang teman lelaki.

Namun dengan cepat ia sadar. Ia menyadari jika pernikahan itu hanya untuk memenuhi syarat penerimaan warisan dari papanya. "Jalan!" perintahnya.

Terpopuler

Comments

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Tumben MP nya gak detail😄😄

2024-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 3. Bab 3
4 4. Bab 4
5 5. Bab 5
6 6. Bab 6
7 7. Bab 7
8 8. Bab 8
9 9. Bab 9
10 10. Bab 10
11 11. Bab 11
12 12. Bab 12
13 13. Bab 13
14 14. Bab 14
15 15. Bab 15
16 16. Bab 16
17 17. Bab 17
18 18. Bab 18
19 19. Bab 19
20 20. Bab 20
21 21. Bab 21
22 22. Bab 22
23 23. Bab 23
24 24. Bab 24
25 25. Bab 25
26 26. Bab 26
27 27. Bab 27
28 28. Bab 28
29 29. Bab 29
30 30. Bab 30
31 31. Bab 31
32 32. Bab 32
33 33. Bab 33
34 34. Bab 34
35 35. Bab 35
36 36. Bab 36
37 37. Bab 37
38 38. Bab 38
39 39. Bab 39
40 40. Bab 40
41 41. Bab 41
42 42. Bab 42
43 43. Bab 43
44 44. Bab 44
45 45. Bab 45
46 46. Bab 46
47 47. Bab 47
48 48. Bab 48
49 49. Bab 49
50 50. Bab 50
51 51. Bab 51
52 52. Bab 52
53 53. Bab 53
54 54. Bab 54
55 55. Bab 55
56 56. Bab 56
57 57. Bab 57
58 58. Bab 58
59 59. Bab 59
60 60. Bab 60
61 61. Bab 61
62 62. Bab 62
63 63. Bab 63
64 64. Bab 64
65 65. Bab 65
66 66. Bab 66
67 67. Bab 67
68 68. Bab 68
69 69. Bab 69
70 70. Bab 70
71 71. Bab 71
72 72. Bab 72
73 73. Bab 73
74 74. Bab 74
75 75. Bab 75
76 76. Bab 76
77 77. Bab 77
78 78. Bab 78
79 79. Bab 79
80 80. Bab 80
81 81. Bab 81
82 82. Bab 82
83 83. Bab 83
84 84. Bab 84
85 85. Bab 85
86 86. Bab 86
87 87. Bab 87
88 88. Bab 88
89 89. Bab 89
90 90. Bab 90
91 91. Bab 91
92 92. Bab 92
93 93. Bab 93
94 94. Bab 94
95 95. Bab 95
96 96. Bab 96
97 97. Bab 97 (Tamat)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
3. Bab 3
4
4. Bab 4
5
5. Bab 5
6
6. Bab 6
7
7. Bab 7
8
8. Bab 8
9
9. Bab 9
10
10. Bab 10
11
11. Bab 11
12
12. Bab 12
13
13. Bab 13
14
14. Bab 14
15
15. Bab 15
16
16. Bab 16
17
17. Bab 17
18
18. Bab 18
19
19. Bab 19
20
20. Bab 20
21
21. Bab 21
22
22. Bab 22
23
23. Bab 23
24
24. Bab 24
25
25. Bab 25
26
26. Bab 26
27
27. Bab 27
28
28. Bab 28
29
29. Bab 29
30
30. Bab 30
31
31. Bab 31
32
32. Bab 32
33
33. Bab 33
34
34. Bab 34
35
35. Bab 35
36
36. Bab 36
37
37. Bab 37
38
38. Bab 38
39
39. Bab 39
40
40. Bab 40
41
41. Bab 41
42
42. Bab 42
43
43. Bab 43
44
44. Bab 44
45
45. Bab 45
46
46. Bab 46
47
47. Bab 47
48
48. Bab 48
49
49. Bab 49
50
50. Bab 50
51
51. Bab 51
52
52. Bab 52
53
53. Bab 53
54
54. Bab 54
55
55. Bab 55
56
56. Bab 56
57
57. Bab 57
58
58. Bab 58
59
59. Bab 59
60
60. Bab 60
61
61. Bab 61
62
62. Bab 62
63
63. Bab 63
64
64. Bab 64
65
65. Bab 65
66
66. Bab 66
67
67. Bab 67
68
68. Bab 68
69
69. Bab 69
70
70. Bab 70
71
71. Bab 71
72
72. Bab 72
73
73. Bab 73
74
74. Bab 74
75
75. Bab 75
76
76. Bab 76
77
77. Bab 77
78
78. Bab 78
79
79. Bab 79
80
80. Bab 80
81
81. Bab 81
82
82. Bab 82
83
83. Bab 83
84
84. Bab 84
85
85. Bab 85
86
86. Bab 86
87
87. Bab 87
88
88. Bab 88
89
89. Bab 89
90
90. Bab 90
91
91. Bab 91
92
92. Bab 92
93
93. Bab 93
94
94. Bab 94
95
95. Bab 95
96
96. Bab 96
97
97. Bab 97 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!