Zeva yang akhirnya sampai keruang tamu dan melihat Zavier yang masih tertidur. Lalu Zeva tidak peduli yang langsung menuju kamar untuk melihat kakaknya dan saat membuka kamar kakaknya sudah tidak ada.
"Kak Rora belum ada di Villa," ucap Zeva panik.
"Kemana kak Rora," ucapnya khawatir dengan sang kakak yang akhirnya membuat Zeva keluar dari kamar. Zeva yang semakin panik yang langsung kembali berlari yang menghampiri Zavier yang tertidur di sofa.
"Kak Zavier bangun! Kak Zavier!" Zeva menggoyang-goyangkan tubuh Zavier dengan kuat agar Zavier terbangun.
"Hmmm, apa sih!" Zavier hanya meracau yang sangat kesal di bangunkan. Karena matanya begitu berat yang masih mengantuk.
"Kak ayo bangun!"
"Bangun kak!" Zeva dengan kuat yang menggoyangkan tubuh Zavier.
"Mau ngapain bangun-bangunkan aku, ngantuk tau," ucap Zavier yang kesal yang masih saja tidur.
"Kak bangunlah!"
"Kakak jangan seperti ini. Ayo bangun!"
"Kak kita harus cari kak Rora. Kak Rora sejak tadi tidak di temukan. Kak cepat kita cari kak Rora," ucap Zeva.
Nama Rora disebutkan yang tidak ditemukan membuat mata Zavier melotot dengan wajah kagetnya yang langsung terbangun.
"Kamu bilang apa barusan?" tanya Zavier yang langsung duduk dan dengan cepat rasa kantuknya langsung hilang.
"Kak Rora. Kak Rora tidak ada tempat party dan juga tidak di kamar," jawab Zeva.
"Apa partynya sudah selesai?" tanya Zavier.
"Aku juga tidak tahu kapan selesainya dan saat aku melihat ke sana kak Rora sudah tidak ada di sana," jelas Zeva.
"Kemana dia?" tanya Zavier.
"Jika aku tahu. Aku tidak akan membangunkan kakak seperti ini," jawab Zeva jadi kesal.
"Ya sudah sebaiknya sekarang kita cek kesana," ucap Zavier yang langsung berdiri dan Zeva pun mengikut. Zavier juga pasti panik. Karena tanggung jawab sepupunya ada di tangannya.
Keduanya akhirnya sama-sama melihat kembali ke tempat lokasi party yang ingin mengetahui apakah ada Rora dan tidak di sana sampai akhirnya mereka sampai ketempat lokasi party.
Zavier yang melihat tempat itu yang terlihat berantakan, botol minuman yang berserakan dan juga banyak yang tepat. Bryan kekasih Rora juga terlihat tepat sama dengan Marko dan teman-temannya, Cindy dan Tiara, Reval dan anak-anak yang lainnya.
"Kalian sampai minum-minum?" tanya Zavier yang kaget dengan wajahnya yang tampak frustasi seperti ada yang di lewatkannya.
"Aku tidak tahu dan itu semua teman-teman kak Rora yang melakukannya, aku tadi hanya sebentar berada di tempat ini dan langsung kembali ke kamar," ucap Zeva.
"Aisss jadi di mana Rora," ucap Zavier mengacak rambutnya frustasi yang memang tidak melihat sepupunya itu.
"Rora kamu benar-benar sangat merepotkan. Kamu di mana coba. Kenapa tidak ada di sini," ucap Zavier kesal.
Zeva juga semakin panik dan sudah jam berapa. Dia tetap tidak menemukan sang kakak yang seharusnya dapat di temukannya.
"Woy bangun, woy bangun!" Zavier langsung membangunkan orang-orang yang ada di tempat tersebut dengan suaranya yang keras dan juga sampai memukul-mukul pria-pria yang ada di sana agar terbangun yang akhirnya membangunkan semuanya.
"Bangun-bangun!" titah Zavier yang memukul-mukul kuat pria di sana yang masih saja bangkong.
"Apa sih!" sahut Marko yang masih mengantuk dengan memijat kepalanya.
"Kalian ini bisa-bisanya molor di sini. Kalian tahu tidak. Jika salah satu teman kalian tidak ada di sini," tegas Zavier dengan sentakan yang kuat.
"Ayo cepat bangun jangan molor saja. Woy!" tegas Zavier dengan emosi.
Satu persatu akhirnya duduk yang memijat kepala mereka yang masih sangat berat dan membuka mata mereka yang kelihatan sangat berat.
"Bangun-bangun!" tegas Zavier.
"Memang ini jam berapa?" tanya Tiara yang juga masih ngantuk.
"Tidak tahu jam berapa. Salah satu teman kalian tidak ada di sini. Apa kalian sadar?" tanya Zavier dengan emosi.
"Siapa yang tidak ada?" tahta Reval yang memakai kaca matanya.
"Di mana Rora?" tanya Zavier.
"Rora," sahut Bryan yang melihat di sekitarnya dan memang tidak menemukan Rora di sana.
"Rora di mana?" tanya Bryan balik.
"Malah bertanya lagi. Kalau aku tahu aku tidak mungkin bertanya pada kalian," tegas Zavier yang semakin kesal.
"Kak Rora sejak tadi tidak ada. Aku juga sudah mencarinya keluar dan tidak menemukannya," sahut Zeva.
"Lalu Steffie mana?" tiba-tiba Cindy baru menyadari jika salah satu temannya yang punya pesta juga tidak ada di sana.
"Steffie!" sahut Tiara yang juga melihat di sekitarnya dan tidak melihat Steffie maupun Rora.
"Iya Steffie di mana?" tanya Reval.
"Arghhh sudah-sudah. Kalian ini jangan saling bertanya seperti orang goblok, mending sekarang kalian bangun dan kita cari mereka. Kalian yang party aku yang repot dan apa-apaan ini pakai minum-minum segala. Kalian ini benar-benar sudah melewati batas," ucap Zavier kesal.
"Dia yang mulai?" Bryan langsung menunjuk Marko yang masih mengumpulkan nyawanya sejak tadi.
"Sudahlah sekarang sebaiknya kita langsung saja mencari Rora dan Steffie," sahut Tiara yang lain setuju dan langsung berdiri untuk mencari teman mereka yang tidak ditemukan.
Walau mereka masih ngantuk dan belum sepenuhnya bertenaga. Mereka berusaha untuk mencari teman mereka.
********
Zavier, Zeva, Tiara, Cindy, Reval, Bryan, Marko, Yoga yang langsung mencari keberadaan Steffie dan Rora dengan semuanya yang mencari ke arah pantai dengan suasana yang masih gelap. Namun sudah tidak terlalu gelap. Karena sudah jam 5 pagi.
"Rora!"
"Steffie!"
"Rora!"
"Steffie!"
"Kak Rora!"
"Kakak di mana!"
"Rora!"
"Steffie!"
Semua orang berteriak-teriak memanggil nama Rora dan Steffie. Semuanya yang panik dan sudah berpencar mencari kesana kemari yang tidak menemukan Rora dan Steffie. Setelah berpencar mereka kembali berkumpul di pinggir pantai.
"Bagaimana?" tanya Zavier.
"Tidak ada petunjuk," jawab Bryan dengan panik yang juga sudah keringatan yang mencari Steffie sejak tadi dan tidak ketemu.
"Kami juga sebelumnya mencari di sekitar Villa. Rora dan Steffie tidak ditemukan sama sekali," sahut Tiara dengan nafasnya yang putus-putus yang terlihat lelah. Yang lain juga kebingungan.
"Mayat! Ada Mayat!" tiba-tiba terdengar suara seorang pria.
"Suara apa itu?" tanya Reval
"Dari sana!" tunjuk Marko dan mereka langsung buru-buru menghampiri suara tersebut dengan berlari kencang.
Ada seorang pelayan yang berteriak dan di kerumuni sekitar beberapa orang yang datang karena suara teriakannya.
"Pak ada apa pak?" tanya Zavier pada nelayan yang baru selesai melihat keramaian.
"Ada Mayat wanita di sana yang di temukan nelayan," jawab pria tersebut.
"Mayat!" Zeva yang merasa ada sesuatu merasa tidak enak dan langsung berlari melihat orang yang di maksud nelayan tersebut.
"Zeva!" panggil Zavier dan yang lainnya menyusul.
Mereka pun menghampiri kerumunan untuk melihat siapa wanita yang dimaksud dan betapa terkejutnya saat mereka melihat wanita yang tergeletak yang ternyata adalah Steffie.
Mata mereka melotot dengan mulut menganga yang menutup mulutnya. Steffie yang masih dengan pakaian seksi yang yang tergelatak dengan perutnya yang tertancap kayu.
"Steffie!" lirih Tiara dan Cindy sampai mereka bergetar saat melihat Steffie.
"Ayo hubungi Polisi! dia sudah meninggal," ucap nelayan tersebut. Teman-teman Steffie masih terlihat sangat shock melihat wanita itu memang benar-benar adalah Steffie.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments