Zeva yang tadinya tidak berniat untuk mengikuti party. Mau tidak mau Zeva harus ketaman belakang Villa dengan Zeva yang menggunakan dress sepanjang bawah lututnya yang di padukan dengan bleazer lengan panjang berbahan rajut. Zeva terpaksa harus datang ketempat party tersebut.
Hanya Zeva yang memakai pakaian yang normal di tempat tersebut. Yang lain memakai pakaian sesuka mereka yang terbuka yang mengikuti cara-cara orang bule berpakaian. Bahkan ada yang hanya menggunakan bekini yang di padukan dengan rok yang di lilit yang menunjukkan belahan paha mereka.
Zeva sudah sangat malas ketempat itu yang terdengar sangat berisik dan sejak tadi kepalanya berkeliling yang mencari-cari sesuatu. Siapa lagi yang di carinya jika bukan kakaknya yang tidak ada di lokasi tersebut.
"Di mana kak Rora!" batinnya yang terus melihat kesekitarnya dengan teliti mencari kakaknya.
"Zeva!" tegur Reval yang melihat Zeva seperti orang bingung.
"Kak Reval," sahut Zeva.
"Kamu kenapa?" tanya Reval.
"Kamu kenapa bingung seperti itu?" tanya Reval lagi.
"Tidak apa-apa kak. Aku hanya mencari-cari kak Rora. Tetapi aku tidak melihatnya ada di sini," jawab Zeva.
"Kemana ya kira-kira. Apa kakak melihatnya?" tanya Zeva.
"Tadi aku melihat Rora keluar sebentar, mungkin saja ketoilet, kamu tunggu saja sebentar, nanti juga pasti datang," ucap Reval.
"Begitu rupanya," sahut Zeva.
"Iya. Kamu tunggu saja sebaiknya," saran Reval.
"Iya kak," sahut Zeva dengan mengangguk.
"Ayo duduk di sana!" tunjuk Reval.
Zeva mengangguk dan mereka duduk di salah satu kursi yang ada di lokasi Party dan mereka hanya diam dengan Zeva yang masih mencari-cari Rora.
Di tengah pesta itu tiba-tiba Marko datang bersama 3 temannya yang membawa beberapa botol minuman beralkohol.
"Teman-teman tidak akan lengkap party. Jika tidak minum," sahut Marko dengan sumringahnya.
"Wau!" sahut anak-anak yang bersorak Happy yang melihat ada tambahan dalam acara party tersebut.
"Kita minum-minum sampai pagi, sampai teller," sahut Marko yang memimpin party dan mengajak teman-temannya untuk menikmati minuman beralkohol tersebut.
"Let's go," sahut beberapa orang yang tidak keberatan dan langsung mengerumuni minuman beralkohol tersebut yang ingin menikmati.
"Steffie kok jadi ada minuman alkohol?" tanya Cindy dengan wajah bingungnya.
"I don't know!" jawab Steffie dengan mengangkat kedua bahunya.
"Nggak bahaya minum-minum. Bagaimana kalau nanti kita di razia dan orang tua kamu apa tidak marah," sahut Tiara yang juga khawatir.
"Udahlah biarin aja. Itu pasti Marko yang berulah. Malam ini party ulang tahunku. Jadi kita nikmati saja semuanya. Lagi pula bukan aku yang melakukannya dan aku tidak melanggar syarat dari orang tuaku. Jadi Marko yang membawa alkohol itu," sahut Stefie yang masa bodo. Karena dia hanya ingin senang-senang dalam partynya.
Cindy dan Tiara hanya menghela nafas dan mereka juga tidak peduli dan hanya membiarkan saja siapa yang ingin minum.
Suara musik yang semakin kencang dengan semuanya yang menari-nari sembari minum-minum dan termasuk Marko yang sudah berjoget-joget dengan mengangkat gelasnya.
Pandangan Marko yang melihat ke arah Zeva yang sendirian dan tidak tahu di mana Reval yang sejak tadi bersamanya. Marko terlihat berbisik-bisik pada temannya dan mereka tersenyum miring dengan mengangguk-angguk. Lalu Marko menghampiri Zeva.
"Issss kak Rora di mana sih," ucap Zeva kesal yang langsung berdiri.
"Eitsss Zeva mau kemana!" Marko langsung menghalangi langkah Zeva.
"Apaan sih!" sahut Zeva yang mengipas-ngipas hidungnya yang merasakan bau aneh dari pria yang berada di dekatnya itu.
"Kamu minum dulu. Ini khusus untuk kamu," ucap Marko yang menyodorkan Zeva minum.
"Aku nggak mau," sahut Zeva yang menolak dengan menepiskan tangannya.
"Jangan menolak coba aja ini enak tahu," lanjut Marko lagi.
"Aku bilang nggak mau," sahut Zeva yang tetap menolak.
"Udah Zeva cobain aja," 2 teman Marko ikut-ikutan dan memaksa Zeva untuk minum.
"Nggak! Kalian ini apa-apaan sih!" kesal Zeva yang memberontak saat menghadapi 3 pria setengah mabuk itu.
Di tengah kejadian itu. Akhirnya Rora dan Bryan yang sudah tiba di tempat party dan Rora yang melihat adiknya di paksa minum membuatnya kaget.
"Marko!" kesal Rora yang langsung menghampiri Marko dan juga teman-temannya.
"Rora!" panggil Bryan yang tidak bisa menghentikan Rora.
"Kalian ini apa-apaan sih!" kesal Rora dengan emosi yang yang langsung menjauhkan orang-orang tersebut dari adiknya.
"Hanya memberi sedikit saja Rora. Sebagai tamu kehormatan kita," ucap Marko.
"Gila lo ya. Jangan berani-beraninya kau mengganggu Zeva," tegas Rora yang menunjuk tepat di wajah Marko.
"Kalau begitu kamu saja yang minum!" Marko yang ingin menyodorkan pada Rora sebagai gantinya. Namun Rora langsung menepis tangan Marco yang mengambil gelas tersebut dan menyiramnya ke wajah Marko.
Marko kaget dengan mulutnya yang menganga mendapatkan siraman dari Rora.
"Rora kau!" geram Marko dengan nafasnya naik turun.
"Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak kurang ajar!" tegas Rora.
Marko menjilat bekas alkohol di wajahnya dengan menyunggingkan senyumnya dan mendekati Rora.
"Kau benar-benar berani!" kesal Marko yang setengah mabuk yang ingin menerkam Rora
Namun dadanya di dorong yang membuatnya menjauh sedikit. Siapa lagi jika bukan Bryan.
"Ayo Rora!" ajak Bryan yang menarik tangan Rora dan Rora membawa Zeva pergi bersamanya.
"Sial kau Rora!" kesal Marko saat tiga orang itu berhasil pergi dari hadapan.
"Bos kau tidak apa-apa!" ucap salah seorang pria.
"Tidak apa-apa bagaimana. Lihat aku seperti ini," kesal Marko emosi. Hanya Rora wanita di sekolahan yang berani padanya.
Rora menarik tangan Zeva yang menjauhi Marko.
"Kak sudahlah kita sebaiknya kembali kekamar dan sudahi semuanya. Lihat party ini sudah menjadi-jadi," ucap Zeva yang sudah muak berada di tempat itu.
"Zeva pestanya belum di mulai dan kamu sudah main pergi saja. Kamu saja yang ke kamar dan kamu tenanglah ada Bryan yang menjagaku. Jadi semuanya akan aman," ucap Rora.
"Tapi kak!" sahut Zeva yang tiba-tiba memegang kepalanya yang terasa sakit tiba-tiba.
"Udah nggak usah tapi- tapi. Kamu jangan hanya memikirkan kakak saja. Kamu juga pikirin diri kamu," ucap Rora.
"Ayo sayang!" Rora mengajak kekasihnya untuk bergabung bergoyang heboh dan Zeva hanya menghela nafas yang tidak bisa menghentikan sang kakak dan apa lagi kepalanya yang tiba-tiba sakit.
Mungkin saja minuman yang tadi di berikan Marko sempat di minumnya.
Zeva pun pergi meninggalkan tempat itu yang tidak mengawasi Rora karena kepalanya yang sakit dan berencana untuk memanggil Zavier kembali.
Malam semakin larut pesta semakin menggila yang di temani alkohol. Sekarang Rora bahkan di kelilingi Marko dan 2 temannya yang bergantian memaksa Rora minum dan Rora yang kewalahan yang sejak tadi di sodorkan minuman. Bahkan Rora setengah mabuk dan sama dengan Bryan yang juga sudah mabuk yang duduk di sofa
Pawangnya Rora sudah hampir tumbang. Makanya Marko dan temannya bisa mengerjai Rora.
"Arggg sudah cukup!" Rora yang berusaha untuk menghentikan.
"Lanjut Rora! Ini enak sekali," sahut Marko memaksa kembali dengan mencekoki alkohol lagi.
"Aku mau kekamar!" sahut Rora yang akhirnya berhasil kabur dari Marko dan teman-teman yang juga sudah mabuk parah.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments