"Di Bali!" pekik Arga. Akhirnya istrinya menceritakan kepada suaminya tentang permintaan Putri pertama mereka.
"Iya sayang. Jadi teman dekat Rora akan mengadakan perayaan ulang tahun di Bali. Jadi Rora pengen ikut untuk perayaan teman-temannya itu," ucap Risya dengan lembut.
"Tapi itu tidak mungkin. Mana mungkin mereka pergi tanpa ada pengawasan guru dan itu hanya acara ulang tahun saja," sahut Arga memang pasti tidak akan mengizinkan putrinya pergi tanpa pengawasan yang ketat.
"Itu bukan acara sekolah sayang dan mana mungkin ada pengawasan guru. Tetapi mungkin ada pengawasan orang tua dari Steffie. Karena itu juga perayaan ulang tahun Steffie dan pasti orang tuanya tidak mungkin tidak ikut. Jadi orang tua Steffie cukup mengawasi anak-anak yang ikut acara party itu," ucap Risya.
"Jadi maksud kamu kita berdua akan mengizinkan anak kita untuk pergi ke sana?" tanya Arga.
"Dia sangat ingin pergi dan Rora tidak pernah meminta sampai seperti ini. Sayang Rora maupun Zeva tidak pernah mengecewakan kita sebagai orang tua. Mereka anak yang berprestasi dan selalu menuruti apa yang kita katakan. Rora sebentar lagi akan lulus SMA dan akan masuk dunia kedokteran. Pendidikannya selanjutnya akan membuat dia semakin sibuk dan akan belajar lebih banyak dari sebelumnya,"
"Sayang aku juga berat untuk mengizinkan anak kita pergi. Tetapi aku kasihan pada Rora dan Apa salahnya jika kita sebagai orang tua memberikan izin untuknya. Dia juga butuh refreshing karena selama ini hanya sekolah dan belajar di rumah saja. Anak kita juga butuh waktu untuk mencerna kan otaknya," ucap Risya. Biasanya memang seorang ibu lebih paham dan mengerti dengan apa yang dirasakan putrinya.
"Tapi aku tidak mungkin melepas Rora pergi sendiri tanpa pengawasan siapa-siapa," sahut Arga yang memang past akan khawatir dan pikirannya pasti tidak tenang.
"Sayang anak-anak sudah dewasa dan aku yakin mereka bisa jaga diri dan lagian hanya 2 hari saja dan setelah itu mereka juga akan pulang. Sekalian Rora juga butuh reflesing. Karena sebentar lagi Rora akan menghadap banyak ujian," ucap Risya yang membujuk suaminya. Namun Arga sudah tidak yakin sama sekali dengan mengijinkan anaknya pergi tanpa pengawasan.
Arga menghela nafas dan tampak berpikir yang tidak tahu apa yang akan di lakukannya atas apa yang di bicarakan istrinya.
********
Rora berdiri di depan pintu yang menuju kolam renang dan yang melihat Arga dari kejauhan yang bersantai duduk di diatas kursi yang menikmatinya kopi sembari melihat-lihat ponselnya yang mungkin mengecek pekerjaannya.
Rora menghela nafas yang sepertinya sangat gugup dengan sesuatu yang ingin di lakukannya dan Rora pun menghampiri Arga.
"Pah!" ucap Rora yang memeluk sang papa dari belakang dengan tangannya yang berada di leher Arga yang bermanja pada sang papa.
"Ada apa ini sayang?" tanya Arga heran.
"Memang tidak boleh Rora seperti ini," ucap Rora yang memang begitu manja.
"Tapi pasti ada maunya kan?" tebak Arga. Rora menghela nafas dan duduk di samping Arga.
Rora menganggukkan kepalanya dengan wajah manyunnya.
"Apa tidak boleh selama duduk di bangku SMA sekali saja Roro menghadiri acara ulang tahun teman Rora. Hanya sekali sana," ucap Rora yang langsung to the point. Sesuai dengan apa yang dikatakan istrinya tadi malam saat membicarakan hal tersebut dan ternyata Rora memberanikan diri untuk meminta izin.
Wajah Arga sudah terlihat datar yang tidak bada tanda-tanda untuk memberikan izin Rora untuk pergi
"Pah. Apa salahnya. Rora hanya ingin sekali saja. Lagian setelah itu juga akan ada olimpiade fisika terakhir. Bagaimana Rora bisa bisa fokus dan semangat. Jika papa saja tidak memberikan Rora waktu reflesing," ucap Rora mengeluh.
"Kalian masih ada libur semester. Jadi nanti kita bisa liburan ke Luar Negeri. Papa dan mama akan bawa kamu sama Zeva berlibur di Luar Negri. Jadi tidak perlu ke Bali," ucap Arga yang ternyata tidak memberikan izin juga.
"Liburan bersama keluarga sudah sering kita lakukan pah. Tetapi Liburan bersama teman-teman Rora tidak pernah dan Rora juga tidak memiliki foto-foto saat bersama. Jadi Rora hanya ingin liburan saja pah!" ucap Rora.
"Pah. Apa papa tidak percaya pada Rora. Rora tidak akan aneh-aneh. Papa harus percaya pada Rora. Apa selama ini Rora pernah membantah perintah papa, mengecewakan papa. Tidak kan pah," ucap Rora yang membuat Arga terdiam.
"Pah. Please sekali ini saja pah. Rora hanya minta ini saja pada papa dan bukan yang lain. Rora janji tidak akan mengecewakan papa dan mama," bujuk Rora lagi.
"Baiklah!" sahut Arga.
"Baik apa?" tanya Rora memastikan. Namun ini kabar yang baik baginya.
"Papa akan mengijinkan kamu pergi. Tetapi dengan 1 Syarat," ucap Arga
"Syarat apa?" tanya Rora yang masih belum sepenuhnya bisa senang.
"Zavier harus menemani kamu. Dia akan mengawasi kamu dan juga Zeva yang akan ikut," ucap Arga.
"Pah tapi Zeva tidak mau ikut dan Zavier juga belum tentu bisa ikut. Karena itu kan acara teman 1 sekolah Rora dan Zavier bukan teman 1 sekolah Rora," ucap Rora yang merasa syarat papanya sangat sulit sekali
"Jika tidak bisa memenuhi syarat itu maka jangan pergi. Karena Papa tidak akan membiarkan kamu pergi sendirian dan Papa juga tidak akan membiarkan kamu pergi hanya berdua dengan Zeva. Jadi Zavier harus mengawasi kalian berdua," tegas Arga yang harus melibatkan anak dari sepupu istrinya. Anak Vio dan Samuel. Hal itu membuat Rora menghela nafas.
Mendapatkan izin yang begitu sulit dari sang papa. Namun ternyata ada lagi hal lebih sulit setelah mendapatkan izin dan memang pasti Zeva tidak akan mau mengikuti acara seperti itu dan kalau Zavier dia bisa menggunakan sang mama untuk membantunya.
********
"Zeva pulang!" sahut Zeva baru pulang dari latihan berenang dan langsung menghampiri sang Mama yang berada di dapur. Zeva mencium punggung tangan sang mama.
"Kamu langsung makan ya," ucap Risya yang sudah menyiapkan makan siang.
"Iya mah," sahut Zeva yang langsung duduk di meja makan dan Zeva mulai makan dengan Risya yang terlihat menyiapkan minum Zeva
"Sayang. Kamu tahu tidak. Kalau papa kamu memberi izin untuk kakak kamu pergi ke Bali!" ucap Risya.
"Oh iya benarkah!" sahut Zeva dengan santai sembari mengunyah makanannya.
"Iya sayang," sahut Risya.
"Tumben," sahut Zeva.
"Papa mengizinkan Rora pergi ke Bali dengan syarat di temani Zavier untuk mengawasi kamu dan Rora dan kamu juga harus ikut menjaga kakak kamu," ucap Risya.
"Kenapa aku. Bukannya aku sudah mengatakan. Jika aku tidak mau pergi," sahut Zeva.
"Hmmmm, sayang kakak kamu sudah sangat berusaha meminta izin pada papa kamu dengan segala cara yang dilakukannya. Dia mengatakan papa mempersulitnya dan akan mudah. Jika kamu ikut sama kakak kamu," ucap Risya.
"Zeva nggak mau mah untuk ikut acara seperti itu. Lagi pula teman-teman Zeva juga tidak ada yang ikut. Karena itu acara teman 1 kelas kak Rora dan Zeva juga akan asing di sana," ucap Zeva yang memang memiliki sifat yang kurang suka bergaul.
"Tapikan ada Zavier!" ucap Risya.
"Kak Zavier juga akan sibuk dengan gamenya. Pokoknya Zeva tidak mau ikut," ucap Zeva menegaskan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments