Berangkat

Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. tinggal menghitung hari Prita akan bekerja di bogor. Saat ini Prita sedang memasukan barang-barang ke dalam tas ransel.

Tadinya mama menyuruh membawa koper, aku pikir lagi untuk apa membawa koper. sedangkan seminggu sekali dia akan pulang dan membawa pakaiannya kembali.

Aku belum memikirkan bagaimana tinggal disana. Apakah akan sama saat di kontrakan dulu setiap pulang kerja mencuci pakaian, atau di tumpuk aja baju kotornya selama seminggu lalu dimasukkan ke laundry.

Kalau memang memungkinkan untuk mencuci malam tidak masalah juga buat ku.

"Nak, jangan lupa bawa selimut" ucap mama mengingatkan

"Sudah masuk, mah. Aku gabung sama mukena dan sajadah" jawab ku

"Mau bawa perbekalan apalagi?" tanya mama

"Aku mau bawa stok mie aja atau pop mie, mah. Lagi pula kesepakatan nya aku dapat makan 2x, entah makanan matang atau berupa uang kemarin aku lupa bertanya akan hal itu" jawab ku

"Mama ungkep ayam, mau dibawa nggak?" tanya mama

"Aduh repot mah, aku belum tau kondisi disana seperti apa. Ada kompor atau tidak, terlebih kulkas buat nyimpan makanan" jawab ku

"Kalau terbatas begitu lebih baik kost aja, cari kost putri. Nanti mama bawa kan kulkas mini" ucap mama

"Belum terpikirkan mama ku sayang, sabar ya. Minimal sebulan aku beradaptasi dulu disana" jawab ku

"Baiklah, mama tunggu info dari mu aja" ucap mama pasrah

"Doain Prita terus ya, supaya selalu sehat dan kuat" jawab ku tersenyum

"Orangtua pasti mendoakan anak-anak nya yang terbaik, cuma mama masih berat melepasmu" ucap mama sedih

"Ih jangan sedih, kapan-kapan Prita ajak mama untuk melihat kondisi di bogor. Sekalian main aja" jawab ku memeluk mama dari samping

"Ingat ya pesan mama, sesibuk apapun kamu utama kan shalat. Walaupun terpepet waktu yang penting shalat. Sebisa mungkin sih saat adzan berkumandang kamu bergegas mengambil wudhu" tutur mama

"Inshaallah mah, akan selalu Prita ingat" jawab ku

"Kapan berangkatnya?" tanya mama merapihkan pakaian ku ke dalam lemari

"Inshaallah lusa aku berangkat, jalan habis subuh. Jadi sampai bogor kurang lebih jam 8" jawab ku

"Satu lagi, buka setiap hari Al-Qur'an mu. Pegang hp berjam-jam bisa. Masa pegang Al-Qur'an berapa menit aja males" tegur mama. Aku hanya bisa nyengir aja. Memang aku sering lalai dalam agama, aku pun nggak terlalu pandai dalam membaca Al-Qur'an. Minimal aku bisa sedikit.

"Kira-kira bawa Al-Qur'an yang mana ya, mah" tanya ku

"Jangan yang terlalu besar, setidaknya bisa kamu bawa setiap saat" jawab mama

"Masa di kereta sambil baca Al-Qur'an, mah" ucap ku

"Ya nggak masalah, memang ada larangan. Yang penting tidak mengganggu ketenangan orang lain" jawab mama

"Nanti dikira sombong dan sok alim. Di hp ada kok Al Qur'an digital" ucap ku cemberut

"Banyak orang menyimpan Al Qur'an digital, tapi masih sering buka situs-situs aneh. Kamu kalau memang punya aplikasi Al-Qur'an dihp, sebisa mungkin jangan pernah membawa hp ku kedalam toilet. Toilet itu tempat kotor penuh dengan na*jis." jawab mama kembali mengingatkan ku

"Terima kasih mama selalu mengingatkan ku masalah ibadah, Al Qur'an, dan toilet" ucap ku tersenyum

"Jadilah wanita yang bersih, apabila kamu malas mandi, setidaknya bersihkan area-area yang memang harus dibersihkan" tutur mama

"Mama ku the best banget deh" ucap ku mencium pipi mama

Tidak lama papa pun masuk ke dalam kamar ku.

"Udah semua?" tanya papa

"Beres, pah." jawab ku tersenyum

"Laptop dibawa aja, supaya kamu nggak bosan disana" ucap papa

"Ini udah aku masukan ke dalam tas" jawab ku memperlihatkan tas ransel laptop

"Hari ini kita makan diluar ya, mumpung kumpul lagi. Arya akan sibuk dengan toko baru nya yang akan dibantu oleh Aldo. Prita juga sibuk dengan pekerjaan baru, kapan lagi kita makan diluar" ucap papa

"Prita kan berangkat lusa, makan-makan nya besok aja sekalian kita ajak karyawan di toko. Biar mereka semangat kerja nya" jawab mama

"Ide yang bagus, mah. Bagaimana nak" ucap papa bertanya pada ku

"Aku setuju aja, lagian kan selama ini kita kalau makan bersama dengan karyawan ditoko saat bulan puasa doang, hahaha" jawab ku tertawa

"Ya mau bagaimana lagi, keterbatasan mama hanya bisa setahun sekali ngajak mereka makan" ucap mama

"Nggak apa-apa, mah. Yang penting kan masih bisa membagi rezeki lebih" jawab papa

"Bener kata papa, yang penting juga kita paham kewajiban kita sama mereka" sahut Arya

"Udah pulang kamu" ucap papa pada Arya

"Ya ampun, pah. Arya udah disini berarti udah pulang dong. ngapain sih pada ngumpul dikamar si uprit" sahut Arya

"Sirik aja jadi Abang" timpal ku

Sesuai rencana, keluarga ku mengajak karyawan toko untuk makan bersama. Keesokan hari nya aku berangkat ke bogor diantar papa dan mama sampai stasiun kota.

Aku berangkat sore hari sekitar pukul 16.00 wib dari stasiun jakarta kota. Kemungkinan akan tiba di kantor menjelang maghrib.

"Hati-hati dijalan, jaga diri dan jaga ibadah ya" ucap mama mencium ku

"Siap mama sayang, papa hati-hati ya nyetirnya" jawab ku

"Kabari jika kamu udah sampai bogor, nanti papa akan videocall kamu" ucap papa

"Jika maghrib kamu belum sampai, berhenti aja di salah satu stasiun untuk shalat ya. Jangan menunda ibadah karena kematian kita nggak bisa menunda nya" tutur mama

"Semoga sebelum maghrib udah sampai kantor" jawab ku

"Ya sudah sana masuk, nanti semakin sore berangkatnya, belum nunggu kereta datang" ucap papa

Aku kembali berpamitan sama papa dan mama, walaupun terasa berat aku berusaha tenang agar mama tidak cemas melihat ku.

Sebenarnya aku ingin seperti orang pada umumnya bekerja pagi, sorenya pulang kerumah menikmati masakan orangtua setiap saat. Tapi apa daya mungkin saat ini aku belum bisa melakukan itu semua.

Kereta sore hari sangat padat, bahkan aku sulit mendapatkan tempat duduk. Entah mereka memang lelah atau memang sengaja agar tidak diganggu saat tidur setelah dapat bangku langsung memejamkan mata.

Aku tadinya duduk, tapi saat di stasiun Gondangdia terpaksa berdiri karena ada ibu membawa anak. Penumpang lain seolah tidak melihat ibu dan anak tersebut.

Mereka sibuk memain kan ponsel masing-masing dan tertidur nyenyak tanpa memikir masih banyak yang naik kereta.

Dari Gondangdia hingga Citayam aku baru bisa duduk padahal stasiun bogor hanya tiga stasiun lagi.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

benar sekali sesibuk apapun.. sesantai aoapun juga kita.. jangan pernah leha melupakan Ibadah, mengaji dan menjaga kebersihan. hal ringan tapi sangat wajib dan penting!

apalgi juga harus bisa menjaga etika sopan santun ditempat baru dimanapun berada. jangan sembarangan bicara, ketawa/bercanda.

2024-06-20

0

Nona M 𝓐𝔂⃝❥

Nona M 𝓐𝔂⃝❥

semangat Prita....belajar mandiri

2024-06-06

1

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

JANGAN MENUNDA IBADAH KARENA KEMATIAN KITA GAK BISA MENUNDANYA.. aq suka banget baca ini.. TERIMAKASIH SUDAH DIINGATKAN

2024-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Awalan
2 Dua Bulan
3 Awal Mula Melihat Tak Kasat Mata
4 Kumpul
5 Menceritakan
6 Ada Masalah
7 Kebenaran
8 Kegabutan
9 Pulang
10 Rumah Prita
11 Mimpi Tapi Nyata?
12 Keseharian
13 Susahnya Mencari Kerja
14 Cerita
15 Bogor
16 Kesepakatan
17 Males
18 Berangkat
19 Hari Pertama Bogor
20 Ghibah Pagi
21 Debat
22 Mengabaikan Pak Andi
23 Alasan Bu Zahra Ke Rumah Tante
24 Kembali Ke Bogor
25 Hantu Anak Kecil Berujung Gibah
26 Diskusi Posisi Ruang Kerja
27 GAMBARAN RUMAH BU ZAHRA
28 Hal Aneh Yang Dialami Bu Zahra
29 Merapihkan Ruangan
30 Persiapan Pulang
31 Suara Di Kamar Utama Yang Terbengkalai
32 Hujan Menghambat Pulang
33 Berhasil Ke Stasiun
34 Kejadian Pertama
35 Menyerupai Prita
36 Rumah Pak Abib
37 Kesurupan
38 Candaan Anak Pungut
39 Pak Andi Muncul
40 Memanfaatkan
41 Bu Zahra Nginap
42 Ratna Celaka
43 Kejadian Sama Dirumah Pak Andi
44 Melihat Pocong
45 Terulang Lagi
46 Tenang
47 Kenyataan 1
48 Kenyataan 2
49 Kondisi Pak Andi
50 Pertikaian Keluarga
51 Teman SMA
52 Meminta Izin
53 Pengumuman
54 Persiapan
55 Hilang
56 Gerbong 13
57 Berhasil
58 Bertengkar
59 Dapat Tempat Tinggal Sementara
60 Gangguan
61 Si Kecil Rama
62 Perjalanan Menuju Air Terjun
63 Tragedi
64 Cerita Rama
65 Niat Jelek Pasti Ada Balasannya
66 Ternyata Ayam Untuk Rama
67 Bagas dan Ririn Hilang
68 Bagas Ketemu
69 Pacar Bagas
70 Ririn Ketemu
71 Aura Ririn
72 Akbar Lapar
73 Mengambil Barang-Barang
74 Orangtua Bagas
75 Pulang
76 Kotak Kecil Tertinggal
77 Penasaran Dengan Kotak
78 Rama Di Teror
79 Membahas Arya
80 Kegalauan Arya
81 Berlian Tak Jelas
82 Di Ikuti
83 Di Tangkap
84 Kembali Ke Rumah
85 Siasat Arya
86 Arya Is Shocked
87 Arya Pura-pura Berani
88 TERPAKSA BERAKHIR
89 Karya Terbaru
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awalan
2
Dua Bulan
3
Awal Mula Melihat Tak Kasat Mata
4
Kumpul
5
Menceritakan
6
Ada Masalah
7
Kebenaran
8
Kegabutan
9
Pulang
10
Rumah Prita
11
Mimpi Tapi Nyata?
12
Keseharian
13
Susahnya Mencari Kerja
14
Cerita
15
Bogor
16
Kesepakatan
17
Males
18
Berangkat
19
Hari Pertama Bogor
20
Ghibah Pagi
21
Debat
22
Mengabaikan Pak Andi
23
Alasan Bu Zahra Ke Rumah Tante
24
Kembali Ke Bogor
25
Hantu Anak Kecil Berujung Gibah
26
Diskusi Posisi Ruang Kerja
27
GAMBARAN RUMAH BU ZAHRA
28
Hal Aneh Yang Dialami Bu Zahra
29
Merapihkan Ruangan
30
Persiapan Pulang
31
Suara Di Kamar Utama Yang Terbengkalai
32
Hujan Menghambat Pulang
33
Berhasil Ke Stasiun
34
Kejadian Pertama
35
Menyerupai Prita
36
Rumah Pak Abib
37
Kesurupan
38
Candaan Anak Pungut
39
Pak Andi Muncul
40
Memanfaatkan
41
Bu Zahra Nginap
42
Ratna Celaka
43
Kejadian Sama Dirumah Pak Andi
44
Melihat Pocong
45
Terulang Lagi
46
Tenang
47
Kenyataan 1
48
Kenyataan 2
49
Kondisi Pak Andi
50
Pertikaian Keluarga
51
Teman SMA
52
Meminta Izin
53
Pengumuman
54
Persiapan
55
Hilang
56
Gerbong 13
57
Berhasil
58
Bertengkar
59
Dapat Tempat Tinggal Sementara
60
Gangguan
61
Si Kecil Rama
62
Perjalanan Menuju Air Terjun
63
Tragedi
64
Cerita Rama
65
Niat Jelek Pasti Ada Balasannya
66
Ternyata Ayam Untuk Rama
67
Bagas dan Ririn Hilang
68
Bagas Ketemu
69
Pacar Bagas
70
Ririn Ketemu
71
Aura Ririn
72
Akbar Lapar
73
Mengambil Barang-Barang
74
Orangtua Bagas
75
Pulang
76
Kotak Kecil Tertinggal
77
Penasaran Dengan Kotak
78
Rama Di Teror
79
Membahas Arya
80
Kegalauan Arya
81
Berlian Tak Jelas
82
Di Ikuti
83
Di Tangkap
84
Kembali Ke Rumah
85
Siasat Arya
86
Arya Is Shocked
87
Arya Pura-pura Berani
88
TERPAKSA BERAKHIR
89
Karya Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!