Kumpul

Bang Arya sebenarnya baik, dia hanya jahil pada mama dan aku, dalam hati bang Arya dia tidak masalah untuk antar jemput ku saat bekerja, sempat beberapa kali dia menanyakan pada ku, apakah yakin akan bekerja yang agak jauh?, lalu aku jawab yakin dari pada jadi pengguran lebih baik diambil saja kerjaan yang sudah ada di depan mata.

Terlihat ada ke khawatiran di mata bang Arya, tapi dia selalu mengalihkan rasa khawatir itu. Dan bang Arya juga yang mengantarkan ku ketempat kerja serta mencarikan kontrakan yang sekarang aku tempati.

Mama dan bang Arya masih mengobrol.

"Kenapa sih, mah" ucap papa santai

"Ini si Arya suruh antar jemput adik nya kerja nggak mau" jawab mama kesal

"Memang Prita minta di antar jemput" tanya papa masih belum paham

"Bukan itu pah, mama hanya khawatir dia anak gadis kita satu - satunya harus kost jauh dari rumah, mama nggak tega aja" jawab mama

"Turuti saja keinginan mama mu, Ar" ucap papa memainkan hp duduk disamping sang istri

"Papa kan juga tau, aku terkadang pulang kerja malam, nggak selalu sore, yang ada kasihan si Uprit juga nungguin aku jemput sampe rumah larut, subuh-subuh udah mesti siap berangkat" jawab Arya

"Mama sudah berapa kali bilang sama kamu, bang, tungguin aja toko kain punya mama, kamu bisa buka toko sendiri, wirausaha aja" ucap mama masih memaksa

"Arya mau usaha, mah. Tapi buka usaha pakai uang sendiri, Arya juga kerja sama orang nggak mau seterusnya, sampe dapat modal doang" jawab Arya

"Biarkan anak mu berkembang dengan caranya masing-masing, mah. Jangan menghalangi mereka" sahut papa mengelus punggung istrinya

"Mama, papa" panggil Prita memeluk kedua nya

"Kurusan anak mama" ucap mama menciumi wajah ku

"Masa sih, berarti diet ku berhasil dong" jawab ku berbohong sedikit

"Untuk apa diet?" tanya papa heran

"Biar cantik lah, pah" jawab ku tersenyum

"Nggak usah diet, makan yang bener, apalagi kamu bekerja" ucap papa

"Iya deh, siap" jawab ku

"Apa yang dibilang papa benar, untuk apa diet, badan mu tuh udah kecil pakai segala diet, yang ada mengundang penyakit" ucap mama

"Siap mama ku, mah aku lapar" jawab ku

"Mama masak udang balado campur otak-otak, sama sayur kangkung doang, Prita mau makan yang lain?" ucap mama

"Itu aja deh, aku mau beli kerupuk sebentar ke warung" jawab ku hendak mengambil uang di dalam kamar

"Mama aja yang beli, kamu makan sana" ucap mama menghalangi ku

"Warung deket mah, aku aja yang beli" jawab ku tidak enak jika mama yang jalan ke warung, seolah aku menyuruh beliau membeli kerupuk

"Udah abang aja yang beli, sekalian mau beli rokok" sahut bang Arya

"Sama minuman botol ya bang yang dingin, sekali sekali di traktir" ucap ku

"Di baikin ngelunjak kamu" sahut bang Arya

Aku ke dapur mengambil nasi dan lauknya, lalu aku makan di ruang tv bersama mama dan papa.

Keluarga kami jarang makan di meja makan, lebih sering duduk lesehan.

Kegiatan papa adalah seorang buruh pabrik di daerah Bekasi, papa sama seperti ku, pulang kerja seminggu sekali, sabtu siang atau sabtu sore papa sudah ada dirumah, dan berangkat kerja lagi senin subuh jam 03.00 wib.

Sedangkan mama, mempunyai toko kain di tanah abang, mama mengelola toko seorang diri, karena itu toko peninggalan kakek yang diberikan kepada mama.

"Sayang, kamu kerja pulang pergi aja ya" ucap mama tiba-tiba

"Nggak kebayang lelahnya seperti apa itu, mah" jawab ku sambil makan

"Mama khawatir sama kamu" ucap mama

"Doain aku aja, semoga Allah selalu melindungi ku dari orang jahat ataupun hal-hal yang nggak diinginkan" jawab ku mencoba menenangkan mama

"Itu sudah pasti, mama mendoakan anak-anak mama dan juga mendoakan papa" ucap mama

"Kerja lancar, nak" sahut papa mengalihkan

"Alhamdulillah lancar jaya, pah" jawab ku senyum

"Syukur lah, kalau ada apa-apa kasih tau papa ya" ucap papa menatap ku dengan aneh, seolah tau apa yang aku sembunyikan

"Iya pah" jawab ku melirik mama

Aku jarang bercerita pada mama, tapi aku sering sekali curhat ke papa, jadi hampir semua yang aku alami hanya papa yang tau.

"Nih Uprit kerupuk nya" sahut bang Arya memberikan kerupuk kaleng berwarna putih

"Makasih abang ku yang baik" ucap ku tersenyum menggoda bang Arya

"Giliran ada maunya aja bilang baik, tadi ngatain prutt" jawab Arya menyalakan rokok nya

"Malam minggu kok tumben pada dirumah" timpal papa

"Malas, pacaran buang duit, tanggal tua nih" jawab Arya jujur

"Tau buang duit masih mau tuh pacaran" sahut aku

"Hanya butuh status doang" jawab Arya

"Jangan mempermainkan anak gadis orang, Arya" tegur mama tidak suka

"Nggak ada yang mempermainkan, mah. Orang pacaran buat apa kalau bukan buat ngilangin status jomblo, atau lebih parahnya menyalurkan has*rat" jawab Arya santai

"Masa iya semua nya begitu, ngarang nih bang Arya" ucap ku kurang yakin

"Memang begitu, kamu awas aja kalau ketahuan pacaran, abang gantung kamu" jawab bang Arya menatap ku

"Terserah abang" sahut ku

"Eh uprit abang serius ini, sampai kamu ketahuan pacaran, abang gebukin tuh pacar kamu" ucap bang Arya

"Yeehhh, asal main pukul aja, yang ada berurusan sama polisi" jawab ku kesal

"Bodo amat, dari pada adik abang masuk ke dunia begituan" ucap bang Arya

"Aku juga masih tau batasan kali bang, masa iya status cuma pacar mau begitu" jawab ku

"Jaman sekarang bocah noh pada hamil duluan anak-anak SMP, laki nya nggak ada yang tanggungjawab, mau enaknya doang" ucap bang Arya menggebu

"Harusnya bang Arya tuh hati-hati kalau pacaran, nanti yang ketiga se*tan" jawab ku ketus yang pacaran dia yang diomeli aku

"Intinya jaga diri kalian, jangan mudah tergoda dengan apapun, papa dan mama selalu meminta kalian agar jangan tinggalkan shalat, itu tiang untuk kalian berdua" ucap papa serius

"Inshaallah pah" jawab ku dan bang Arya

"Abang jangan pernah merusak anak orang" tegur mama

"Siap mah, doain agar iman abang selalu terjaga" jawab bang Arya

"Jaga iman, eh imin nya nggak dijaga, hahaha" sahut ku tertawa dan berlari ke arah dapur sekalian mencuci piring bekas makan

"Adik luknut, kalau ngomong suka bener tuh Uprit" ucap bang Arya

"Mama senang kalian ngumpul hari ini" sahut mama senyum

"Biar lebih enak acara ngumpulnya bisa kali beli cemilan, mah" ledek bang Arya

Terpopuler

Comments

⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nitaᴳ𝐑​᭄

⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nitaᴳ𝐑​᭄

kekhawatiran orang tua emang benar... harus di maklumin aja

2024-06-06

0

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

balado udang ma otak-otak bikin ngiler dah masakan mama😊😊😊

2024-03-21

1

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

satu rumah sibuk semua

2024-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Awalan
2 Dua Bulan
3 Awal Mula Melihat Tak Kasat Mata
4 Kumpul
5 Menceritakan
6 Ada Masalah
7 Kebenaran
8 Kegabutan
9 Pulang
10 Rumah Prita
11 Mimpi Tapi Nyata?
12 Keseharian
13 Susahnya Mencari Kerja
14 Cerita
15 Bogor
16 Kesepakatan
17 Males
18 Berangkat
19 Hari Pertama Bogor
20 Ghibah Pagi
21 Debat
22 Mengabaikan Pak Andi
23 Alasan Bu Zahra Ke Rumah Tante
24 Kembali Ke Bogor
25 Hantu Anak Kecil Berujung Gibah
26 Diskusi Posisi Ruang Kerja
27 GAMBARAN RUMAH BU ZAHRA
28 Hal Aneh Yang Dialami Bu Zahra
29 Merapihkan Ruangan
30 Persiapan Pulang
31 Suara Di Kamar Utama Yang Terbengkalai
32 Hujan Menghambat Pulang
33 Berhasil Ke Stasiun
34 Kejadian Pertama
35 Menyerupai Prita
36 Rumah Pak Abib
37 Kesurupan
38 Candaan Anak Pungut
39 Pak Andi Muncul
40 Memanfaatkan
41 Bu Zahra Nginap
42 Ratna Celaka
43 Kejadian Sama Dirumah Pak Andi
44 Melihat Pocong
45 Terulang Lagi
46 Tenang
47 Kenyataan 1
48 Kenyataan 2
49 Kondisi Pak Andi
50 Pertikaian Keluarga
51 Teman SMA
52 Meminta Izin
53 Pengumuman
54 Persiapan
55 Hilang
56 Gerbong 13
57 Berhasil
58 Bertengkar
59 Dapat Tempat Tinggal Sementara
60 Gangguan
61 Si Kecil Rama
62 Perjalanan Menuju Air Terjun
63 Tragedi
64 Cerita Rama
65 Niat Jelek Pasti Ada Balasannya
66 Ternyata Ayam Untuk Rama
67 Bagas dan Ririn Hilang
68 Bagas Ketemu
69 Pacar Bagas
70 Ririn Ketemu
71 Aura Ririn
72 Akbar Lapar
73 Mengambil Barang-Barang
74 Orangtua Bagas
75 Pulang
76 Kotak Kecil Tertinggal
77 Penasaran Dengan Kotak
78 Rama Di Teror
79 Membahas Arya
80 Kegalauan Arya
81 Berlian Tak Jelas
82 Di Ikuti
83 Di Tangkap
84 Kembali Ke Rumah
85 Siasat Arya
86 Arya Is Shocked
87 Arya Pura-pura Berani
88 TERPAKSA BERAKHIR
89 Karya Terbaru
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awalan
2
Dua Bulan
3
Awal Mula Melihat Tak Kasat Mata
4
Kumpul
5
Menceritakan
6
Ada Masalah
7
Kebenaran
8
Kegabutan
9
Pulang
10
Rumah Prita
11
Mimpi Tapi Nyata?
12
Keseharian
13
Susahnya Mencari Kerja
14
Cerita
15
Bogor
16
Kesepakatan
17
Males
18
Berangkat
19
Hari Pertama Bogor
20
Ghibah Pagi
21
Debat
22
Mengabaikan Pak Andi
23
Alasan Bu Zahra Ke Rumah Tante
24
Kembali Ke Bogor
25
Hantu Anak Kecil Berujung Gibah
26
Diskusi Posisi Ruang Kerja
27
GAMBARAN RUMAH BU ZAHRA
28
Hal Aneh Yang Dialami Bu Zahra
29
Merapihkan Ruangan
30
Persiapan Pulang
31
Suara Di Kamar Utama Yang Terbengkalai
32
Hujan Menghambat Pulang
33
Berhasil Ke Stasiun
34
Kejadian Pertama
35
Menyerupai Prita
36
Rumah Pak Abib
37
Kesurupan
38
Candaan Anak Pungut
39
Pak Andi Muncul
40
Memanfaatkan
41
Bu Zahra Nginap
42
Ratna Celaka
43
Kejadian Sama Dirumah Pak Andi
44
Melihat Pocong
45
Terulang Lagi
46
Tenang
47
Kenyataan 1
48
Kenyataan 2
49
Kondisi Pak Andi
50
Pertikaian Keluarga
51
Teman SMA
52
Meminta Izin
53
Pengumuman
54
Persiapan
55
Hilang
56
Gerbong 13
57
Berhasil
58
Bertengkar
59
Dapat Tempat Tinggal Sementara
60
Gangguan
61
Si Kecil Rama
62
Perjalanan Menuju Air Terjun
63
Tragedi
64
Cerita Rama
65
Niat Jelek Pasti Ada Balasannya
66
Ternyata Ayam Untuk Rama
67
Bagas dan Ririn Hilang
68
Bagas Ketemu
69
Pacar Bagas
70
Ririn Ketemu
71
Aura Ririn
72
Akbar Lapar
73
Mengambil Barang-Barang
74
Orangtua Bagas
75
Pulang
76
Kotak Kecil Tertinggal
77
Penasaran Dengan Kotak
78
Rama Di Teror
79
Membahas Arya
80
Kegalauan Arya
81
Berlian Tak Jelas
82
Di Ikuti
83
Di Tangkap
84
Kembali Ke Rumah
85
Siasat Arya
86
Arya Is Shocked
87
Arya Pura-pura Berani
88
TERPAKSA BERAKHIR
89
Karya Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!