Damn it!

Zoya menatap Laura yang sedang meringkuk di tempat tidur. Padahal tadi ia melihat Laura sudah keluar dari kamar dan telah membersihkan dirinya. Lalu mengapa tiba-tiba kembali membungkus tubuhnya dengan selimut?

Tidak tega melihat keadaan Laura, Zoya pun menghampirinya dan menyibak selimut itu. Ia melihat Laura menggigil, padahal keadaannya sejak semalam hingga beberapa saat yang lalu masih baik-baik saja. Atau mungkin ia yang tidak memperhatikan sebab ia tidur lebih dulu.

"Ya ampun Ra, kamu panas ini. Kamu sakit Ra?" tanya Zoya khawatir.

"Ak-aku tidak tahu. Tiba-tiba saja seperti ini," jawab Laura.

Tubuh Laura mendadak lemas setelah ia mengetahui ia tinggal di rumah milik Mahen. Pikirannya terguncang, mungkin itulah yang menyebabkan ia sampai demam dan menggigil sebab semalam suntuk ia memikirkan tentang ia dan Mahen yang kembali bertemu.

"Mungkin kamu kelelahan. Aku akan meminta izin pada Nona Anna untukmu. Beristirahatlah, aku akan membawkanmu makanan," ucap Zoya, ia tidak tega pada Laura. Ia akan berangkat kerja sendiri dan tidak memaksakan sahabatnya itu.

"Bisakah kamu membawkanmu bubur ayam tanpa ayam? Aku ingin makan yang itu," pinta Laura.

"Bubur ayam tanpa ayam?" beo Zoya. Ia memikirkannya sambil berlalu pergi ke dapur menemui koki.

Saat melewati ruang makan, Zoya terkejut melihat seorang pria sedang sarapan bersama Anna. Zoya membungkuk memberi hormat, ia akan melaporkan tentang Laura ketika Anna telah menghabiskan sarapannya.

Zoya menghampiri Theo yang sedang berjaga di dekat meja makan. "Theo, apakah kamu pernah mendengar bubur ayam tanpa ayam?" tanya Zoya.

Theo mengerutkan dahinya. Beberapa saat ia berpikir lalu ia menjawab pertanyaan Zoya. "Mungkin hanya memakai kaldu ayam saja, suwiran ayamnya tidak diikutsertakan."

Zoya menjentikkan jarinya, sepertinya apa yang dikatakan Theo barusan adalah jawaban dari permintaan Laura yang menurutnya sedikit tidak masuk akal. Zoya tidak berpikir aneh, dia tahu kalau Laura sedang tidak enak badan sehingga apa yang ingin ia makan adalah apa yang terlintas di benaknya saja.

"Mengapa kamu menanyakan makanan seperti itu?" tanya Theo.

"Laura sedang sakit, dia demam bahkan sampai menggigil. Dia menginginkan makanan itu. Mungkin dia kelelahan karena terlalu banyak bekerja di toko, pekerjaannya lebih berat dibandingkan aku," jawab Zoya. Sebenarnya ia menyayangkan karena dirinya tidak begitu ahli dalam memulai pekerjaan baru, berbeda halnya dengan Laura yang hampir menguasai segala bidang dalam pekerjaan baru mereka.

Theo mengangguk patuh, ia kemudian pergi ke dapur untuk meminta koki membuatkan makanan tersebut, sedangkan Zoya tetap tinggal di sana untuk menunggu Anna menghabiskan sarapannya. Tidak begitu lama Anna pun menyudahi sarapannya lalu ia meminta izin pada Mahen untuk memanggil Zoya yang telah menantinya di sudut ruangan.

"Di mana Laura, Zoya? Mengapa dia tidak ikut sarapan dan mengapa kamu juga belum sarapan? Sebentar lagi kita akan pergi ke toko," tanya Ana saat Zoya sudah berdiri di hadapannya.

"Laura sedang tidak enak badan, Nona. Biar saya saja yang mengambil alih pekerjaannya hari ini," jawab Zoya.

'Jadi namanya Laura ... dia sedang sakit? Sakit apa?" tanya Mahen dalam hati. 'Hei ... untuk apa aku peduli?' protes Mahen pada dirinya sendiri.

Wajah Anna terlihat muram. Ia sudah sangat cocok bersama Laura sebab ia bisa menceritakan kisah cintanya dan apapun itu pada Laura dengan sangat terbuka. Tetapi ia tidak mungkin memaksakan Laura sebab ia memang telah menyibukkan Laura dalam beberapa hari ini.

"Ya sudah jika begitu, nanti kita akan berangkat bersama," ucap Anna kemudian ia meninggalkan ruang makan menuju ke kamarnya.

Mahen masih berdiri di sana, ia penasaran dengan Laura. Mahen berencana akan datang kembali ke rumah ini setelah Anna dan Zoya berangkat ke toko. Ia ingin berbicara empat mata dengan Laura, tidak peduli wanita itu tengah sakit atau sehat dia akan membuatnya menjauh dari rumah ini juga dari kehidupan Anna.

****

"Nanti aku jemput, jangan terlalu sibuk," ucap Mahen saat ia sudah mengantar Anna ke dalam ruangannya. Tak lupa Mahen mengecup dahi Anna untuk memberikannya semangat.

"Aku pikir kamu bakalan di sini nungguin aku," ucap Anna sedikit kecewa.

Mahen tersenyum tipis. "Lantas bagaimana dengan pekerjaanku, hem?"

Anna membuang napas kasar. "Iya, aku paham," ucapnya mengalah.

Mahen kemudian segera pergi, tujuannya hanya satu yaitu menemui Laura dan meminta wanita itu untuk segera pergi dari rumahnya juga dair kehidupannya. Mahen tidak ingin mengambil risiko lebih banyak, bukan karena ia tidak sanggup menutupi tetapi ia hanya antisipasi saja untuk kemungkinan yang tidak diinginkan.

Mobil Mahen kembali memasuki halaman rumahnya, ia memarkirkan mobilnya dengan asal. Bergegas Mahen menemui Laura di kamarnya yang sudah ia ketahui letaknya. Tangan kekar Mahen mendorong pintu tersebut hingga Laura yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat kini semakin pucat pasi.

"T-tuan Mahen," lirih Laura, ia ketakutan saat melihat aura yang ditunjukkan Mahen.

Tadinya Mahen sudah siap mengusir Laura, tetapi hati kecilnya menatap tak tega pada Laura yang sedang sakit. Ia ingat tadi Zoya mengatakan Laura ingin memakan sesuatu, ia harus memastikan wanita ini memiliki tenaga untuk segera pergi dari rumahnya.

Mata Mahen mengedar dan ia menemukan mangkuk berisi bubur itu seperti belum tersentuh. Di dalam saku celananya tangan Mayen terkepal kuat.

"Apa Tuan Mahen ingin meminta saya pergi? Saya akan pergi, Tuan. Maaf karena saya tidak tahu jika saya bekerja di rumah Anda. Saya tidak akan melanggar perjanjian itu, saya akan segera berkemas," ucap Laura yang paham akan maksud kedatangan Mahen.

Mahen hanya memberi jawaban dengan dehaman. Ia masuk lebih dalam ke kamar itu dan menutup pintunya. Tangan Laura bergerak mencari tas besar yang dulunya ia bawa dan mulai memindai pakaiannya dari lemari.

'Zoya, kamu harus betah bekerja di sini. Maaf jika aku pergi tanpa pamit padamu,' gumam Laura dalam hati.

Kepala Laura yang sedari tadi terasa pusing kini semakin berat. Tidak boleh manja dan harus segera pergi membuat Laura menguatkan tubuhnya. Toh meski apapun yang terjadi Mahen tentu tidak akan peduli pada keadaannya.

"Sebelum kamu pergi, kamu habiskan dulu makanan itu," titah Mahen.

Laura menggeleng menahan air matanya. "Tidak perlu, Tuan," tolak Laura. Bukan ia tidak menghargai makanan tetapi ia tidak suka dengan rasanya karena membuatnya kembali mual dan muntah.

Damned it!

Mahen tidak menjawab apapun tetapi tatapannya pada Laura seakan ingin membunuh wanita itu. Dengan sangat terpaksa Laura kembali duduk di atas tempat tidur lalu mulai memasukkan sesuap bubur ke dalam mulutnya. Mata Laura terbelalak, ia bergegas berdiri lalu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya lagi. Tubuhnya yang lemas akhirnya jatuh terkulai di dalam kamar mandi.

Mendengar seperti ada suara benda jatuh, Mahen bergerak masuk ke kamar mandi yang tidak terkunci. "Damn it!" umpatnya saat melihat Laura sudah tergeletak di lantai. Dengan cepat Mahen menggendongnya dan membawanya ke mobil. Ia akan membawa Laura ke rumah sakit.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

hamil kayaknya...🤣🤣🤣🤣

2024-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Menjual Keperawanan
2 Aku Bukan Namira!
3 Anna Gilbert
4 Dia masih hidup
5 Sudah seharusnya
6 Lupakan saja
7 Mundur teratur
8 Mood booster
9 Pikiran Selingkuh
10 Kamar 101
11 Pekerjaan Baru
12 Kalung itu ...
13 Bagaimana dengan Laura?
14 Tanpa kabar
15 How come?
16 Damn it!
17 Laura dan Hujan
18 Aku akan menikah!
19 Benih Nyamuk
20 Sup ayam tanpa ayam
21 Aroma Mahen
22 Dua Hati
23 Nyawa dibayar nyawa
24 Harapan dari Zoya
25 Terabaikan
26 Berlutut
27 Harus diakhiri
28 Laura Baik-baik saja
29 Seperti semula
30 Formula untuk melupakan Laura
31 Sebuah pencerahan
32 Karena kalian tidak bertanya
33 Yang sebenarnya
34 Panggil aku kakak!
35 Mencari-cari
36 Seperti ini
37 Kamu bentak aku?
38 Dia milikku
39 Hanya dia
40 Be mine please ...
41 Sampai ke akar-akarnya
42 Rumah itu kamu!
43 Melompat lah!
44 Hidangan pembuka dan penutup
45 Keinginan Laura
46 Sekarang Jack!
47 Kepala peringatan
48 Wanita itu ...
49 Brother complex?
50 How lucky you are
51 Honey berniat selingkuh?
52 Jadi Ternyata ....
53 Hanya Kak Mahen
54 Aku hanya ingin Mahen!
55 Tempat untuk berlindung
56 Pion
57 Ada apa dengan Joe?
58 Keponakan Tua!
59 Rumah baru untuk Anna
60 Melarikan diri
61 Jangan lewatkan aku!
62 Pencetus Konspirasi
63 Aku akan memaksanya!
64 Kak Mahen kenal Kenzo?
65 Apakah ini pengaturan Paman?
66 Pesona Istri Orang
67 Mulailah hidup baru
68 Menolong Anna
69 Ini tentang Laura ....
70 Hanya untuk menguji kekuatanku
71 Mimpimu!
72 Kamu harus fokus!
73 Ulang tahun Leon
74 Apa kabar wahai pembunuh?
75 Jangan Memfitnahku!
76 Kamu ...!
77 Penyerangan
78 Kisah Joe
79 Kehamilan Superfekundasi
80 Setitik Rasa
81 Calon ibu yang baik
82 Mereka sudah bahagia
83 Joe melarikan diri
84 Jangan coba-coba kabur!
85 Menemui Ayah Jun
86 Jangan main hati
87 Aku sudah punya
88 Keturunan Siapa
89 Maaf aku khilaf
90 Bicara Tentang Kita Saja
91 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
92 Pengumuman
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Menjual Keperawanan
2
Aku Bukan Namira!
3
Anna Gilbert
4
Dia masih hidup
5
Sudah seharusnya
6
Lupakan saja
7
Mundur teratur
8
Mood booster
9
Pikiran Selingkuh
10
Kamar 101
11
Pekerjaan Baru
12
Kalung itu ...
13
Bagaimana dengan Laura?
14
Tanpa kabar
15
How come?
16
Damn it!
17
Laura dan Hujan
18
Aku akan menikah!
19
Benih Nyamuk
20
Sup ayam tanpa ayam
21
Aroma Mahen
22
Dua Hati
23
Nyawa dibayar nyawa
24
Harapan dari Zoya
25
Terabaikan
26
Berlutut
27
Harus diakhiri
28
Laura Baik-baik saja
29
Seperti semula
30
Formula untuk melupakan Laura
31
Sebuah pencerahan
32
Karena kalian tidak bertanya
33
Yang sebenarnya
34
Panggil aku kakak!
35
Mencari-cari
36
Seperti ini
37
Kamu bentak aku?
38
Dia milikku
39
Hanya dia
40
Be mine please ...
41
Sampai ke akar-akarnya
42
Rumah itu kamu!
43
Melompat lah!
44
Hidangan pembuka dan penutup
45
Keinginan Laura
46
Sekarang Jack!
47
Kepala peringatan
48
Wanita itu ...
49
Brother complex?
50
How lucky you are
51
Honey berniat selingkuh?
52
Jadi Ternyata ....
53
Hanya Kak Mahen
54
Aku hanya ingin Mahen!
55
Tempat untuk berlindung
56
Pion
57
Ada apa dengan Joe?
58
Keponakan Tua!
59
Rumah baru untuk Anna
60
Melarikan diri
61
Jangan lewatkan aku!
62
Pencetus Konspirasi
63
Aku akan memaksanya!
64
Kak Mahen kenal Kenzo?
65
Apakah ini pengaturan Paman?
66
Pesona Istri Orang
67
Mulailah hidup baru
68
Menolong Anna
69
Ini tentang Laura ....
70
Hanya untuk menguji kekuatanku
71
Mimpimu!
72
Kamu harus fokus!
73
Ulang tahun Leon
74
Apa kabar wahai pembunuh?
75
Jangan Memfitnahku!
76
Kamu ...!
77
Penyerangan
78
Kisah Joe
79
Kehamilan Superfekundasi
80
Setitik Rasa
81
Calon ibu yang baik
82
Mereka sudah bahagia
83
Joe melarikan diri
84
Jangan coba-coba kabur!
85
Menemui Ayah Jun
86
Jangan main hati
87
Aku sudah punya
88
Keturunan Siapa
89
Maaf aku khilaf
90
Bicara Tentang Kita Saja
91
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
92
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!