Jika di tempat yang ditinggalkan Mahen untuk beberapa waktu ke depan tampak Anna sedang sibuk dengan pekerjaan barunya, berbeda halnya dengan Mahen yang saat ini sedang berdiam diri. Sekali lagi, sekali lagi ia bermimpi aneh. Namira kecil mendatanginya dan menagih janji jari kelingking jika mereka kelak akan menikah.
Untuk apa? Mereka bahkan telah bersama kembali, tetapi Namira kecil terus saja mengusik mimpinya. Apakah karena Anna sangat merindukannya dan berharap status mereka segera diperjelas?
Mungkin iya.
Keheningan yang dirasakan Mahen tidak begitu lama sebab pintu kamarnya diketuk oleh Adamar. Mahen tahu sudah saatnya bekerja dan berharap ia hanya menghabiskan dua sampai tiga hari di tempat ini walau kenyataannya itu tidak mungkin.
Bersama Adamar mereka pergi ke sebuah laboratorium rahasia yang berada di ruang bawah tanah dari markas ini. Mahen tidak lagi kaget, hanya kekagumannya sedikit bertambah seiring dengan perkembangan pesat laboratorium ini. Melihat kedatangan Mahen, orang-orang yang bekerja di sana langsung menghentikan aktivitasnya lalu menyapanya.
"Selamat datang Tuan Muda," ucap mereka serempak.
Tuan muda dari keluarga Abraham. Semua tahu Mahen adalah anak angkat dari Joe Abraham dan mereka memperlakukannya dengan baik sebab Mahen pun demikian.
"Bagaimana dengan rakitan terbaru? Oh ya, aku dengar kalian berhasil menemukan sebuah formula yang belum pernah ditemukan siapapun? Apakah formulanya sudah siap?" tanya Mahen, wajahnya yang terlihat tegang tidak membuat pekerja gugup sebab suara Mahen terdengar halus.
"Lapor Tuan Muda, rakitan terbaru hampir selesai. Kemarin terkendala karena seseorang telah berhasil mengendusnya. Kami tidak menyangka salah satu dari orang kepercayaan di laboratorium tega membocorkan hal ini pada lawan. Kami terpaksa mengubah sedikit rancangannya tetapi ini jauh lebih baik. Dalam satu Minggu kami akan menyelesaikan tahap akhir untuk siap digunakan," papar lelaki yang ahli dalam merakit senjata itu.
Mahen tahu tentang pengkhianat tersebut, ia juga sudah tahu jika orang itu telah tewas mengenaskan.
"Kerja bagus. Lanjutkan perkejaan kalian karena sudah ada beberapa klien yang menantikan rakitan terbaru dari kelompok kita. Kalian akan mendapatkan bonus yang sangat besar. Teruslah berkarya, kami sangat membanggakan jari-jemari kalian," ucap Mahen memuji.
Inilah yang paling disukai dari Mahen, ia selalu memuji pekerjaan mereka. Tidak pernah sekalipun ia memberikan kritikan yang akan menjatuhkan mental bawahannya, mereka sangat senang dan bersemangat bekerja untuk kelompok Abraham.
"Oh ya Tuan Muda, untuk formula baru itu sebenarnya sudah ada. Kami telah merampungkannya, hanya saja karena ada pengkhianat itu kami sengaja mengatakan jika formula yang kami ciptakan belum berhasil diselesaikan. Jika Anda ingin melihatnya saya bisa mengantarkannya," ucap salah satu pekerja lainnya.
Mahen menarik lengkung bibirnya. Inilah yang juga ia suka dari bawahannya di negara ini, mereka bekerja cepat dan penuh dengan kreatifitas.
"Baik, antarkan aku ke tempatnya," ucap Mahen.
Sampai di ruangan yang sangat tertutup itu dengan pakaian steril yang sudah mereka kenakan, Mahen dituntun untuk melihat hasil karya bawahannya.
"Formula ini bekerja dalam waktu enam jam setelah berhasil masuk ke tubuh seseorang dan bercampur dengan darah. Korban tidak akan merasakan sakit apapun saat formula ini bekerja, tetapi setelah enam jam virus di dalamnya langsung bekerja sekaligus hingga korban tidak akan sempat melakukan apapun lagi, mereka langsung tewas dengan rasa sakit yang tiada duanya."
Mahen mengangguk sambil mengamati formula dalam tabung kaca tersebut. "Tentu kalian menyediakan penawarnya, bukan?"
Pria itu mengangguk.
"Sepertinya formula ini akan cocok untuk pebisnis. Efek samping yang tidak langsung terasa akan membuat musuh sulit mengenali siapa yang sudah meracuni mereka kecuali dalam waktu enam jam mereka tidak bertemu dengan siapapun. Kerja bagus, bonus besar akan menanti kalian," ucap Mahen kemudian ia mengajak pria itu keluar.
'Apa aku ambil saja formula itu untuk uji coba pada Nick? Tetapi kalau dia mati secepat itu, siapa yang akan menjadi saingan daddy untuk lebih mengembangkan kemampuannya?' monolog Mahen dalam hati.
***
Kenzo mondar-mandir di kamarnya, bahkan ia tidak mempedulikan saat Joe terus mencarinya. Beberapa pengawal datang memanggilnya tetapi Kenzo tidak peduli. Kabar yang baru saja ia dapatkan membuatnya galau setengah mati.
Hingga akhirnya pintu kamarnya dibuka dengan kasar oleh pria paruh baya dengan wajah tampak dan berwibawa itu.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Joe. "Kamu mengabaikan panggilan Daddy," imbuhnya.
Kenzo mengerucutkan bibirnya. "Ini gawat Dad, Laura melarikan diri dariku. Dia tidak lagi bekerja di hotel kita," ucap Kenzo, wajahnya tampak kusut seperti pakaian menumpuk belum disetrika.
Joe mengernyit. Sedikit banyak ia tahu jika putranya ini memang tengah menyukai seorang gadis. Ia tidak menyangka putranya yang nyaris sempurna ini ternyata mendapatkan penolakan.
"Apakah dia seberani itu menolak seorang Kenzo Abraham?" ledek Joe.
"Dad ...! Bahkan aku selalu ditolak olehnya. Bagaimana ini, aku sudah cinta mati padanya. Bantu aku menemukannya, Dad," rengek Kenzo.
Joe geleng-geleng kepala. Ia paham dengan apa yang dirasakan Kenzo. Putranya ini memang terlewat polos. Andaikan Mahen tidak bergabung dengannya, Kenzo pasti akan kebingungan mengurus bisnis gelapnya.
"Makanya kamu bergabunglah dengan kakakmu, kamu belajar dari dia di kelompok kita agar kamu bisa menemukan gadis itu secepat mungkin. Daddy akan memberikan akses untukmu meminta anak buah kita mencarinya," ucap Joe dan lagi-lagi ia tahu putranya itu akan memperlihatkan wajah masamnya.
"Dad, aku tidak mau berurusan dengan mereka. Biarkan aku mewarisi bisnis Daddy yang legal deh, berikan saja bisnis gelap itu pada Kak Mahen. Aku tidak suka banyak masalah dan terlibat hal-hal yang membahayakan," tolak Kenzo. Oh ayolah, dia hanya ingin hidup normal tanpa harus terlibat tindakan kriminal.
"Ya sudah, belajar yang rajin tetapi jangan lupa memperdalam ilmu bela diri. Kamu membawa nama Abraham, kamu tahu hidupmu tidak selalu seperti apa yang kamu inginkan. Pengawal bayangan memang banyak tetapi penting juga memiliki keahlian bela diri," ucap Joe kemudian ia menepuk pelan pindah Kenzo.
Senyuman lebar terukir di bibir Kenzo dan itu membuat Joe terharu. Setidaknya ia masih bisa melihat putranya tersenyum setelah kehilangan sang Ibu. Joe tidak minta banyak dari Tuhan, ia hanya ingin anaknya bahagia. Apapun akan ia berikan dan lakukan asalkan bisa melihat senyum di bibir putranya. Kebahagiaan Kenzo adalah pencapaian terbaik Joe.
Joe keluar dari kamar Kenzo, ia menatap asisten kepercayaannya. "Cari tahu keberadaan gadis yang disukai Kenzo, aku ingin kabar secepatnya," titah Joe pada Teddy.
Teddy mengangguk, ia kemudian berjalan beriringan mengawal tuan besar itu.
Kenzo yang berada di dalam kamarnya baru tersadar saat daddynya sudah pergi dari hadapannya. "Daddy ...! Oh shit! Dad, bagaimana dengan Laura?!" pekiknya tetapi ia tahu daddynya tidak akan mendengar apa yang ia ucapkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sri Siyamsih
jgn smp y thor ntar kenzo sm mahen berseteru gara" WANITAAA
2024-03-21
0