Hari pun sudah menjelang sore. Arya sangat marah dengan Airin. Bisa-bisanya dia meninggalkanku disupermarket.
Padahal dia menunggu disana sangat lama. Namun tiba-tiba saja, dia keluar dengan seorang Pria yang tak kukenal. Dia melihat mereka sangat akrab, hingga tak henti-hentinya mereka tertawa bersama.
Baru saja Arya ingin menghampirinya, Tapi langkahku terhenti, ketika dia sudah masuk kedalam mobil laki-laki itu.
Arya mengikutinya dari belakang mobil itu. Dia takut sampai terjadi apa-apa dengan Airin, tapi saat melihat mobil itu mengarah kearah rumahku Arya merasa lega.
Hingga saat mobil itu berhenti diarea pekarangan rumahku. Rupanya airin mengajak pria itu untuk mampir. Dia merasa tambah kesal dibuatnya.
"Daddy," Airin pun menghampiriku.
"Maaf Daddy, Airin lupa kalau tadi Airin sama Daddy disupermarket. Daddy juga sih, enggak mau turun nemenin Airin!" Ucapnya yang malah melimpahkan kesalahannya kepadaku, Bahkan dia tak merasa bersalah sedikit pun.
"Bisa-bisanya kamu lupa sama aku, atau jangan-jangan Kamu juga lupa kalau kamu sudah punya suami?" Teriak Arya kepada Airin.
Setelah dia mengatakan itu, Arya berlalu dari hadapannya hatiku sangat sakit karena perlakuan Airin terhadapku.
Arya mendengar Airin selalu memanggilnya, tapi dia tak menghiraukan panggilannya itu.
Sepertinya Arya harus memberikan dia pelajaran. Agar dia tidak melakukan itu lagi terhadapku.
Arya menuju kamarnya dan mengkunci pintunya. Karna dia tidak mau Airin masuk kedalam kamarnya. Sejenak kumenenangkan diriku terlebih dahulu.
Mungkin dengan berendam bisa sedikit merilexkan tubuhku. Arya masuk kedalam kamar mandi dan dia mulai masuk kedalam bathtub.
Arya memejamkan matanya beberapa menit mengingat semua kelakuan Airin.
Begini lah resikonya jika harus menikah dengan anak remaja, masih terlalu labil, hanya bisa menghela nafas berat.
Setelah Arya mulai merasa enakan dia keluar dari dalam bathtub dan mulai mengguyur tubuhnya. Setelah semuanya selesai dia keluar dari dalam kamar mandi dan mengeringkan rambutnya yang basah.
Namun dia mendengar Airin mengetuk-ngetuk pintu kamarku. Dia tak menghiraukannya sama sekali.
Huff, biarkan saja dia batinku. Arya tetap melanjutkan apa yang ingin dia kerjakan.
"Daddy!"
"Maafin Airin Dad," Teriaknya lagi dari luar pintu kamar. Arya masih tak menghiraukannya.
"Daaadddyy. Buka pintunya," sambil menggedor-gedor pintu kamarku lagi. Anak itu dasar keras kepala sekali batinku.
"PERGI" ujarku dengan berteriak dibalik kamarku.
"Dad tolong buka pintunya Dad," ujarnya sudah mulai melemah karena dari tadi kamarku digedor olehnya tapi aku malah tak membukanya.
"AKU BILANG PERGI!" ujarku lagi dengan meninggikan suaraku.
"Daddy usir Airin," ujarnya dengan lesu sambil terisak. Arya yang mendengar sepertinya dia menangis tapi sudahlah biar saja sekali-kali seperti ini.
"AKU BILANG PERGI YAH PERGI!" ujarku lagi tak kalah keras dari tadi, dari balik pintu.
"Dad, maafin Airin. Jangan usir Airin Dad, Airin mohon" ucap Airin dengan lemah.
"Tolong jangan usir Airin. Aku harus kemana lagi?" ujarnya lagi dengan tidak terdengar, hanya terdengar olehnya saja.
"PERGI GAK. AKU BILANG JANGAN GANGGU AKU," ujar Arya yang membuka pintu kamarnya.
Setelah mengatakan itu, Arya menutup pintu kamarnya kembali. Serta membanting pintu kamarnya dengan sangat keras.
BRAAAKKKKKK...
Setelah itu Arya tak mendengar lagi suara dari luar. Mungkin Airin sudah kembali kekamarnya batinku.
Sementara itu Airin kembali ke kamarnya dan membereskan pakaiannya. Hiks. hiks. hiks...
"Kenapa Daddy Tega usir aku," ucap Airin lemah.
"Aku harus kemana lagi, Aku enggak mungkin balik kerumah lagi. Pasti mereka tidak mau menerimaku kembali"
Hiks. Hiks. Hiks.
Da..d..dy... Hiks .. Tega banget sama aku.
Hiks. Hiks. Hiks. Hiks.
Airin sesegukan sambil mengemas pakaiannya. Dia tidak mengambil pakaian yang dibelikan Daddy Arga. Dia hanya mengambil pakaiannya yang dulu, yang dibawahnya.
Airin meninggalkan semua barang-barang pemberian Daddy Arga. Hp, Dompetnya dan semua kartu yang telah dikasih oleh Daddy.
Airin menaruhnya dikasur dan mengambil secarik kertas dan menulisnya disana. Airin menulis sambil menangis terseduh-seduh.
Setelah merasa semuanya sudah dia bereskan. Airin melangkah keluar dari kamarnya dan segera menuruni tangga dengan membawa tas ranselnya saja.
"Non Airin mau kemana," ujar Bibi.
"Airin mau pergi Bi," ucapnya sambil menangis.
Hiks.. Hiks..
"Aku diusir sama Daddy Bi," Ujar Airin dengan menangis terseduh-seduh.
"Enggak mungkin Tuan mengusir Non Airin. Tuan sangat menyanyangi Non Airin" ujar bibi lagi.
"Tapi itu kenyataannya Bi" Hiks Hiks Hiks.
"Daddy ngusir Airin Bi," .
"Arin pergi dulu yah Bi. Airin minta maaf jika selama disini Airin selalu ngerepotin Bibi,"
Tiba-tiba Mang Ujang menghampiriku karena mungkin melihatku yang membawa ransel yang agak besar.
"Non mau kemana?"
"Saya mau pergi dari rumah ini Mang, Airin mohon maaf, kalau selama ini sering nyusahin Mamang."
"Bi, tahan Non Airin dulu Bi. Mamang mau memberi tahu Tuan dulu," Ucap Mang Ujang.
"Pasti ini cuma salah paham aja Gumam Mamang sambil lari naik ke atas tangga, menuju kamar untuk memberitahukan Daddy.
Tok. Tok. Tok.
Tuan. Tuan. Tuan. Sambil menggedor pintu kamar Arya.
"Buka pintunya tuan." Tak lama Arya pun membuka pintu kamarnya.
"Ada apa Mang, kenapa panik begitu?"
"Tuan. Apa benar Tuan mengusir Nona Airin?" Ujarnya dengan ngos-ngosan.
"Non Airin ingin pergi, Non Airin membawa semua pakaiannya tuan. Katanya tuan mengusirnya" Ucap mamang dengan nafas tak beraturan.
HaaHhh. Arya cukup kaget mendengarnya. Setelah itu dia langsung keluar dari kamar menuju tangga dan melompat tangga saking buru-burunya. Arya tidak tau kalau dia melompati dua anak tangga, Hingga tiga anak tangga sekaligus, saking buru-burunya, hingga dia hampir saja terjatuh dan ternyata Airin sudah sampai diteras rumah dan sedang ingin mencari taxi.
"MAU KEMANA KAMU HAAAHH" ujarku dengan keras.
"Setelah kamu mengambil milikku, kamu mau pergi begitu saja Haa" ucapku sambil menggendongnya menaiki tangga. Bibi hanya tersenyum-senyum saja melihatku.
"Mang tolong bawah barang-barangnya kekamar Airin yah " ujarku ke Mang Ujang.
"Airin tidak mengambil apapun milik Daddy" ujarnya lagi dengan sesegukan.
"Bohong, kamu telah mengambil sesuatu milikku" Ujarku keras.
"Airin Enggak bohong Dad. Airin ngak mencuri apapun milik Daddy" ujarnya yang meronta ronta didalam gendonganku.
"Airin ngak bohong Dad" ucapnya berusaha menyakinkanku. Setelah sampai dikamar dia mengkunci pintu kamarnya dan menurunkan Airin didalam gendongannya.
"Dad. Airin gak bohong Dad, aku enggak mencuri apapun milik Daddy" ujar airin lagi dengan kesekian kalinya. Hatinya sakit, dikira pencuri.
"Bohooonng... Pasti kamu menyembunyikannya didalam pakaianmu kan,,"
"Enggak ada Dad, Airin bersumpah Airin Enggak mencuri Dad" hiks.hiks.hiks.
"Periksa aja Dad. Kalau Daddy Enggak percaya," hiks.hiks ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya.
"Buka bajumu, Pasti kamu menyembunyikannya disana kan."
"Enggak ada Dad," sambil membuka kancing bajunya satu persatu dan terus menangis sesegukan.
"Nih liat, enggak ada 'kan."
"Airin enggak bohong. enggak ada Dad, Airin enggak nyuri barang Daddy, jahat banget nuduh Airin mencuri." ujarnya menangis dengan kencang.
Sambil membuka kemeja panjang yang dipakenya.
"Nihhh liiiaaattt, enggak adakan Dad." sambil Airin terus menangis didepan Arya
"Kamu menyembunyikannya dibalik rokmu kan?"
"Aku bilang enggak ada Dad." kemudian Airin melepaskan roknya sekalian. Sambil menangis, hiks. hiks. hiks.
"Daddy tega banget nuduh Airin. Aku udah bilang Airin enggak nyuri barang Daddy. Kenapa enggak percaya sih sama Airin, Daddy liat sendiri enggak ada kan, jahat banget nuduh Airin nyuri."
"Ini Airin udah buka Rok sama Baju Airin enggak ada kan. Kenapa enggak percaya banget sih." Hiks.hiks.hiks.
"Pasti didalemanmu iyakan. Kamu pasti menyimpannya didalam sana, Ayo buka sekalian?" Kata Arya yang terus mengintimidasinya..
Hiks. Hiks. Hiks. Hiks
"Airinkan udah bilang. Kalau Airin enggak mencuri barang-barang Daddy. Kenapa Daddy enggak percaya sama Airin. Padahal aku enggak bohong."
Hikksss hiksss ujarnya menangis kejeeerrr. Tapi Airin tetap membuka pakaian atas dan bawahnya. Hingga kini Airin benar-benar polos dan tak tersisa satu benang pun.
"Liat nih. Liat Daddd, Liat baik-baik. Airin enggak menyembunyikan apapun Dad" ujarnya sambil meraba seluruh tubuhnya untuk memastikan tak ada apapun disana dan setelah itu merentangkan tangannya dan menggoyang goyangkan badannya.
Hmmmmppppp.. Arya hampir tertawa dibuatnya. Sekuat tenaga dia menahan tawanya yang hampir meledak. Arya maju beberapa langkah daaannnn,,,
"Ini kepunyaan Daddy yang kamu bawah." Ucapnya sambil memeluk Airin dengan erat, seakan melepaskan semua beban yang menghimpit nya.
"Daddy tidak akan membiarkan kamu pergi membawanya,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Azizah SULAEMAN
oo jadi itu tah /Grin/
2024-04-05
1
Azizah SULAEMAN
jadi malu sendiri nih bacanya , ada adegan gendong"an keliata bibi lg
2024-04-05
1
Azizah SULAEMAN
dih dasar kakek kakak..tdi nyuruh pergi , org mo pergi mau nyadar
2024-04-05
1