Episode 13

Pagi pun telah tiba, Airin mulai mengerjapkan matanya yang mulai terkena sinar matahari. Saat dia menoleh kesamping, ternyata Daddy masih tidur dengan posisi yang masih memeluknya dengan erat dan posesif.

Kupandangi wajahnya, dia sebenarnya tidak menyangka umur Daddy sudah 39 tahun. Karena Daddy masih keliatan sangat awet muda.

Saat Airin pertama kali bertemu dengan Arya dirumah ini Untuk dikenalkan sebagai pacar Arga, dia malah melihatnya bukan seperti Daddy Arga. Tapi seperti saudaranya, awalnya Airin kagum melihat senyumnya dan,,,,

Tiba-tiba Daddy berdehem dan membuyarkan lamunanku.

"Udah bangun yah Sayang?" ucapnya lembut dan mengusap rambutku dengan sayang.

"Ia Dad," Airin ingin menggeser tubuhnya dari Arya dan malah merasakan sakit diselangkangannya.

"Sini Daddy gendong," Daddy langsung saja menggendongku kekamar mandi.

"Mandi bareng yah!" ucapnya dengan tatapan mesum kearahku.

"Enggak yah Dad, sana keluar aku mau mandi" ucapku sambil mendorong tubuhnya.

"Beneran gak mau Daddy mandiin!" ucapnya lagi dengan senyum mesumnya.

"Mandi aja sendiri" Kataku, Airin langsung menutup pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat, Airin telah melaksanakan ritual mandinya dan sekarang gantian.

Airin memakai pakaiannya, Airin buru-buru untuk berangkat kekampus karena ada Kuliah pagi bahkan Airin hampir telat.

"Daddy Anterin yah, tunggu sebentar?!" sambil keluar dari kamar mandi.

"Enggak usah Dad, Airin bakalan telat kalau harus nungguin Daddy," Airin buru-buru merapikan pakaiannya dan segera memakai make up yang natural.

"Airin berangkat dulu yah Dad." sambil mencium tangannya dan Daddy langsung mencium keningku.

"Assalamualaikum," sambil berjalan keluar dari kamar Daddy.

"Waalaikumsalam." Daddy hanya menghela nafas.

Setelah sekitar 30 menit. Airin sekarang sampai dikampusnya. Setelah membayar ongkos taxiku. Airin keluar dalam taxi dan segera berjalan ke kelasku dengan sedikit berlari. Mudah-mudahan dosennya belum masuk ujarku membatin.

Setelah sampai didalam ruangan. Airin menuju tempat duduknya. Belum juga dia mendudukkan bokongnya, Sisil sudah memberondongku dengan berbagai macam pertanyaan.

"Tumben lo telat? Lo dianter sama siapa ke kampus?" ucapnya lagi dengan mata memicing kearahku.

"Ehhh bentar deh, Lo ko jalannya aneh sih!" sambil memandangku dengan lekat. Sisil ternyata memperhatikan Airin ketika Masuk dalam kelas.

Airin dibuat sebal dengan tingkat kekepoan Sisil yang tingkat tinggi.

"Woy, kalau nanya tuh satu-satu" Airin begitu kesal kepadanya.

"Ia maaf," Sisil kemudian duduk didekatku lagi dengan muka sok polos.

"Lo Dianterin siapa?" Tanyanya lagi sambil memicingkan matanya kearahku.

"Kepo banget sih loh, Naik taxi gue," Sambil Airin membenarkan pakaiannya.

"Kok tumben lo telat dan kok cara jalan elo aneh sih?" Sambil memicingkan mata kearahku lagi dan lagi, seolah mencari sesuatu.

Aduhh mampus gue, kok Sisil memperhatikan cara jalanku sih batinku.

Tapi tiba-tiba dosen masuk kedalam ruangan. Airin akhirnya bisa bernafas lega karena terhindar dari pertanyan Sisil.

Ahh syukurlah batinku. Dan mulailah dosen memberikan materi, kami pun larut dalam kegiatan belajar.

****************************************

Kini Arya sudah sampai direstoran dan sekarang menuju keruangannya.

"Sayang ko baru datang sih?" Tanya bella kekasihku.

"Tadi aku ada urusan," ujar Arya cuek.

"Mas temenin aku ke mall dong" ujar Bella dengan memegang lenganku dengan manja.

"Duduk dulu sini bell. Ada yang ingin aku sampaikan, sama kamu!" Bella pun menurut duduk disofa didekat Arya.

"Ia Mas Kenapa?" Ucapnya dengan raut penasaran.

"Bell, sebaiknya kamu cari laki-laki yang serius sama kamu, apa kamu ngak mau mempunyai keluarga yang utuh. Seperti orang lain pada umumnya. Menurutku sudah cukup kamu main-mainnya Bella."

"Aku kasian liat kamu kaya gini, mending kamu menjalin hubungan serius dengan seseorang Bell, dari pada kamu begini terus!" Arya berucap dengan tenang.

"Kamu kenapa tumben ngomong kaya gini ke aku mas?" katanya dengan semakin penasaran.

"Umur kita tidak mudah lagi Bella? Beberapa tahun kedepan, kita akan menua dan saat itu tiba. aku membutuhkan seorang anak dan Istri!"

"Kamu ngak usah berbelit-belit gini deh mas?" Tanyanya bingung. "Kamu langsung to the point aja deh mas" katanya dengan kesal.

"Baiklah. Bell, sebaiknya kita akhiri permainan ini. Aku juga Enggak mau selalu sex bebas seperti ini. Aku gak mau hidup bebas seperti ini terus Bella!"

"Tapi sebelumnya kan, kamu udah bilang keaku. Kalau kamu itu enggak mau berkomitmen dengan siapa pun termasuk aku, Kita kan cuma saling menguntungkan" ucap Bella kemudian.

"Terus kamu ngajakin aku nikah gitu tapi Kamu kan tau, kalau aku juga ngak mau Nikah. Sama kaya kamu, terus masalahnya dimana?"

"Pokoknya aku ingin, hubungan tidak sehat ini berakhir Sebelum terlambat," Ucap Arya dengan tegas.

"Baik kalau itu keputusanmu. Aku juga berfikir kalau aku Enggak mungkin selamanya begini terus." ucapnya lagi dengan mengerti.

"Ia udah aku pulang dulu yah. Tapi kita masih bisa berteman kan" ucapnya lagi dengan tersenyum. Arya hanya mengangguk.

Setelah kepergian Bella, Arya melanjutkan pekerjaannya sampai selesai, setelah selesai dia menghubungi Airin.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, kenapa Dad?" katanya disebrang sana.

"Nanti Daddy jemput yah," Aku tak henti hentinya tersenyum walau Airin tak melihatku.

"Ia Dad, entar Airin kabarin yah, bentar lagi masuk kelas nih. Udah dulu yah Dad" jawabnya yang ingin menutup segera teleponnya.

"Ia udah, belajar yang giat yah Sayang" ucapku sambil mengucap salam dan mematikan telepon.

Setelah itu, Arya menyuruh karyawannya untuk membawakan makanan keruanganku. Soalnya dari pagi aku belum sempat sarapan.

Tok.Tok.Tok.

Tak berapa lama Lia pun datang membawakan makanan.

"Masuk."

"Pak makanannya saya taro dimana yah?" ucap Lia kepadaku.

"Disini aja Lia," sambil tanganku menunjuk sofa.

"Kalau begitu saya permisi yah Pak" ucap Lia lagi, sambil berlalu dihadapanku.

"Ia makasih ya Lia" kataku setelah lia ingin keluar dari ruanganku.

"Ia Pak sama-sama" sambil tersenyum kearahku dan melangkah keluar ruanganku. Arya pun memakan makanannya dengan lahap. Sampai habis tak tersisa sambil melihat jam dipergelangan tangannya.

"Sepertinya waktunya Airin pulang. Tapi kenapa belum mengabariku" kataku yang memengang ponselku.

Setelah aku mengabari Airin, Arya langsung bergegas kemobilnya untuk menuju kampus Airin.

Tak berapa lama. Tibalah dia dikampus Airin yang ternyata Airin sudah menungguku didepan kampusnya.

"Dari tadi nunggunya Rin,"

"Engak ko Dad, baru ko ini" kata Airin sambil masuk kedalam mobil dan memasang sabuk pengaman.

"Oya Dad, kita kesupermarket dulu yah. Ada yang ingin Airin beli,"

"Ia udah"

Setelah sampai disupermarket. "Daddy mau ikut kedalam?" kata Airin.

"Rin, Daddy tunggu disini aja yah,"

Arya lagi malas keluar mobil dan mengira Airin hanya sebentar.

"Ia udah, Airin masuk dulu yah Dad, bentar doang ko." ucapnya lagi.

*************************************

Setelah masuk didalam supermarket. Arin mencari barang yang ingin dia beli.

Setelah melihatnya, dia ngin mengambilnya Tapi apa daya diriku yang agak sedikit pendek ini jadi tidak sampai.

Tapi tiba-tiba, ada seseorang yang mengambilkan barang itu dan memberikan padaku. Airin menoleh kearahnya.

"Makasih yah," ucapku padanya. Aku melihat dia memandangku dengan intens.

"Ia sama-sama," katanya dengan senyum manis.

"Kamu Airin kan, Adiknya Wildan?" ucap seseorang itu.

"Kakak siapa yah!" Aku melihatnya dengan intens. Aku memang lupa dengan seseorang yang ada didepanku ini.

"Aku Tomi, temennya Wildan,"

"Masa Airin lupa sama Kakak," ucapnya dengan wajah yang cemberut.

"Ia ampun Kak, maaf yah. Airin bener-benar lupa Soalnya Kakak tambah ganteng sih," ucapku yang semangat, mengingat pertemuan pertamaku dengan Kak Tomi.

"Kamu bisa aja Rin" ujarnya dengan terus tersenyum kearahku.

"Kakak kan dulu item, gendut hehe" ucapku sambil nyegir. "Maaf yah" kataku keceplosan.

"Kamu mau ngomong kan, kalau dulu Kakak itu jelek. iya kan!" ujarnya dengan pura-pura kesal.

"Bukan aku yang ngomong, tapi Kakak sendiri tu yang ngomong,"

"Tapi ko Kakak sekarang cakep sih. Tinggi, putih. Terus badannya bagus. Rajin fitnes yah,"

"Wah, pasti sekarang banyak cewek yang naksir nih" Airin sengaja menggodanya.

"Termasuk kamu juga gak?" Perkataannya membuat keningku berkerut.

"Masih ada, yang ingin dibeli gak?" ujarnya lagi kepadaku, karena aku tak membalas candaannya.

"Kalau gak ada, Kakak anter pulang yah," Dia terus menatapku dan terus tersenyum kearahku.

"Udah enggak ada sih Kak, cuman beli ini doang." sambil menunjuk barang yang kubeli.

"Ia udah, ayo kita bayar dulu," ucapnya sambil mengambil barang belanjaanku dan membayarnya.

"Enggak usah Kak, aku aja yang bayar," jawabku yang tak enak.

"Udah sih gak apa-apa sekalian ini." sambil mengambil air mineral dan membayar semuanya. Udah kelar nih ayok." Sambil terus tersenyum kearahku.

"Mobil Kakak mana?"

"Ini," Sambil membuka pintu mobilnya untukku.

Airin larut dengan obrolannya. Airin memang dari dulu merasa nyaman dengannya Karena dia sangat beda dengan Kak Wildan, Itulah yang membuat dia dekat dengannya.

Tapi setelah dia pindah diluar Kota, dia tak pernah lagi bertemu dengannya, dulu dia selalu datang kerumah bertemu dengan Mas Wildan.

"Di alamat biasakan," ucapnya lagi kepadaku.

"Bukan Kak, dijalan Anggrek yah Kak."

Akupun langsung mengingat Daddy yang ternyata menungguku didepan supermarket.

"Astaga. Aduhh bagaimana ini," kataku dengan panik.

"Kenapa," sambil menoleh kearahku.

"Enggak apa-apa kok Kak" kataku dengan tersenyum.

"Udah nyampe nih," kata Kak Tomi.

Sekarang Airin sudah tiba didepan rumah, Airin pun masih mengingat Daddy. Apa dia sudah pulang atau belum, jangan-jangan Daddy masih menungguku sekarang.

Kalau balik lagi ke supermarket, enggak mungkin. Gimana kalau Daddy udah ngak ada. entar aja deh aku telpon batinku.

"Ayo turun atau masih mau disini dengan Kakak" ujarnya lagi dengan tersenyum manis. Airin hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Ia udah aku turun yah Kak, makasih."

"Mampir dulu Kak," ujarku lagi basa basi.

"Enggak deh Rin, soalnya Kakak masih ada urusan abis ini!" ujarnya lagi.

"Sok sibuk yah," ucapku terkekeh.

"Ia udah hati-hati yah Kak"

Airin keluar dari mobil dan melambaikan tangan kearahnya. Mobilnya pun telah pergi dihadapanku. Tak lama berselang dia melihat mobil Daddy sampai dihalaman rumah. Airin pun langsung menghampirinya.

"Dad, maafin Airin yah Dad, Airin lupa kalau ada Daddy yang nungguin Airin" ujarku yang merasa bersalah.

"Ohh. Kamu lupa sama Daddy. Jangan-jangan kamu juga lupa, kalau kamu sudah punya Suami?!" ujar Daddy lagi dengan muka memerah menahan kesal.

"Daddy juga sih enggak mau nemenin Airin. Tadikan Airin ajakin kesupermarket. Tapi Daddy enggak mau jadi Airin lupa sama Daddy kan." ucapku dengan polos.

"Minggir saya mau lewat," ujar Daddy dengan muka memerah dan langsung masuk kedalam rumah. tanpa menghiraukan ucapanku.

Dad,,, teriakku, karena belum kelar bicara.

Ahhh Rin, kenapa kamu bisa lupa sama Daddy sih batinku.

Terpopuler

Comments

Azizah SULAEMAN

Azizah SULAEMAN

iya knp sampe lp sm suami

2024-04-04

1

Azizah SULAEMAN

Azizah SULAEMAN

iya cewek bgni biasanya morotin

2024-04-04

0

Azizah SULAEMAN

Azizah SULAEMAN

aku bawa iklan buat kak aurhor..

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!