Matahari sudah mulai menerpa wajahku, ternyata hari ini, hari pernikahanku dengan Arga. Sungguh sangat bahagia.
Apalagi beberapa hari yang lalu, pengumuman kelulusan sudah diumumkan dan semua Siswa serta Siswi dinyatakan lulus. Tinggal memikirkan akan lanjut kemana setelah ini.
Tok.Tok.Tok..
"Rin, bangun sayang udah pagi ini,"
"Ia bun, ini Airin udah bangun dari tadi" Sambil ku mengucek mataku, rasanya nyawaku belum sepenuhnya terkumpul.
"Ia udah cepet mandi yah sayang" Jawab Bunda lagi dari luar sambil berteriak.
Kenapa gak masuk aja sih omel ku, dari pada teriak diluar. Emang yah, itu ibu negara.
"Ia bun" jawab ku yang juga berteriak kencang di dalam kamar sama seperti Bunda.
Tanpa terasa, sudah pukul 09.30 Sebentar lagi Akad nikah ku dengan Arga akan dimulai pada pukul 11.30. Tapi kenapa perasaanku mulai gelisah. Apalagi Arga sama sekali tak bisa ku hubungi.
Perasaanku makin kalut saja, apalagi tinggal 2 jam lagi Ijab Kabul akan dilaksanakan. Tapi sampai sekarang Arga pun belum kelihatan batang hidungnya sedikit pun. Bagaimana ini gumamku,
Aaarrggg... Teriak ku frustasi.
Berbagai hal negatif yang tiba-tiba melintas dipikiranku, tak sanggup jika itu benar terjadi kepadaku.
Airin mendengar suara seseorang berlari dan sepertinya akan menuju kamarku. "Rin," ucap seorang itu yang ternyata Daddy Arga.
"Daddy sudah sampai, berarti Arga udah sampai juga dong Dad." Tanyaku dengan wajah yang berbinar, karena aku mengira Arga sudah ada dibawah.
"Maaf Rin," katanya dengan wajah yang lesu dan menyiratkan akan kekecewaan yang mendalam.
"Apaan sih Dad, ngapain Daddy ke kamarku segala, nanti juga aku bakalan turun,"
"Arga kabur Airin." ucapnya dengan kepala menunduk.
" APA,,,???" jawabku dengan syok. Ternyata ini yang membuat perasaanku tak karuan dari kemarin.
"Maafin Daddy yah Airin."
"Terus bagaimana denganku Dad?!" Kataku sambil mengusap air mataku, karena aku sangat sakit hati sekali kepada Arga, dia tega meninggalkanku dihari pernikahan kami. Airin mengira Arga mencintainya. Ternyata, Haahh,,, sambil menghela nafas dengan kasar.
"Bagaimana kalau Daddy saja yang menggantikan Arga?" kataku kemudian. Aku melihat dia sangat kaget, dengan permintaanku ini.
"Kamu jangan bercanda Airin." Dengan muka yang kelihatan panik.
"Aku mohon Daddy, tolong nikahi aku." Sambil Airin memengang kedua telapak tangan Daddy Arga.
"Maaf saya tidak bisa,"
"Daddy aku mohon bantu Airin, hanya Daddy yang bisa membantu Airin." Ucapku lagi dengan wajah memelas. Entah apa yang ada difikiran Airin sekarang, yang jelas dia hanya ingin menikah dan pergi dari rumah ini.
"Airin janji tidak akan merepotkan Daddy, Airin juga tidak akan mengganggu kehidupan Daddy."
"Airin janji Dad." Sambungku lagi.
"Baiklah." Ucapnya pasrah, sambil menghela nafas dengan kasar.
"Terimah kasih Dad," Airin langsung memeluknya dan mencium pipinya.
Airin melihat dia sangat terkejut, tapi aku tak mempedulikan itu, yang penting Airin bisa keluar dari rumah yang penuh penderitaan ini.
"Ayo keluar." Kata bunda yang tiba-tiba muncul dihadapan Daddy Arga, untuk menuju ke tempat Akad Nikah. Ternyata bunda dari tadi berada dibelakang Daddy, dan mendengar pembicaraan kami. Tapi kenapa bunda malah diam saja, tidak mengatakan sesuatu atau pun mencegahku.
Setelah kata SAH terdengar menggemah diseluruh ruangan. Bunda pun menjemput, untuk Airin keluar menemui Daddy Arga.
Sampailah sekarang Airin di dekat Daddy Arga, dia memengang kepalaku dan membaca doa serta mengecup keningku.
"Rin cium tangan suamimu," Ucap bundaku.
Akupun langsung meraih telapak tangannya yang besar untuk menciumnya.
Tak terasa acara pun telah usai dan menjelang malam pun tiba. Saatnya kami ingin pamit pulang.
"Rin ayo kita pulang, tapi ijin dulu sama keluargamu" Ucap Daddy Arga.
Airin pun mendekat ke arah Bunda yang ternyata duduk diruang tamu bersama keluarga besar lainnya. "Bun, Airin pamit yah."
"Ia sayang, yang nurut yah sama suamimu!"
"Iya Bunda,"
"Ayah, Airin pamit yah." Ucapku kepadanya. Hhmm. Tapi malah di balas dengan deheman saja oleh Ayah Bima.
Setelah Airin pamit, dia pun ikut pamit kepada keluarga dan sekarang kita sudah berada dimobil. Entah mengapa tak ada yang mengeluarkan suara sedikit pun, sehingga suasana menjadi hening.
Kami pun tiba dirumah dan aku hanya mengikuti setiap langkahnya, tanpa bertanya apapun
setelah memasuki kamar pribadinya.
"Duduk lah disana," ucapnya sambil menunjuk sofa didekat kamar tidurnya.
"Aku mandi dulu. Setelah itu baru kamu." Airin hanya mengangguk saja, entah mengapa Airin merasa dia seperti berubah kepadaku. Dari yang awalnya ramah dan sekarang menjadi agak dingin.
Tak lama. Dia pun keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk yang melilit dibagian bawah tubuhnya. Airin pun terpanah melihat otot-ototnya, ingin rasanya Airin merabanya dan pasti sangat enak untuk bersandar disana.
Hhhmm. Dia pun berdehem sehingga membuyarkan lamunanku.
"Mandi lah" ucapnya. Setelah itu langsung masuk keruang ganti untuk memakai pakaiannya. Airin pun masuk kekamar mandi dengan segera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
☆White Cygnus☆
ninggalin jejak samep sini dulu. nanti aku lanjut.
2024-06-10
2
dewidewie
gak dapat anaknya malah dapat bapaknya
2024-03-24
1
Mase Ati
Aku mampir thor.
2024-03-17
1