Setelah Airin tiba didepan kamar dan segera membuka pintu, Airin masuk kedalam. Mungkin Daddy terlalu asik menelpon sehingga tak mendengar saat Airin membuka pintu kamarnya.
Airin mendengar jika Daddy sedang berbicara dengan seseorang.
"Daddy" Ujar Airin terkejut.
Airin tak menyangka jika Daddy telah berbohong kepadaku. Dia mengatakan jika dia tidak tau kemana perginya Arga.
Tapi Airin mendengar sendiri Daddy yang membantu Arga kabur diacara pernikahanku itu. Airin tak menyangka jika orang yang dia kira pahlawan justru pembohong ulung.
"Aku benci sama daddy" ujarnya langsung lari kekamarnya yang dahulu. Karena sejak awal kami menikah. Daddy menyuruh untuk tidak sekamar dengannya.
Airin langsung mengkunci pintu kamarnya, dia sangat kecewa terhadap Daddy. Ternyata dia selama ini membohongiku.
*Pov ARYA*
Setelah sampai dikamar, ponselku berbunyi. Akupun melihatnya yang ternyata Mami Arga yang menelponku.
Sebenarnya aku tak ingin mengangkat telponku karna aku takut nanti Airin melihatnya. Makanya kubiarkan saja. Tapi ponselku selalu saja berbunyi. Maka terpaksa aku mengangkatnya.
"Halo," ujarku.
"Halo Mas, Mas makasih yah mau bantuin Arga untuk pergi dihari pernikahannya. Kalau aja mas gak bantuin. Aku gak tau lagi nasib anak kita Mas,"
"Untung aja mas bergerak dengan cepat." ujarnya lagi. Aku hanya terdiam mendengarkan perkataannya.
"Aku bantuin Arga untuk kabur dihari pernikahannya demi masa depan dia juga Wi." ujarku kepadanya.
Tapi aku menghentikan perkataanku karena aku mendengar langkah kaki. Tapi tiba-tiba saja Airin sudah ada dibelakangku dan memanggilku. Kelihatannya dia sangat terkejut. mungkin dia mendengar pembicaraanku dengan Dewi Mami Arga.
Aku pun langsung mematikan sambungan telponku dan langsung mengejar Airin. Ketika aku sampai dikamarnya yang ternyata dikunci.
Aku sebenarnya ingin masuk, tapi aku akan memberikan waktu terlebih dahulu untuk Airin.
Untuk menenangkan hati dan fikirannya. Aku yakin, Airin tak akan pergi dari rumah karna hari sudah menjelang malam. Biar besok saja aku menjelaskannya ketika dia sudah tenang.
Aku langsung masuk kedalam kamarku kembali. Aku sebenarnya tidak tega melihat Airin seperti itu. Walau bagaimana pun aku tau jika Arga dan Airin saling mencintai. Tapi bagaimana pun sekarang Airin sudah menjadi istriku. Mau tak mau Arga harus menerimanya, Jika dia tau suatu saat nanti. Apalagi aku sepertinya sudah mulai mencintainyanya.
Hari pun sudah berganti. Aku menyuruh Bibi untuk memanggil Airin untuk sarapan denganku. Setelah kami sarapan, akupun berniat untuk menjelaskan semua kepadanya.
"Tuan" ujar bibi berlari kearahku dengan wajah yang sangat panik.
"Kenapa bi?"
"Non Airin tuan. Dia tidak ada dikamarnya,"
Aku berlari ke kamar Airin. Aku melihat ponselnya yang pernah aku belikan, dia menaruh ponselnya diatas kasur. Ternyata Airin tidak membawa ponselnya.
Aku beranjak kelemari untuk melihat pakaiannya. Aku masih menemukan baju-baju yang pernah kubelikan kepadanya dan dia juga ternyata tidak membawanya. Aku memperhatikan ada beberapa baju yang tidak ada dilemari itu.
Huuufff. Ku menghela napas.
Aku tidak menyangka jika Airin akan pergi dari sini. Kumenuju mobilku untuk mencari Airin dan yang pertama kufikirkan pasti dia ada dikampus.
Tapi setelah sampai kampus,ternyata dia tidak ada disana, aku semakin kalut dibuatnya. kemana lagi aku harus mencarimu Rin karena Airin tidak mungkin pulang kerumahnya.
Tiba-tiba aku mengingat, jika Airin memiliki sahabat. Aku langsung saja menuju kerumah Sisil karena aku tak mengetahui nomor ponselnya.
Aku tau rumah Sisil karena Airin pernah menyuruhku untuk mengantarnya kerumah temannya itu.
Tibalah aku dirumah Sisil.
Tok.tok.tok...
Aku mengetuk pintu rumahnya dan tak lama ada yang membuka pintu itu. "Om!" ucapnya yang kelihatan terkejut karena kedatanganku.
"Sil apa Airin ada disini?" ujarku dengan panik.
"Aku tak pernah bertemu dengan Airin Om dari kemarin,"
"Om sendirikan tau kemarin Airin tidak jadi jalan-jalan bareng kami." ucapnya lagi.
"Coba kamu telpon temen kamu yang lain, apa dia tau keberadaan airin?" ucapku lagi padanya.
"Ia bentar om,"
Aku melihat sisil menghubungi temannya tapi ternyata sama saja dia tidak tau keberadaan Airin. Kemana kamu sayang ujarku membatin.
"Ia udah kalau begitu Om pamit yah, kalau ada kabar dari Airin segera hubungi Om" sambil memberikan kartu namaku kepadanya.
"Ia Om" ucapnya kepadaku.
Setelah beberapa jam aku mencari Airin tapi sampai saat ini aku tak menemukannya.
Aku tambah kalut saja dibuatnya. Rin kamu dimana sayang maafkan Daddy Rin. Entah mengapa hatiku sudah mulai terisi dengan kehadirannya.
Aku tak akan sanggup jika dia bener-benar pergi meninggalkanku.
Aku benar-benar putus asa, aku tak tau lagi dimana aku akan mencarinya. Apalagi hari pun sudah mulai gelap. Kuputuskan untuk pulang saja dirumah biar besok saja aku lanjutkan mencarinya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mase Ati
bagus ceritanya kak
2024-03-17
1