Episode 11

Setelah makan malam, Airin dan Daddy segera pulang kerumah karena percuma juga menunggu Ayah Bima.

Pasti Ayah akan acuh terhadapnya. Entah apa salahku sehingga Ayah tak pernah menganggap dia ada.

"Rin kenapa bengong?" Ujar Daddy dengan masih fokus menyetir.

"Lagi mikirin Ayah Dad, apa sebenarnya salah Airin. Kenapa Ayah gak sayang sama Airin, bahkan Mas Wildan pun tidak pernah menganggap Airin sebagai adiknya?"

"Apa Airin, bukan anak kandung Ayah yah Dad?. Ayah tuh benci banget sama Airin, kalau Ayah ngeliat Airin. Pasti beliau selalu mengeluarkan Aura kebencian disorot matanya!" ujar Airin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kamu ini kalo ngomong sembarangan aja,"

"Udah, gak usah dipikirkan. Yang terpenting Daddy akan selalu ada untuk Airin dan akan selalu menyanyangi Airin."

"Aduhhh,,, Daddy so sweet banget sih, jadi meleleh ini." Ujar Airin dengan tersenyum manis.

"Makasih yah Dad sudah menyanyangi Airin sebagai Anak Daddy. Airin merasa seperti punya Ayah, semenjak mengenal Daddy." Airin sengaja menggoda Arya. Ada yang bakalan ngambek nih batinku tertawa jahat.

"Jadi kamu cuman nganggep Daddy sebagai Ayah kamu begitu?" ujarnya dengan mata melotot.

"Baik lah. Daddy akan menganggap kamu hanya sebagai anak." Arya langsung keluar dari dalam mobil. Tanpa melihat lagi kearah Airin.

Astaga Daddy ngambek beneran. Padahal kan tadi cuma bercanda, Sambil kutepuk jidatku. Dasar daddy gitu aja marah.

Hufff,,,, Semangat Airin, berikan Daddy jurus yang jitu biar Daddy ngak ngambek lagi ujarku membatin. Untuk menyemangati diri sendiri, sambil membanyangkan ide dikepala kecilku dan kemudian tersenyum.

Udah nyampe aja. Gara-gara Daddy ngambek terus nih, jadi ngak fokus.

Setelah itu dia langsung keluar dari dalam mobil dan menuju kamar Daddy.

Hmm Daddy mana yah, sambil melihat kearah kasur.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan Daddy hanya menggunakan handuk didaerah terlarangnya aku yang melihatnya hanya bisa menelan air liur.

Dasar aku ini, liat kaya gitu aja udah Khilaf. Fikiranku udah treveling kemana-mana.

Hmmm ...

Daddy berdehem membuyarkan lamunan mesumku. "Ehhh Daddy udah mandi yah, aduh wangi banget sih Dad" ujarku yang mulai melancarkan aksiku.

"Ngapain kamu kekamarku?" ujarnya sinis.

"Inikan kamar aku juga Dad."

"Bukannya ini kamar seorang yang kamu anggap Cuman, sebagai AYAH." katanya sarkas

"Tidak mungkin kan, kamu tidur dikasur dengan seorang yang kamu anggap ayah itu." ujarnya sinis.

Sambil Daddy berjalan kearah lemari untuk memakai pakaian tidur. Astaga omongannya kalau marah jahat banget sih. Oke. Kayanya harus ngambil jurus lain nih batinku.

"Dad, Airin kan tadi cuman bercanda,"

"Jangan diambil hati dong Dad, udah tua juga ko ngambekan banget sih." ujarku dengan nyegir.

"Ia emang Daddy udah Tua. tidak pantas jadi Suami kamu, pantesnya itu cuman jadi ayah kamu."

Aduuhhh. Salah ngomong lagi nih gue.

Ampun deh ini mulut, nggak bisa dikontrol banget deh ini. Lagian Daddy ko jadi baperan gini sih batinku.

Tidak ada cara lain, cuma buka segel aja nih satu-satunya yang bisa bikin Daddy jadi ngak marah lagi.

Oke kita ambil jurus yang ketiga.

Jurus terakhir yaitu jurus kemesuman. Batinku tertawa jahat.

"Dad, tolong bukain kancing baju Airin yang dibelakang dong dad, Airin ngak nyampe nih" ujarku beralasan.

"Sana suruh Bibi aja, Daddy mau tidur, l" ujarnya lansung naik keatas kasur.

Hufff..

Bener-bener yah ini sih Daddy. Kalau ngambek udah kaya remaja aja.

"Ia udah. Airin suruh Mang Ujang aja. Soalnya Bibi ada kerjaan." ujarku langsung ingin keluar dari kamarnya. Tapi baru saja tiga langkah. Daddy sudah menahan tanganku.

"Sini biar Daddy aja yang bukain!" ujarnya dengan jutek.

"Sini mendekat, ngapain malah berdiri situ" Katanya dengan wajah jutek.

Sabar. Sabar. Sabar...

Airin pun mendekat kearah Daddy. Aku merasakan kancing bajuku sudah dibuka satu persatu oleh Daddy. Aku merasakan jakun Daddy naik turun melihat punggungku yang polos.

"Aduh Gatel nih, tolong digaruk dong Dad." ucapku memberi alasan.

"Dimana?" ujarnya masih cuek.

"Disini dad," ujarku sambil menunjukkannya.

"Ia dibawah lagi Dad, tolong." Kataku tiba-tiba. Daddy berdehem. Entah apa yang Daddy rasakan, tapi aku pura-pura tidak tau.

"Makasih yah Dad, Airin mandi dulu." ujarku dengan langsung mencium pipinya. setelah itu aku langsung lari kekamar mandi, rasain emang enak airin kerjain.

Panas. Panas. Deh, Daddy. Bodoh amat lah.

Setelah selesai mandi. Airin pun keluar dari kamar mandi, dia melihat Daddy berbaring dengan keadaan gelisah.

Setelah memakai piama tidur Airin langsung mendekat kearah daddy.

"Daddy kenapa belum tidur, apa mau Airin pijitin?" Ujarku dengan menggoda dan sengaja membuat suaraku jadi serak-serak basah.

"Airin pijitin yah,"

"Udah ngak usah," ujarnya masih dengan jutek.

Serta memalingkan wajahnya kearah lain.

"Ia udah Daddy tidur gih, Airin mau balik kekamar" ujarku dengan sudah memikirkan ide jail di otak kecilku. Tiba-tiba, Daddy mendorongku kekasur dan Daddy langsung menindihku.

"Jangan coba-coba menjahiliku Rin." ujarnya dengan berkabut gairah seperti menahan sesuatu.

"Kamu sudah membangunkan macan yang sudah tertidur." Daddy kemudian melihatku dengan intens kemudian menangkup wajahku dan mencium keningku, turun kemata, Kanan dan kiriku, turun lagi ke Hidung, setelah itu bibir dan terjadilah seperti yang kalian pikirkan.

Terpopuler

Comments

Azizah SULAEMAN

Azizah SULAEMAN

Hehee...aku ngk bisa bayangin

2024-04-04

1

dewidewie

dewidewie

ehm, apa yang aku pikirkan ya Rin 🤔🤔🤔🤔🤔 aku pikir kamu dan daddy

2024-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!