Lona, si Elang Ashborn

Lizra duduk di meja tulisnya, wajahnya penuh dengan serius saat dia menulis surat kepada Duke Henry Ashborn, ayahnya. Dia memegang pena dengan tangan yang mantap, menuliskan setiap kata dengan perhatian yang besar.

"Yang Mulia, Ayahku..."

Lizra melanjutkan suratnya dengan penuh tekad, menjelaskan secara rinci tentang persetujuan diplomatis dengan pihak utara dan urgensi situasi yang ada di perbatasan wilayah utara. Dia menekankan pentingnya bantuan dari Duchy Ashborn dalam bentuk pasokan senjata dan uang untuk membantu pihak yang terkena dampak serangan monster.

"...aku membutuhkan dukungan Anda dalam menghadapi tantangan ini. Pasokan senjata dan uang akan sangat membantuku melindungi wilayah dan orang-orang di Utara. Aku berharap agar bantuan ini datang secepat kilat. Jika kita tidak cepat bertindak, aku khawatir wilayah barat akan terdampak. Tolong kirim juga Edwin dan Sonia ke Utara. Salam putrimu, Lizra Ashborn."

Edwin dan Sonia adalah ksatria terbaik dari Duchy Ashborn.

Dengan surat yang telah ditulis dan ditandatangani, Lizra menyiapkan segala sesuatunya untuk mengirim surat tersebut kepada Duke Henry Ashborn.

Lizra duduk kembali di meja tulisnya, tetapi kali ini dia menulis surat kepada Marquess Christopher Monfort, kaki tangannya yang setia. Wajahnya penuh dengan tekad saat dia memulai surat tersebut, menyatakan perintah dengan jelas dan tegas.

"Kepada Marquess Christopher Monfort,"

"...Aku memerintahkanmu untuk mengambil bagian dalam upaya pembasmian monster di utara. Bawa ksatria terbaik keluarga Monfort untuk bergabung dalam pertempuran."

Dalam suratnya, Lizra memberikan perintah kepada Marquess Christopher Monfort untuk mengambil bagian aktif dalam pembasmian monster di utara. Dia meminta Marquess untuk membawa ksatria terbaik dari keluarga Monfort untuk bergabung dalam pertempuran melawan monster. Lizra menulis dengan penuh kehati-hatian, memastikan setiap kata dalam suratnya memiliki kejelasan dan otoritas yang diperlukan. Dia sadar betapa pentingnya peran Marquess Christopher Monfort dan keluarganya dalam upaya pembasmian monster. Setelah menyelesaikan suratnya, Lizra menandatangani nama Duke Henry Ashborn di bagian bawah surat sebagai tanda persetujuan dan kekuasaan. Dia kemudian melipat surat dengan hati-hati dan menyiapkannya untuk pengiriman segera.

Lizra Kembali duduk tegak di meja tulisnya, pena di tangannya menari dengan tekad saat dia menulis surat kepada Duke Ravencroft, pemimpin Menara Sihir. Wajahnya penuh dengan serius dan perhatian saat dia memulai surat tersebut.

"Kepada Duke Ravencroft,"

Dalam suratnya, Lizra dengan tegas meminta bantuan Duke Ravencroft dalam upaya pembasmian monster di wilayah utara. Dia memohon Duke untuk menggalang beberapa penyihir yang kompeten dan berpengalaman untuk bergabung dalam pertempuran melawan monster.

"...Saya memohon bantuan Anda dalam mengatasi krisis ini. Tolong galang beberapa penyihir kompeten dan hebat untuk membantu kami dalam pembasmian monster di wilayah utara."

Lizra menulis dengan hati-hati, memilih kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan kebutuhan mendesak akan bantuan dari para penyihir. Dia menyadari bahwa dukungan dari Menara Sihir bisa menjadi kunci untuk mengatasi

ancaman monster yang semakin meningkat.

Setelah menyelesaikan suratnya, Lizra menandatangani nama Duke Henry Ashborn di bagian bawah surat sebagai tanda persetujuan dan kekuasaan. Dia kemudian melipat surat dengan hati-hati dan menyiapkannya untuk pengiriman segera.

Lizra duduk di meja tulisnya dengan serius, memegang tumpukan surat yang telah dia tulis. Dia memanggil Ezra, pelayannya, dengan suara tegas.

"Ezra, tolong panggil Lona untukku."

"Tentu, Nona. Apa yang bisa saya bantu?" Ezra datang ke ruangan dengan cepat, wajahnya penuh dengan kepatuhan saat dia mendekati Lizra.

"Tolong panggil Lona, si Elang Ashborn. Surat ini harus segera sampai ke Ashborn, Marquess Monfort, dan Duke Ravencroft." Lizra memberikan tumpukan surat kepada Ezra, menunjukkan pentingnya untuk segera mengirimnya.

"Saya akan segera melakukannya, Nona." Ezra mengangguk paham, mengambil surat-surat tersebut dengan hati-hati.

***

Lizra berjalan dengan langkah mantap menuju ruang kerja Duke Winslow, di mana Rozen sedang berada. Dia memasuki ruangan dengan wajah serius, mencari Rozen untuk melanjutkan diskusi mereka terkait rencana kerjasama diplomasi. Di dalam ruangan, Rozen dan Duke Winslow sedang duduk di seberang meja, berdiskusi dengan penuh perhatian. Lizra memperhatikan dengan seksama diskusi yang sedang berlangsung. Dia melihat Rozen memberikan pandangannya dengan tegas, sementara Duke Winslow mendengarkan dengan serius. Tanpa ragu, Lizra memasuki percakapan tersebut dengan kemauan yang sama kuatnya.

"Maaf mengganggu, tapi saya pikir kita perlu membahas detail lebih lanjut terkait rencana kerjasama ini."

"Tentu, Liz. Mari kita lanjutkan diskusinya." Rozen dan Duke Winslow mengangguk setuju, menyambut Lizra dengan serius. Lizra, Rozen, dan Duke Winslow terus berdiskusi dengan serius, membahas setiap aspek dari rencana kerjasama diplomasi mereka.

"Duke Winslow, bisakah Anda memberi saya gambaran tentang asal-usul kemunculan monster baru ini?" Lizra, dengan wajah serius, duduk di depan Duke Winslow, bertanya tentang asal-usul kemunculan monster baru. Duke Winslow, mengenakan ekspresi yang serius, tampak berpikir sejenak sebelum memberikan jawaban.

"Beberapa waktu sebelum kemunculan monster, terjadi ledakan besar di perbatasan Holdogest. Ada indikasi kuat bahwa praktik sihir hitam yang terlarang telah terjadi di sana." Duke Winslow mengangguk, mengingat kembali peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum kemunculan monster tersebut.

Lizra mengangguk, menyerap informasi yang diberikan Duke Winslow. Dia menyadari seriusnya situasi ini.

"Saya melihat. Praktik sihir hitam yang terlarang mungkin menjadi pemicu bagi kemunculan monster tersebut."

"Kita harus bertindak cepat. Investigasi lebih lanjut tentang praktik sihir hitam itu adalah kunci untuk menemukan cara menghentikan ancaman monster ini." Duke Winslow menatap Lizra dengan tekad.

"Apakah Anda memiliki petunjuk lain tentang siapa yang mungkin menjadi dalang di balik praktik sihir hitam itu?" Lizra memandang Duke Winslow dengan perhatian, bertanya tentang petunjuk-petunjuk yang mungkin telah ditemukan terkait dalang di balik praktik sihir hitam yang terlarang tersebut. Duke Winslow, dengan serius, berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Beberapa petunjuk menunjukkan bahwa orang-orang dari luar wilayah mungkin terlibat. Ada laporan tentang aktivitas yang mencurigakan sebelum ledakan terjadi."

"Jadi ada kemungkinan pihak luar yang terlibat. Apakah ada petunjuk lain yang dapat kita telusuri?" Lizra mendengarkan dengan serius, mencoba menyimpulkan informasi yang diberikan oleh Duke Winslow.

"Sayangnya, petunjuk-petunjuk tersebut masih samar.” Duke Winslow menggelengkan kepala dengan sedikit penyesalan.

Rozen, yang sebelumnya diam, tiba-tiba menyela pembicaraan mereka yang serius. Dia memandang Lizra dan Duke Winslow dengan wajah serius, siap untuk berbagi informasi yang dia miliki.

"Maaf, aku harus menyela. aku telah bekerja sama dengan pihak Menara Sihir dalam upaya menemukan dalang praktik sihir hitam ini."

Lizra dan Duke Winslow memandang Rozen dengan keterkejutan dan antusiasme. Mereka berdua merasa lega mendengar bahwa ada upaya yang telah dilakukan dalam menangani masalah ini.

"Apakah Anda memiliki informasi yang berharga?" tanya Lizra.

Rozen mengangguk, menyesap napas sejenak sebelum melanjutkan. "Sebelumnya, kasus serupa terjadi di wilayah Duke Ravencroft di wilayah timur. Namun, jejaknya menghilang." Duke Winslow menatap Rozen dengan perhatian, memikirkan implikasi dari informasi tersebut.

"Ini adalah petunjuk yang berharga.” Seru Duke winslow, “Aku sangat berharap Menara sihir dapan mengambil andil dalam Kerjasama ini” lanjutnya.

“Mari kita menunggu, aku telah mengirimkan surat kepada kepala Menara sihir” seru Lizra.

Lizra dan Rozen keluar dari ruang kerja Duke Winslow, langkah mereka lambat dan hati-hati. Mereka memasuki taman istana, sinar senja memancar di antara pepohonan, menciptakan suasana yang tenang dan indah. Lizra dan Rozen berjalan berdampingan di antara bunga-bunga yang sedang mekar, suasana senja memberikan sentuhan magis pada pemandangan taman. Mereka terlihat dalam pemikiran yang dalam, mungkin sedang membahas rencana berikutnya. Lizra dan Rozen berhenti di tepi sebuah kolam kecil di taman istana. Mereka menatap

matahari terbenam, memperhatikan keindahan langit senja yang berwarna-warni. Lizra dan Rozen duduk di kursi taman yang nyaman, tetap terpaku pada pemandangan matahari terbenam yang memukau.

"Kita akan memiliki waktu yang cukup lama untuk menunggu bantuan datang. Apa menurutmu yang terbaik kita lakukan selama itu?" tanya Rozen pada Lizra.

"Mungkin kita bisa melakukan pemetaan lebih lanjut tentang wilayah utara. Kita bisa mencari lokasi yang mungkin menjadi sarang monster dan membuat strategi lebih lanjut." Lizra mengangkat bahunya dengan ringan, sambil memikirkan pertanyaan Rozen.

"Setuju. Selain itu, kita juga bisa memperkuat pertahanan sementara di sekitar perbatasan, untuk menghadapi kemungkinan serangan mendadak." Rozen mengangguk setuju, sementara dia memperhatikan dedaunan di sekitar mereka.

"Tentu saja. Dan mungkin kita bisa menggunakan waktu ini untuk membangun kembali hubungan kita dengan wilayah utara.” Lizra tersenyum.

"Setuju. Ini akan menjadi waktu yang bermanfaat bagi kita semua." Rozen dan Lizra berdiri dari bangku taman, siap untuk melanjutkan rencana mereka.

Episodes
1 SIAPA AKU?
2 Keluarga Istana
3 Yang Mulia??
4 Ada apa dengan mu, Putra Mahkota?
5 Toko Buku Shamonisa
6 Cafe Ladora dan Diskusi
7 Diskusi dan perjalanan
8 Desa kecil, Kecurigaan Rozen.
9 Pertemuan di Utara
10 Makan Malam dan Anggur
11 Suasana panas dan suasana pertempuran
12 Kesepakatan Diplomatis di setujui
13 Lona, si Elang Ashborn
14 Kegelisahan
15 Putri Gabriella Light
16 Menikmati Teh di gedung Utama
17 Monfort dan Ashborn
18 pembicaraan dengan Christopher Monfort
19 Acara makan malam bersama
20 Rencana dan persiapan pembasmian monster
21 Pembasmian di daerah utara
22 Spesimen Monster Jenis Baru
23 Percakapan dengan Putri Gabriella
24 Hay pembaca setia “I AM DUCHESS”
25 Lucia dan Gabriella : Penyihir dan Elementalist
26 Unsur Monster Berbeda?
27 Sihir Pembangkit
28 Persiapan Regu Pembasmian
29 Pertempuran Di Tengah Kabut Salju
30 Pertempuran Di Tengah Kabut Salju 2
31 Lingkaran Sihir Kuno
32 Pencarian Media Sihir
33 Media Sihir
34 Media Sihir : Tarian di atas salju
35 Pembasmian Monster : Kembalinya Regu Pembasmian ke Duchy Winslow
36 Pesta Kemenangan : Serangan Kengerian
37 Tekad Ashborn
38 Pembekuan Waktu : Harga untuk Eldoria
39 Harga dari Loyalitas
40 Hati lembut seorang pahlawan perang
41 Halloooo haaiii...
42 Ashborn : Kehangatan keluarga
43 Pesta Kemenangan
44 Kehangatan dalam kepedihan
45 Hati di persimpangan
46 Melodi kesetiaan, dalam pelukan ketidakpastian
47 Bayangan Kesendirian: Perjuangan dan Ambisi
48 Menggugat identitas : Jejak Kehangatan dalam Kepahitan
49 Pembekuan waktu tanpa batas, Jiwa Lizra yang hilang.
50 Keyakinan di Tengah Lautan kegelapan Jiwa Yang Bersedih
51 Pertemuan Yang Tak Di Harapkan dan Kekacauan Di Cafe Ladora
52 Gaung Kesetiaan
53 Kesaksian di Balik Bayangan
54 Keinginan Kecil di balik Keserakahan
55 Dua Jiwa Yang Mencintai
56 Kepercayaan Kepada Dewa
57 Cinta Yang Terlalu Dalam : Harga Sebuah Penyesalan.
58 Surat Dari Franz Frozky
59 Kekelaman Duchy Frozky dan Harapan Baru
60 Serangan Mendadak Di Tengah Kota
61 KIta Akan Bersama Melindungi Eldoria
62 Sebagian dari diri ku
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SIAPA AKU?
2
Keluarga Istana
3
Yang Mulia??
4
Ada apa dengan mu, Putra Mahkota?
5
Toko Buku Shamonisa
6
Cafe Ladora dan Diskusi
7
Diskusi dan perjalanan
8
Desa kecil, Kecurigaan Rozen.
9
Pertemuan di Utara
10
Makan Malam dan Anggur
11
Suasana panas dan suasana pertempuran
12
Kesepakatan Diplomatis di setujui
13
Lona, si Elang Ashborn
14
Kegelisahan
15
Putri Gabriella Light
16
Menikmati Teh di gedung Utama
17
Monfort dan Ashborn
18
pembicaraan dengan Christopher Monfort
19
Acara makan malam bersama
20
Rencana dan persiapan pembasmian monster
21
Pembasmian di daerah utara
22
Spesimen Monster Jenis Baru
23
Percakapan dengan Putri Gabriella
24
Hay pembaca setia “I AM DUCHESS”
25
Lucia dan Gabriella : Penyihir dan Elementalist
26
Unsur Monster Berbeda?
27
Sihir Pembangkit
28
Persiapan Regu Pembasmian
29
Pertempuran Di Tengah Kabut Salju
30
Pertempuran Di Tengah Kabut Salju 2
31
Lingkaran Sihir Kuno
32
Pencarian Media Sihir
33
Media Sihir
34
Media Sihir : Tarian di atas salju
35
Pembasmian Monster : Kembalinya Regu Pembasmian ke Duchy Winslow
36
Pesta Kemenangan : Serangan Kengerian
37
Tekad Ashborn
38
Pembekuan Waktu : Harga untuk Eldoria
39
Harga dari Loyalitas
40
Hati lembut seorang pahlawan perang
41
Halloooo haaiii...
42
Ashborn : Kehangatan keluarga
43
Pesta Kemenangan
44
Kehangatan dalam kepedihan
45
Hati di persimpangan
46
Melodi kesetiaan, dalam pelukan ketidakpastian
47
Bayangan Kesendirian: Perjuangan dan Ambisi
48
Menggugat identitas : Jejak Kehangatan dalam Kepahitan
49
Pembekuan waktu tanpa batas, Jiwa Lizra yang hilang.
50
Keyakinan di Tengah Lautan kegelapan Jiwa Yang Bersedih
51
Pertemuan Yang Tak Di Harapkan dan Kekacauan Di Cafe Ladora
52
Gaung Kesetiaan
53
Kesaksian di Balik Bayangan
54
Keinginan Kecil di balik Keserakahan
55
Dua Jiwa Yang Mencintai
56
Kepercayaan Kepada Dewa
57
Cinta Yang Terlalu Dalam : Harga Sebuah Penyesalan.
58
Surat Dari Franz Frozky
59
Kekelaman Duchy Frozky dan Harapan Baru
60
Serangan Mendadak Di Tengah Kota
61
KIta Akan Bersama Melindungi Eldoria
62
Sebagian dari diri ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!