Yang Mulia??

Pria di depan aula Kembali meneriakkan nama. lalu muncul pria dengan rambut emas agak ikal dan warna mata biru, wajah nya kecil dengan

badan yang jangkung, kulit nya putih pucat dan wajah nya tampan dengan bibir kemerahan. Pria itu masuk tanpa senyuman, ekspresi wajahnya tenang dan tatapannya lurus kedepan, dia berjalan ke depan mimbar. Raja berdiri menuju kearah nya.

“Salam sang Cahaya Eldoria, Yang mulai raja” Christ memberi salam kemudian berlutut dengan satu lutut menekuk ke lantai aula, sementara yang lainnya tetap tegak.

“Selamat datang, Marquess Monfort” raja mengisyaratkan seorang ksatria untuk membawa pedang Raja. Ksatria tersebut menyerahkan pedang tersebut kepada raja kemudian raja mencabut pedang dan meletakkan di atas kepala Christ.

“Hari ini, tahun 765 Kerajaan Eldoria, Christopher Monfort di lantik dengan gelar baru yaitu Marquess Christopher Monfort. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang di berikan, apakah marquess siap setia dan menjadi kekuatan bagi Kerajaan Eldoria?”

“Ya, Saya siap!” seru Christ lantang.

Raja mengembalikan pedang kepada ksatria pembawa pedang. Tamu undangan bertepuk tangan lalu Raja Kembali dan Christ bangun dan bergabung dengan tamu undangan.

Christ melirik kearah Lizra yang sedang asyik menikmati wine nya dengan Ezra. Ketika hendak mendatangi Lizra, dia melihat Putra mahkota telah berjalan mendatang Lizra.

“Lizra…” Rozen memanggil lizra yang tengah meneguk wine nya, lizra terbatuk karena kaget atas kedatangan Rozen. Lizra menyodorkan gelas wine nya kepada Ezra, kemudian memberi salam kepada Rozen.

“Salam sang Cahaya fajar Eldoria”

“Ya, salam Putri duke Asborn” Rozen menjawab salam Lizra.

Lizra kemudian diam sejenak tidak tahu harus memulai pembicaraan seperti apa pada pembunuh nya di masa depan.

***

POV Lizra

“Kau terlihat sangat cantik” seru nya dengan senyuman “Fake” bahkan aku sangat menyadari itu senyuman pura-pura. Yah, senyuman publik. Aku membalas senyumannya dengan enggan. Dia pikir aku akan termakan senyuman aktor. Di dunia ku sebelumnya, meskipun aku terlahir dari keluarga dengan financial pas-pasan, namun keluarga ku tidak buruk rupa. Saudara-saudara ku selalu jadi anak popular di sekolah, bukan berarti aku tidak popular, aku cukup popular

namun karena terlalu serius aku jadi lupa akan pubertas masa muda. Jadi, sebenarnya tampang ganteng sudah hari-hari di konsumsi

mataku.

“Terima Kasih, Anda juga terlihat sangat Luar biasa, yang Mulia” seruku tanpa menyebutkan kata “Tampan” agar dia tidak besar kepala. Kami terdiam sejenak.

“Lizra, dengan hormat aku mengajak mu untuk berdansa” dia mengulurkan tangan nya untuk berdansa. Aku sedikit ragu, tapi rasanya aku akan terkena masalah jika menolak uluran tangan tersebut. Ngomong-ngomong dimana si Angela Frozky ya?! Akhir nya, uluran tangan Rozen ku terima dan kami mulai berdansa Ketika musik sudah mulai di mainkan. Badan Lizra luar biasa, dengan sendirinya aku mengikuti Langkah-langkah dansa Rozen tanpa kesalahan sedikitpun.

***

Selesai berdansa dengan Rozen, Lizra beranjak ke balkon menikmati semilir angin, dia terlihat bosan berada di aula

istana, terutama ketika harus menjadi sorotan karena berdansa dengan Rozen, banyak putri

bangsawan yang datang dan menyapa nya, Lizra yang tidak tahan untuk berpura-pura tersenyum akhrinya dapat melarikan diri ke balkon. Dibalkon yang sepi Lizra menatap

rembulan yang besar di Kerajaan Eldoria, benar-benar hari yang cerah. Jauh di pikiran Lizra dia masih memikirkan cara dia lepas dari

cerita mengerikan Lizra di novel. Dia harus mencari cara agak dapat jauh dari intrik

internal istana dan Angela Frozky. Terutama Rozen.

“Apa kau tidak menikmati acaranya?” suara seorang pria mengejutkan nya, spontan Lizra berbalik dan melihat mata keemasan yang tenang menatapnya,

Cahaya bulan membuat rambut Rozen tampak mengkilat. Rozen perlahan berjalan mendekat kearah Lizra dan berdiri di sampingnya. Melihat Lizra yang berdiri bengong di sampingnya, Rozen tersenyum kemudian menatap lurus ke langit.

“Ternyata disini lebih segar, bulan terlihat indah”

Lizra masih terdiam, dia ikut menatap langit dan melihat bulan yang begitu besar dan jernih.

“Kau belum menjawab pertanyaanku, Liz” Lizra tertegun sejenak, menoleh kearahnya coba mengingat-ingat pertanyaan nya.

“Ah, aku menikmati pestanya, aku hanya sedikit Lelah dan ingin menghirup udara segar, Yang Mulia”

“hm…” dia memperhatikan Lizra dengan lekat, membuatnya merasa terganggu “Hari ini kau sedikit berbeda, Liz” katanya kemudian melepas pandangan dari Lizra dan kembali menatap langit.

“Oh, ya? Saya rasa tidak ada yang berbeda…yang mulia.” Lizra tertawa canggung

“Apa biasanya kau secanggung ini dengan ku? Tapi hari ini kau berbeda, bahkan gaun mu juga berbeda dari yang biasa”

“Apakah yang mulia selalu begitu memperhatikanku?” tanya

Lizra dengan nada bercanda.

“Iya.” Jawab Rozen singkat

“Apa?” Lizra melihat kearah Rozen yang juga memandangnya.

“Kau selalu menempel pada ku dimana pun kita berada, bagaimana aku tidak memperhatikanmu?”

“Oh…” Lizra tersipu malu. Dia mengutuki Lizra yang asli dalam hatinya.

“Benarkah?! Ah, maafkan saya Yang Mulia,

kedepannya tidak akan saya ulangi lagi” katanya dengan cepat, Lizra sangat ingin kabur dari suasana canggung saat bersama Rozen.

“Tidak akan kau ulangi? Jadi… itu berarti kau tidak akan menempel lagi padaku?”

“Ya, benar! Setelah intropeksi diri akhirnya aku menyadari itu sangat menggangu privasi yang mulia, jadi ku putuskan untuk tidak menempel

denganmu kedepannya”

“Benarkah?”

“Tentu saja” seru Lizra dengan yakin. Lizra berfikir sebaiknya di kesempatan itu dia mengatakannya langsung bahwa tak ingin

memiliki hubungan dengan pria yang akan membunuhnya di masa depan. Memikirkannya saja membuatnya memiliki rasa marah dalam hati. Dan sekarang pria ini berdiri di samping nya, berbicara dengan santai seolah-olah hubungan mereka baik-baik saja. Ini membuat Lizra frustasi. Dia ingin melepaskan keterikatan Lizra dengan Rozen namun entah kenapa

sepertinya dari lubuk hatinya merasa tidak rela. Apakah perasaan Lizra sudah tumbuh begitu kuat pada Rozen? Dia tidak membayangkan akhir yang akan Lizra alami jika terus memperjuangkan hal yang sudah jelas merupakan kekalahan sejak awal. Saat menjadi Lizza, dia tidak pernah mengambil

kesempatan yang peluang nya sedikit. Karena itu…

“Tapi aku keberatan…” seru Rozen dengan lirih, menatap mata Lizra dengan ekspresi yang tak dapat dijelaskan. Ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam pikiran Lizra.

"Ya?" dia terkejut, spontan melihat ke arah Rozen yang sedari tadi memandangnya. Rozen meraih ujung rambut Lizra yang panjang dan

indah terurai ke depan kemudian memutarnya dengan jarinya. Lizra merasa gugup dengan Tindakan tiba-tiba Rozen

“Ah, Itu lebih mudah. Bukan kah sejak awal yang mulia merasa terganggu dengan tindakanku yang menepel? Bukan kah sangat

melelahkan jika harus terpaksa bersikap sopan hanya karena aku seorang putri Duke?” Rozen

terdiam, dia mengalihkan pandangannya. “Maaf jika aku lancang yang mulia, aku memutuskan untuk tidak mengganggu yang mulia, dan berharap dari lubuk hatiku agar yang mulia secepatnya menemukan wanita yang di cintai sebagai putri mahkota Eldoria kita” Rozen masih terdiam lalu menatap lurus

kedepan, entah apa yang dipikirkannya. Lizra berusaha keras menunjukkan keseriusanya

terhadap apa yang dikatakannya.

“…”

“Baiklah, silahkan menikmati bulan nya, yang mulia, hamba ijin permisi…” Lizra berbalik hendak meninggalkan Rozen namun sebuah tangan menahan nya, Rozen menarik Lizra ke arahnya dan mendekapnya erat. Lizra kaget.

“ROZEN?”

Episodes
1 SIAPA AKU?
2 Keluarga Istana
3 Yang Mulia??
4 Ada apa dengan mu, Putra Mahkota?
5 Toko Buku Shamonisa
6 Cafe Ladora dan Diskusi
7 Diskusi dan perjalanan
8 Desa kecil, Kecurigaan Rozen.
9 Pertemuan di Utara
10 Makan Malam dan Anggur
11 Suasana panas dan suasana pertempuran
12 Kesepakatan Diplomatis di setujui
13 Lona, si Elang Ashborn
14 Kegelisahan
15 Putri Gabriella Light
16 Menikmati Teh di gedung Utama
17 Monfort dan Ashborn
18 pembicaraan dengan Christopher Monfort
19 Acara makan malam bersama
20 Rencana dan persiapan pembasmian monster
21 Pembasmian di daerah utara
22 Spesimen Monster Jenis Baru
23 Percakapan dengan Putri Gabriella
24 Hay pembaca setia “I AM DUCHESS”
25 Lucia dan Gabriella : Penyihir dan Elementalist
26 Unsur Monster Berbeda?
27 Sihir Pembangkit
28 Persiapan Regu Pembasmian
29 Pertempuran Di Tengah Kabut Salju
30 Pertempuran Di Tengah Kabut Salju 2
31 Lingkaran Sihir Kuno
32 Pencarian Media Sihir
33 Media Sihir
34 Media Sihir : Tarian di atas salju
35 Pembasmian Monster : Kembalinya Regu Pembasmian ke Duchy Winslow
36 Pesta Kemenangan : Serangan Kengerian
37 Tekad Ashborn
38 Pembekuan Waktu : Harga untuk Eldoria
39 Harga dari Loyalitas
40 Hati lembut seorang pahlawan perang
41 Halloooo haaiii...
42 Ashborn : Kehangatan keluarga
43 Pesta Kemenangan
44 Kehangatan dalam kepedihan
45 Hati di persimpangan
46 Melodi kesetiaan, dalam pelukan ketidakpastian
47 Bayangan Kesendirian: Perjuangan dan Ambisi
48 Menggugat identitas : Jejak Kehangatan dalam Kepahitan
49 Pembekuan waktu tanpa batas, Jiwa Lizra yang hilang.
50 Keyakinan di Tengah Lautan kegelapan Jiwa Yang Bersedih
51 Pertemuan Yang Tak Di Harapkan dan Kekacauan Di Cafe Ladora
52 Gaung Kesetiaan
53 Kesaksian di Balik Bayangan
54 Keinginan Kecil di balik Keserakahan
55 Dua Jiwa Yang Mencintai
56 Kepercayaan Kepada Dewa
57 Cinta Yang Terlalu Dalam : Harga Sebuah Penyesalan.
58 Surat Dari Franz Frozky
59 Kekelaman Duchy Frozky dan Harapan Baru
60 Serangan Mendadak Di Tengah Kota
61 KIta Akan Bersama Melindungi Eldoria
62 Sebagian dari diri ku
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SIAPA AKU?
2
Keluarga Istana
3
Yang Mulia??
4
Ada apa dengan mu, Putra Mahkota?
5
Toko Buku Shamonisa
6
Cafe Ladora dan Diskusi
7
Diskusi dan perjalanan
8
Desa kecil, Kecurigaan Rozen.
9
Pertemuan di Utara
10
Makan Malam dan Anggur
11
Suasana panas dan suasana pertempuran
12
Kesepakatan Diplomatis di setujui
13
Lona, si Elang Ashborn
14
Kegelisahan
15
Putri Gabriella Light
16
Menikmati Teh di gedung Utama
17
Monfort dan Ashborn
18
pembicaraan dengan Christopher Monfort
19
Acara makan malam bersama
20
Rencana dan persiapan pembasmian monster
21
Pembasmian di daerah utara
22
Spesimen Monster Jenis Baru
23
Percakapan dengan Putri Gabriella
24
Hay pembaca setia “I AM DUCHESS”
25
Lucia dan Gabriella : Penyihir dan Elementalist
26
Unsur Monster Berbeda?
27
Sihir Pembangkit
28
Persiapan Regu Pembasmian
29
Pertempuran Di Tengah Kabut Salju
30
Pertempuran Di Tengah Kabut Salju 2
31
Lingkaran Sihir Kuno
32
Pencarian Media Sihir
33
Media Sihir
34
Media Sihir : Tarian di atas salju
35
Pembasmian Monster : Kembalinya Regu Pembasmian ke Duchy Winslow
36
Pesta Kemenangan : Serangan Kengerian
37
Tekad Ashborn
38
Pembekuan Waktu : Harga untuk Eldoria
39
Harga dari Loyalitas
40
Hati lembut seorang pahlawan perang
41
Halloooo haaiii...
42
Ashborn : Kehangatan keluarga
43
Pesta Kemenangan
44
Kehangatan dalam kepedihan
45
Hati di persimpangan
46
Melodi kesetiaan, dalam pelukan ketidakpastian
47
Bayangan Kesendirian: Perjuangan dan Ambisi
48
Menggugat identitas : Jejak Kehangatan dalam Kepahitan
49
Pembekuan waktu tanpa batas, Jiwa Lizra yang hilang.
50
Keyakinan di Tengah Lautan kegelapan Jiwa Yang Bersedih
51
Pertemuan Yang Tak Di Harapkan dan Kekacauan Di Cafe Ladora
52
Gaung Kesetiaan
53
Kesaksian di Balik Bayangan
54
Keinginan Kecil di balik Keserakahan
55
Dua Jiwa Yang Mencintai
56
Kepercayaan Kepada Dewa
57
Cinta Yang Terlalu Dalam : Harga Sebuah Penyesalan.
58
Surat Dari Franz Frozky
59
Kekelaman Duchy Frozky dan Harapan Baru
60
Serangan Mendadak Di Tengah Kota
61
KIta Akan Bersama Melindungi Eldoria
62
Sebagian dari diri ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!