Kereta berjalan menuju pertengahan kota Eldoria, tepatnya dijalan Elgor. Sepanjang jalan Elgor, berjejer toko barang antik, toko peralatan sihir dan juga toko buku. Rozen yang menggunakan jubah untuk menutupi baju pangeran berjalan mengikuti Lizra menuju sebuah toko unik dan kecil di persimpangan jalan Elgor. Plang toko sangat kecil dengan bangunan dua Tingkat, tertulis di plang “Shamonisa”, Shamonisa adalah nama toko buku tersebut. Ezra dan Adrian menunggu di kereta. Seorang pria setengah baya bergaya rapi menggunakan kemeja putih dipadukan dengan rompi kulit, celana jeans butut berwarna coklat yang sedikit kebesaran, ujungnya jeans di gulung hingga tidak terseret di lantai. Pria tersebut sedang membaca sebuah buku dan sedikit terganggu dengan kedatangan
Lizra dan Rozen.
“Ting”
Bunyi bel di depan pintu berbunyi Ketika kedua bangsawan tersebut melangkahkan kaki masuk ke toko Shamonisa.
“Ah, coba lihat siapa yang datang” pria tersebut di dada nya ada sebuah nametag bertuliskan “Cedrik”
“Halo, tuan Cedrik, apa kabar?” Lizra menyapanya lalu memberikan lambaian singkat kepada pria Bernama Cedrik itu.
“Halo, Nona… Lama tidak bertemu. Apa pria itu temanmu?” Cedrik berjalan mendekati mereka masih dengan buku ditangannya, dia melemparkan buku tersebut secara sembarangan ke atas meja kasir.
“Ya, dia temanku” jawab Lizra singkat.
Cedrik adalah kaki tangan August Beck yang menyampaikan informasi kepada pelanggan tanpa harus bertemu dengan August sendiri,
terkecuali Lizra. August secara langsung selalu memberikan informasi kepadanya.
“Aku ingin mencari buku yang menarik” seru Lizra, mencari buku adalah sebuah kode yang di pahami oleh anggota guild sebagai “mencari informasi”. Cedrik tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangan kepada Rozen. “Novel wanita” Lanjut Lizra yang berarti, pria di belakang tidak boleh tahu. Cedrik tersenyum
lebar kemudian berjalan ke sebuah rak tinggi di sisi kanan toko. Dia mengambil sebuah buku bersampul biru dengan gambar wanita bangsawan tertidur.
“Saya merekomendasikan novel yang sedang viral diantara gadis seusia anda sekarang, nona.” Cedrik menyerahkan sebuah buku kepada Lizra dengan judul “Putri Utara yang tertidur”.
“Seperti nya cerita novel ini menarik, akhir-akhir ini aku suka cerita romansa” Lizra tersenyum sembari memegang buku tersebut lalu memasukkannya ke dalam tas kecil yang dibawanya.
“Buku itu sangat laris, saya harap nona menyukainya.” Cedrik melirik kearah Rozen lalu berkata, “Tuan, apa anda mencari buku?”
“Ya, berikan aku buku novel yang sama”
“Wah, selera anda cukup mengejutkan” seru Cedrik lalu Kembali mengambil sebuah buku di rak. Aku terkikik melihat Rozen membeli novel romansa. Buku yang di berikan kepada Lizra berisikan sebuah informasi terkait wilayah
Duchy Utara dan tidak berhubungan sama sekali dengan novel romansa. Sebelum ke
toko buku, Lizra sudah mengabari August agar menitipkan informasi tersebut dengan menyamarkan nya sebagai sebuah novel. Sedangkan buku yang diberikan kepada Rozen adalah Novel sebuah novel asli tentang romansa gadis muda.
“Mungkin dengan begini kita bisa saling mendiskusi kan isi novel ini, Temanku Liz” seru Rozen sarkastik pada Lizra yang bergetar karena menahan tawa. Cukup lucu bagi Lizra karena seorang putra mahkota yang agung dan hebat sekarang sedang menggenggam sebuah buku Romansa para gadis. Seolah dia adalah playboy yang tidak punya kerjaan.
“Harga satu buku 5 Zart” seru Cedrik yang telah berdiri di meja kasir.
“Aku akan membayar dua buku ini, Cedrik” Lizra mengeluarkan 10 Zart dan memeberikan kepada Cedrik.Lizra dan Rozen keluar dari toko buku. Lalu berjalan di gang sempit untuk menuju ke simpangan besar Jalan Elgor.
“Seperti nya, Si Cedrik ini sangat mengenalmu” seru Rozen yang berjalan mengikuti Lizra dari belakang
“Tentu saja, aku sudah lama menjadi pelanggan Shamonisa”
“Cukup menarik karena seorang Lizra menjadi pelanggan Shamonisa dan bukan Selendria”
Selendria adalah toko buku mewah yang terkenal di jalan Elgor, merupa kan tempat yang sering di kunjungi oleh para bangsawan untuk membeli buku.
“Kau tahu? Di Selendria tidak memiliki novel seperti ini”
“Seleramu unik, Nona” seru Rozen curiga. Rozen adalah pria yang teliti dan cermat, dia cukup penasaran dengan Shamonisa namun menutupinya rasa penasaran nya, sebaliknya, Lizra sudah berfikir Rozen akan mencari tahu tentang Shamonisa, karena itu dengan cepat dia memberikan catatan kecil kepada Cedrik saat membayar buku agar August berhati-hati dalam menyamarkan Guild “Mata Elang” dari putra mahkota.
Mereka akhirnya sampai di kereta kuda, Ezra dan Adrian yang menunggu disana terlihat senang karena akhir nya tuan mereka telah Kembali.
“Nona, apakah nona sudah mendapatkan buku yang diingin kan?”
Ezra berlari kearah Lizra.
“Tentu saja, Putra Mahkota yang terhebat ini juga telah membeli buku yang sama” cibir Lizra, Ezra terkikik mendengarnya. Wajah Rozen tenang tanpa ekspresi, tidak merasa malu ama sekali.
“Apakah kita akan ke Café Ladora sekarang, Nona?”
“Tentu saja, aku tidak sabar mencoba Cake disana”
“Oke, nona. Tuan Eddy sudah menunggu aku telah melakukan reservasi sebelumnya” mereka kemudian masuk kedalam kereta. Adrian yang sebagai kusir dan Ezra duduk bersamanya di bangku kusir sedangkan Rozen dan Lizra berada dalam kereta. Rozen terlihat dongkol, dia bersender di kereta lalu melipat
tangannya, kaki nya disilangkan.
“Aku tak menyangka kenalan Putri Duke sangat banyak, Eddy?”
“Yang mulia baru sadar kalau saya sangat populer?” Lizra tersenyum bangga
“Aku tak sabar mencicipi Cake Eddy” seru nya kesal
“Aku akan memesan Cake edisi terbatas, yang mulia, kebetulan aku langganan di sana.”
“Langganan…” Rozen melirik curiga pada Lizra. Dia sudah mengatakan kata “Langganan” dua kali hari itu. Kereta terus melaju kearah jalan Weppo yang merupakan pusat Elgor, di sana berjejer toko pakaian, Café, Restaurant, Toko Sepatu, toko permata dan lain-lain. Kereta kuda berhenti di depan pertigaan jalan Weppo di sana ada sebuah café yang cukup besar dan rame. Plang besar dengan tulisan Café Ladora.
“Kita sudah sampai” Lizra turun dari kereta lalu diikuti Rozen yang terlihat dongkol. Ezra turun dan menghampiri nona nya, begitu juga Adrian menghampiri tuannya.
“Tuan, saya akan menunggu di kereta” seru Adrian pada Rozen
“Wah, sayang sekali jika Tuan Adrian tidak ikut mencicipi Cake dari Café Ladora, Cake nya sangat enak” Seru Ezra antusias pada Adrian,
Adrian salah tingkah karena tidak ada perintah dari Rozen.
“Titip saja kereta kudanya, dan kita ke Café bersama, bagaimana yang mu… eh, temanku?” seru Lizra menoleh kepada Rozen
“Titip saja kereta nya, Adrian” Rozen memberikan perintah, lalu berjalan kearah Café Ladora diikuti Lizra dan Ezra yang antusias.
Café Ladora merupakan Café milik Eddy Jones yang merupakan ksatria bayangan Lizra yang di perintahkan untuk membuka Café dan mencari informasi dari berbagai pelanggan yang datang serta mendengarkan rumor di pusat kota. Café Ladora merupakan salah satu Café yang sering dikunjungi baik oleh bangsawan maupun rakyat biasa yang kaya. Eddy Jones selain sebagai Chef di Café tersebut juga seorang ksatria loyal yang mengikuti Lizra kemanapun Lizra perintahkan. Tidak banyak yang tahu tentang orang loyal
Lizra yang telah dia sebarkan di Kerajaan Eldoria. Bahkan pihak Kerajaan pun sulit menyusuri jejak Lizra dengan orang loyal yang mengikutinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments