Lizra duduk di meja bersama Rozen, Duke Winslow, dan Nicholas. Ezra berdiri dengan sopan di belakang Lizra, siap untuk memberikan pelayanan jika dibutuhkan. Para pelayan menghidangkan makan malam berupa steak daging domba terbaik yang merupakan menu utama di wilayah utara. Semua tampak menikmati makanan mereka dengan antusias, sambil melakukan percakapan ringan tentang tempat mereka akan melakukan observasi, yaitu area monster yang menjadi fokus utama.
"Mari kita mulai dari bagian mana dari area monster ini, Nona Ashborn? Apakah ada daerah tertentu yang menurutmu perlu kita amati dengan lebih teliti?" tanya Duke Winslow kepada Lizra kemudian menoleh
sekila kearahnya lalu menyuap kan daging Domba kemulutnya.
"Saya pikir kita harus fokus pada bagian utara wilayah tersebut. Ada laporan bahwa monster baru sering muncul di daerah hutan belantara di sekitar sana. Mungkin kita bisa melakukan pengamatan langsung disana." Lizra mempertimbangkan pertanyaan Duke Winslow dengan serius, sementara Rozen dan Nicholas juga mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia menjawab dengan penuh pertimbangan, berbagi pengetahuannya tentang area monster yang perlu diperhatikan
Nicholas Winslow mengangguk setuju dengan saran Lizra, menambahkan pandangannya sendiri tentang situasi tersebut. Semua tampak tertarik dengan rencana observasi mereka dan siap untuk melaksanakannya dengan penuh semangat.
"Saya setuju dengan saran Lizra. Bagian utara memang menjadi wilayah yang perlu diperhatikan dengan lebih cermat.” Tambah Nicholas Winslow sambil terus menikmati hidangan mereka, Lizra dan Rozen berdiskusi lebih lanjut tentang rencana observasi mereka. Mereka salingbertukar pandangan, menunjukkan keterlibatan dan keseriusan mereka dalam menghadapi tantangan yang ada.
"Kami juga akan memeriksa area hutan di sekitar danau. Ada laporan bahwa beberapa penduduk melaporkan aktivitas monster di sana juga. Kami akan memastikan untuk melakukan observasi menyeluruh di seluruh wilayah tersebut." Kata Rozen serius,
"Sangat bagus. Semoga observasi kita nanti memberikan hasil yang bermanfaat bagi wilayah ini." Tambah Duke winslow merespon apa yang di sampaikan oleh Rozen.
Mereka melanjutkan menikmati makan malam dan sambil meneruskan obrolan ringan tentang wilayah utara. Duke Winslow cukup ramah terhadap tamunya. Setelah makan malam selesai, mereka Kembali ke kamar masing-masing.
***
Rozen berdiri di depan pintu kamar Lizra, membawa sebotol anggur dalam tangannya. Dia tersenyum hangat saat Lizra membuka pintu dan menyambut kedatangannya dengan ramah.
"Hai, Liz. Aku membawa sebotol anggur untuk kita nikmati bersama. Ayo nikmati bersama." Seru Rozen kemudian mengangkat botol anggur di depan Lizra. Lizra yang merasa gerah karena terlalu banyak mengkonsumsi daging domba menyetujuinya.
"Tentu, Yang mulia. Silakan masuk."
Lizra dan Rozen duduk di sofa, menikmati anggur yang disajikan oleh Rozen. Mereka berdua tersenyum dan berbincang ringan,
menciptakan suasana yang santai dan hangat di dalam kamar Lizra.
"Liz, aku ingin tahu, apa keyakinanmu tentang bantuan yang kita berikan kepada wilayah utara terkait pembasmian monster? Apakah kamu yakin kita bisa membuat perubahan?" Rozen duduk di seberang Lizra di kamar, menatapnya dengan serius. Dia bertanya dengan penuh perhatian, ingin mengetahui keyakinan Lizra terhadap bantuan yang diberikan kepada wilayah utara terkait pembasmian monster tersebut.
"Tentu saja. Aku yakin bahwa bantuan yang kita berikan sangat penting. Wilayah utara butuh dukungan kita untuk mengatasi ancaman monster ini." Lizra menatap Rozen dengan tegas, menegaskan keyakinannya
terhadap pentingnya bantuan mereka. Dia percaya bahwa kolaborasi mereka dapat
membawa perubahan yang positif bagi wilayah utara, "Kita memiliki sumber daya dan pengetahuan yang diperlukan untuk membantu mereka. Dengan kerja sama yang baik, aku yakin kita bisa membuat perbedaan yang signifikan."
Rozen mengangguk setuju dengan pendapat Lizra, menyadari pentingnya peran mereka dalam membantu wilayah utara. Lizra dengan senyum ramah menuangkan anggur ke dalam gelas Rozen, berusaha menunjukkan keramahannya.
Namun, karena mulai mabuk, tangannya gemetar, dan anggur tumpah mengenai celana
Rozen yang tampak terkejut.
"Oh tidak!" pekik Rozen kaget,
"Maafkan aku, yang mulia! Aku benar-benar tidak bermaksud membuat ini terjadi!" Lizra langsung merasa panik dan bersalah, dan tanpa ragu ia berlari mendekati Rozen, mencoba membersihkan noda anggur dari celananya. Rozen merasa sedikit canggung, tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap situasi ini.
"Benar-benar, ini tidak masalah. Kita semua bisa berantakan kadang-kadang, kan?" kata Rozen dengan suara bergetar karena gugup,
Lizra sekarang sedang mengeringkan noda anggur yang mengenai pahanya.
"Aku sungguh menyesal, yang mulia. Aku tidak bermaksud membuat situasi ini menjadi canggung."
"Ya, tidak masalah, Liz. Seperti yang aku katakan, ini bukan akhir dunia.” Wajah Rozen memerah membuat Lizra ikut tersipu dengan situasi tersebut.
Lizra masih sibuk membersihkan noda anggur di celana Rozen dengan kain, tetapi Rozen mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Dia mencoba menarik Lizra agar berhenti, tetapi Lizra tidak sengaja oleng dan mereka berdua terjatuh ke belakang dengan keras, terduduk di atas sofa.
"Liz, cukup, tidak perlu khawatir."
"Maaf, aku hanya ingin membantumu membersihkan ini." mereka terjatuh ke belakang dengan posisi yang tidak nyaman,
Lizra berada dalam pelukan Rozen saat mereka jatuh ke sofa. Keduanya terkejut
dengan kejadian ini, dan suasana menjadi tegang dan penuh kecanggungan.
"Si-sini, aku akan membantumu bangun."
"Apa yang terjadi? Maafkan aku, yang mulia!"
Rozen mencoba mengangkat tubuh Lizra dari pelukannya, tetapi mereka berdua terus terpeleset dan jatuh ke sofa lagi. Mereka berdua merasa canggung dan malu dengan situasi ini, dan tidak tahu bagaimana cara
menyelesaikannya dengan baik.
"Mungkin aku harus berhati-hati, maafkan aku, Liz."
"Ini semua salahku, aku tidak bermaksud menyebabkan ini."
Rozen memeluk Lizra erat dalam pelukannya, mencoba menenangkan suasana setelah kejadian yang memalukan itu. Lizra tampak canggung dan terkejut dengan pelukan itu, tetapi dia tidak bisa bergerak di pelukan
Rozen.
"Situasi ini memang tidak diharapkan, tetapi mungkin itu harus terjadi. Kita tidak perlu melupakan kejadian ini, bukan? Liz?"
"Ya, terima kasih atas dukunganmu yang hangat, yang mulia. Siapa sangka kita akan berakhir seperti ini?" Lizra terkekeh mencoba meredakan ketegangan, meskipun awalnya canggung, Lizra mulai merasa lebih nyaman dengan situasi itu dan mulai mencair. Dia merasa hangat dengan pelukan Rozen dan mulai berbicara dengan lebih santai.
"Kamu tahu, yang mulia, ada sesuatu yang aneh tentang situasi ini, tetapi aku merasa... nyaman."
"Sama, Liz. Sama."
Suasana semakin memanas di antara mereka saat mereka terus berpelukan. Lizra merasa semakin terbawa suasana, dan dia mulai berbicara dengan lebih intim dan terbuka kepada Rozen.
"Aku merasa seperti aku bisa membuka diriku padamu, yang mulia. Aku merasa... seperti kita bisa berbagi segalanya."
"Aku juga merasakannya, Liz. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya."
"Mungkin... mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang baru, yang mulia.”
"Aku percaya itu, Liz. Dan aku sangat berterima kasih atas momen ini."
Rozen mengusap wajah Lizra dengan lembut, matanya penuh dengan kelembutan saat dia meraihnya. Lizra menatapnya dengan tatapan penuh keintiman, wajahnya memerah karena perasaan yang tumbuh di dadanya.
"Kamu begitu istimewa bagiku, Lizra. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu."
"Yang mulia..."
Rozen mencium lembut kening Lizra dengan penuh kasih sayang, menyampaikan perasaannya kepadanya dengan tindakan kecil tersebut. Lizra merasa hangat dan tersentuh oleh gestur Rozen, hatinya berdebar kencang di dadanya. Mereka saling menatap dengan dekat, tatapan penuh cinta dan keinginan. Suasana semakin intens di antara mereka, dan Lizra merasa hatinya berdebar kencang dalam
dadanya.
"Liz, aku merasa seperti aku tidak bisa menahan diri lagi..."
Akhirnya, ciuman membara terjadi di antara mereka, menyatukan hati dan jiwa mereka dalam momen yang penuh keintiman. Wajah Lizra memerah merona, dan mereka terbawa dalam suasana yang panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments