BERASAL DARI LANGIT

Yasmin terhuyung-huyung menahan beban tubuh makhluk asing yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri di hadapannya.

Sambil mengeluh, ia melangkah menuju sebuah pohon yang letaknya hanya beberapa meter dari tempatnya berdiri. Pohon tersebut berdaun rindang, dengan akar sebesar lengan yang mencuat di sekitarnya.

"Nah, sudah sampai," desis Yasmin, perlahan membaringkan si makhluk asing di bawah pohon, tepat di sela-sela akar yang berukuran lumayan besar, lalu menutupi tubuh makhluk asing itu dengan selimut yang ia bawa dari rumah.

"Apa yang aku harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku tinggalkan saja dia di sini," gumam Yasmin, sembari mengusap peluh di dahinya.

Sempat terlintas di benak Yasmin untuk meninggalkan makhluk asing itu, tetapi niatan itu pergi secepat datangnya. Mana tega ia meninggalkan seseorang atau makhluk hidup jenis apa pun yang tengah pingsan di atas bukit seorang diri, dan di tengah malam seperti ini. Bagaimana kalau ada ular yang datang untuk mengigit atau binatang buas lainnya. Jika sampai hal itu terjadi, ia pasti akan merasa sangat bersalah.

Alih-alih beranjak dari bukit dan kembali ke rumah untuk mengamankan diri, Yasmin justru memilih untuk duduk tepat di samping si makhluk asing. Ia memutuskan untuk pergi besok saja, pagi-pagi sekali sebelum makhluk itu sadarkan diri.

***

Kicauan burung kenari yang hinggap di dahan-dahan pohon terendah membangunkan Yasmin. Memaksanya untuk membuka mata dan mengakhiri mimpi indah yang berlangsung di bawah alam sadarnya.

Terbiasa hidup di perkotaan membuat Yasmin tidak terbiasa dengan suara kicau burung, hingga suara kicau yang sekarang saling bersahutan memenuhi udara di sekitarnya mampu membuat tidurnya terganggu.

Yasmin menggeliat, menguap sambil merentangkan kedua tangan dan membuka matanya perlahan.

Begitu kedua matanya terbuka, ia dikejutkan oleh sepasang iris biru yang menatapnya dari jarak yang begitu dekat.

"Astaga! Apa yang kau lakukan?!" seru Yasmin, refleks mendorong pria di hadapannya dengan cukup keras.

Pria itu terjatuh, kedua sayapnya yang tadinya terlipat anggun di punggung, mendadak terbuka lebar dan mengeluarkan lidah api yang redup. Begitu sepasang sayap itu terbuka, udara dingin di sekitar Yasmin tiba-tiba saja menjadi hangat.

"Ah, sial. Seharusnya tidak kusentuh," gumam Yasmin, sembari sibuk mengibaskan tangannya yang melepuh karena bersentuhan dengan tubuh si makhluk asing.

Melihat telapak tangan Yasmin yang kemerahan, si makhluk asing segera meraih pergelangan tangan Yasmin. "Pasti sakit sekali," ucapnya.

Yasmin terkesima. "Kau bisa bicara? Dan kau bicara dengan bahasa yang sama denganku."

"Ya, aku memahaminya dengan cepat. Semua ucapanmu itu dapat diterima dengan baik oleh otakku sejak semalam."

Yasmin berdecak kagum sambil menggelengkan kepala. "Jadi kau punya otak juga? Aku pikir tidak," ujarnya, asal.

"Tentu aku punya," jawab si makhluk asing yang terlihat sedikit tersinggung atas pernyataan Yasmin. Memangnya ia terlihat begitu bodoh, sampai-sampai Yasmin mengira jika dirinya tidak punya otak.

Setelah beberapa saat memperhatikan luka bakar di telapak tangan Yasmin, si makhluk asing pun memutuskan untuk menyembuhkan luka itu. Apalagi, luka di tangan Yasmin disebabkan oleh dirinya, ia merasa bertanggung jawab untuk menyembuhkan luka itu. Ia pun menutup mata, dan mulai merapal mantra dalam kalimat-kalimat asing yang tidak pernah didengar oleh Yasmin sebelumnya. Dan detik berikutnya, luka itu menghilang begitu saja.

"Wah, ini keren." Yasmin memekik begitu melihat luka di tangannya tiba-tiba menghilang. Ia bahkan tidak merasakan sakit seperti sebelumnya.

"Keren?" Si makhluk asing terlihat bingung.

Yasmin mengangguk, dan segera bangkit berdiri. "Keren, berarti hebat," jelasnya singkat, lalu ia sibuk mengedarkan pandangan ke segala arah, mencari-cari sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai senjata jika pria di hadapannya tiba-tiba saja menjadi berbahaya dan menyerangnya.

"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya Yasmin.

"Aku ... Aku Eridanus."

Dahi Yasmin mengernyit. "Eridanus. Terdengar keren, tapi sedikit aneh. Aku bisa memanggilmu Anus," komentarnya, sambil meraih ranting yang berukuran lumayan besar dari sela-sela tanaman rambat.

"Kau berasal dari mana, Anus?" tanya Yasmin lagi, kali ini ia mengarahkan ujung ranting tepat ke wajah Eridanus.

Eridanus yang terkejut segera mundur beberapa langkah. "Kau ingin menyerangku?"

Yasmin berdecak. "Tidak. Aku hanya jaga-jaga. Jawab saja pertanyaanku, kau itu berasal dari mana, dan kau itu apa?" Yasmin mendesak, sembari menggerak-gerakkan ranting di tangannya hingga ranting itu menyentuh sayap Eridanus.

"Dari sana," jawab Eridanus, mengarahkan telunjuknya ke langit. "Ouranós," lanjutnya.

Yasmin mengikuti arah yang ditunjukan oleh Eridanus. "Langit?" tanyanya, memastikan.

Eridanus menggeleng. "Bukan, tapi Ouranós."

"Jika bukan langit lalu ... udara?"

Eridanus terlihat kesal, ia menggeleng dengan cepat, membuat rambut panjangnya yang kusut bergerak liar ke sana-kemari.

"Ouranós. Kan sudah aku katakan berulang kali. Kenapa kau tidak mengerti. Aku berasal dari Ouranós, bukan dari langit ataupun udara. Lagi pula, apa itu langit dan udara?" tanyanya, penasaran.

Yasmin menghela napas panjang. Ia mengerti sekarang, pastilah ada perbedaan nama objek antara dunianya dan juga dunia Eridanus. Jika memang Eridanus bukan makhluk yang berasal dari dunianya hal seperti perbedaan bahasa, nama benda, dan lain sebagainya merupakan hal yang lazim.

"Langit adalah itu, yang ada di atas sana. Di mana saat siang hari akan menjadi tempat matahari untuk menampakkan wujudnya, membuat kita semua merasa hangat, dan saat malam hari menjadi tempat bagi bulan juga bintang untuk berparade, memamerkan kilau mereka masing-masing. Itulah yang disebut langit." Yasmin menjelaskan sesingkat yang ia bisa.

Akan tetapi, Eridanus tampak tidak mengerti. Ia masih terlihat bingung dan tidak menangkap apa pun yang diucapkan oleh Yasmin.

Melihat gelagat Eridanus yang seperti akan melontarkan seribu pertanyaan, Yasmin pun mencari aman. Ia mengibaskan tangan dan segera beranjak dari hadapan Eridanus sebelum pria itu mulai bertanya macam-macam.

"Kau akan ke mana?" tanya Eridanus, sembari menatap punggung Yasmin yang bergerak menjauh.

"Aku akan pergi sekarang. Ibu dan ayahku pasti mencariku ke mana-mana. Kau kembalilah ke rumahmu. Ke langit atau ke osos yang kau sebut tadi."

"Ouranós, bukan Osos," gumam Eridanus.

Yasmin mengibaskan tangan. "Terserah saja apa katamu." Setelah mengatakan itu, Yasmin segera mempercepat langkahnya menuruni bukit. Ia menyingkirkan tanaman-tanaman rambat dan berduri menggunakan ranting yang ia pegang sejak tadi.

Sebenarnya Yasmin merasa tidak tega jika harus meninggalkan Eridanus seorang diri seperti ini. Setidaknya ia harus menunggu dan memastikan apakah Eridanus bisa kembali ke langit dengan selamat. lagi pula, masih banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Eridanus; tentang siapa Eridanus sebenarnya, dan apakah memang benar Eridanus berasal dari langit. Namun, ia tidak punya pilihan lain selain pergi dari bukit secepat mungkin sebelum ayah dan ibunya mengumpulkan warga desa dan mulai mencari keberadaannya dengan cara yang berlebihan.

Akan tetapi, baru beberapa langkah ia meninggalkan puncak bukit, kedua kakinya tiba-tiba saja mengeras dan tidak dapat digerakkan. Kedua kakinya seperti berubah menjadi batu

"Apa yang terjadi? Apa ibu mengutukku karena aku pergi diam-diam dari rumah," gumam Yasmin yang mulai panik, dan berusaha menggerakkan kakinya dengan susah payah.

Namun, tidak lama kemudian ia menyadari bahwa keanehan yang terjadi padanya bisa saja ulah Eridanus. Bukankah pria itu tadi dapat dengan mudah menyembuhkan luka di tangannya, seolah pria itu memiliki ilmu sihir yang tidak dimiliki manusia biasa. Jadi tidak menutup kemungkinan jika Eridanuslah yang membuat kakinya tidak dapat bergerak.

"Sial. Seharusnya aku melarikan diri sejak semalam!"

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!