18. Om Faisal

" Bagaimana tadi waktu dirumah sakit Ar apakah semua baik - baik saja?" tanya Faisal pada Ario yang baru saja pulang dari rumah sakit Pelita Kasih.

" Biasa saja Om cuma aku beruntung ada Bunga yang bantu aku disana jadi aku tidak terlalu lelah untuk berkeliling ke seluruh ruangan yang ada di sana." jawab Ario jujur pada Faisal.

" Bunga?" Faisal tidak percaya kalau Faisal bertemu dengan Bunga putri nya.

" Iya Om aku ketemu Bunga ... Seandainya aku ambil Bunga menjadi istri ku dan menjadi bundanya Arka Om setuju tidak?" tanya Ario dan Faisal sangat terkejut mendengar pertanyaan Ario.

" Maksudnya?"

" Aku mau menikah dengan Bunga Om ... Apa Om setuju?" tanya Ario lagi.

" Ario Om tahu betul siapa kamu jangan buat Bunga dan Om kecewa. Om tahu kamu seperti apa ... Kamu hanya bisa mencintai satu orang wanita dan Om tidak mau putri Om menjadi pelarian kamu. Om tahu Bunga sangat sayang pada kamu karena dia sudah menganggap kamu sebagai kakak kandungnya." jelas Faisal pada Ario dan Ario merasa kecewa karena Faisal menolak permintaan Ario.

" Aku tahu Om hanya saja aku akan mencoba untuk menyaingi dan mencintai Bunga." Ario memohon untuk memberikan rasa percaya pada Faisal bahwa dirinya bersungguh-sungguh.

Faisal yang tahu hatinya Ario bukan untuk Bunga putri kesayangan nya itu langsung berkata " Om tahu kamu mau mencoba tapi rasa cinta tidak untuk di coba Ario tapi dirasakan karena cinta tidak bisa diatur atau di pilih kepada siapa dan dimana dia akan tumbuh ... Om sarankan jangan buat kecewa di hati anak Om yang sampai saat ini dia hanya tahu mencintai mu dalam diam. Om juga tahu perasaan nya pada kamu sangat dalam tapi dia tidak mau kamu tahu dan Om tidak mau kamu membuat dia tambah sakit hati dan kecewa biarlah dia mencintai kamu dalam diam dan biarkan dia hanya menganggap kamu sebagai kakak yang sedari kecil selalu melindungi dirinya."

Ario hanya bisa terdiam tanpa bisa membela dirinya karena apa yang dikatakan oleh Faisal itu benar adanya bahwa cinta tidak bisa di coba karena cinta adalah anugerah bukan perasaan yang biasa dibuat - buat dan ditumbuhkan, apalagi hanya untuk sebuah pelarian semata.

" Om saya mau keluar dulu ya Om." Ario ingin menenangkan diri dan dia ingin pergi keluar untuk quality time untuk dirinya karena saat ini dia merasa kalut karena bingung harus bersikap seperti apa untuk menghadapi Kanaya.

Rasa cintanya kepada Kanaya sampai saat ini memang masih sangat dalam tapi dengan sikap Kanaya yang sangat membenci dirinya membuat dia berpikir ulang untuk terus berjuang untuk mendapatkan wanita idaman hatinya itu.

...****************...

Satu Minggu kemudian

Disebuah cafe sepasang anak muda yang tidak berstatus sebagai sepasang kekasih sedang makan siang. Ya pasangan itu adalah Kanaya dan Denis yang sedang menikmati makan siang bersama.

Tidak disengaja Arka dan Nadia juga sedang makan disana. Nadia juga mengundang Masira untuk makan bersama di cafe itu sekaligus untuk ngobrol.

Masira juga mengajak Bunga karena ini biasa mereka lakukan untuk mempererat hubungan persahabatan mereka agar tidak renggang.

" Mas ... Aku bingung dengan Ario." kata Nadia dengan suara berat.

" Kenapa kok kamu bingung lihat Ario? Apa yang kamu bingung kan ... Ario tampan mapan dan juga tidak sedikit wanita yang tergila - gila pada anak mu itu."

" Iya soalnya Ario itu tidak juga mau menikah dengan wanita mana pun."

" Ya mungkin dia belum dapat wanita yang tepat." jawab Masira santai sambil terus mengunyah makanan yang masih penuh di mulutnya.

" Masalah nya ibu kandung Arka masih hidup." kata Nadia sambil berbisik takut Bunga yang sedang menemani Arka bermain mendengar pembicaraan mereka.

" Apa?" kata Masira dengan suara yang sedikit kuat dan tentu saja semua orang melihat kearah mereka.

" Ada apa ma?" Bunga berlari ke arah dua wanita paruh baya itu.

" Ahh tidak sayang Tante Nadia bicara ngawur saja jadi mama kaget." jawab Masira santai sambil melirik ke arah Nadia.

" Ohh kirain apaan ... Ya sudah aku temani Arka lagi ya Ma." kata Bunga permisi dan kembali menemani Arka.

" Kamu sih kuat banget suaranya jadi hebohkan?" kata Nadia memperingati sahabat nya itu.

" Habis aku kaget kan yang aku tahu ibu kandung Arka sudah meninggal setelah melahirkan Arka." jawab Masira sumringah dan kembali menikmati minuman nya.

" Kamu tahu Mas dia sekarang menjadi dokter di rumah sakit Pelita Kasih." kata Nadia lagi dan itu kembali membuat Masira ingin mengeluarkan suara kuat namun Nadia berhasil menahannya dengan tangan nya.

" Apppp."

" Ih kamu ini ... Pelan - pelan dong." Nadia kembali mengingatkan lagi sahabat nya itu.

" Iya aku kaget Nadia."

" Iya aku tahu tapi tidak dengan berteriak juga dong Mas." Nadia panik karena lagi - lagi Masira membuat kegaduhan.

" Aku jadi penasaran seperti apa sih orang yang sangat di cintai Ario itu? Apa dia cantik Nad?" Masira penasaran dengan sosok Kanaya.

" Cantik Mas ... Aku akui dia cantik banget." puji Nadia pada sosok wanita yang sangat di cintai putra nya itu.

" Kapan ya aku bisa ketemu dengan dia aku ingin melihat wajah Kanaya yang sudah tega menolak pesona Ario ponakan aku yang lucu itu." Masira sangat geram pada sosok wanita yang bernama Kanaya itu.

Tiba - tiba dari arah belakang Masira seorang gadis yang sedari tadi menjadi tokoh utama dalam pembicaraan mereka muncul "Assalamualaikum ibu Nadia".

" Waalaikumsalam." jawab kedua wanita itu , Nadia tersenyum sedangkan Masira menunjukkan wajah bingung karena memang dia tidak mengenal sosok Kanaya.

"Masya Allah cantiknya kamu nak?" puji Masira pada sosok Kanaya.

" Terimakasih Tante, Bu apa boleh saya minta izin untuk bermain dengan Arka sebentar saja?" Kanaya meminta izin kepada Nadia.

" Boleh ... Tapi tolong jangan beritahu kan apa pun siapa kamu sesungguhnya ... Kecuali kamu nanti sudah menjadi Bunda Arka. Itu pun kalau kamu mau menikah dengan Ario putra saya ayah kandung Arka." Nadia terlihat tidak bersahabat dengan Kanaya itu terjadi karena apa yang sudah di katakan Ario bahwa Kanaya sangat membenci dirinya.

" Terimakasih ibu dan saya berjanji tidak akan memberitahu jati diri saya pada Arka dan saya juga lebih nyaman jika Arka mengenal saya sebagai Tante cantik dari pada sebagai ibu kandungnya." Kanaya hanya bisa tersenyum getir menjawab pertanyaan Nadia.

" Ok saya pegang janji kamu karena saya tidak mau cucu saya menderita seperti yang dialami anak saya selama tujuh tahun ini." kata Nadia dan setelah kalimat Nadia itu Kanaya mendekati Arka dan Bunga bermain.

" Itu dia Kanaya Nad?" tanya Masira pada Nadia dan Nadia hanya mengangguk kalau apa yang dikatakan oleh Masira itu benar.

Terpopuler

Comments

Amora Silalahi

Amora Silalahi

aku setuju sama Faisal cinta itu bukan untuk dicoba²

2024-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!