5. Garam

" Ayah cariin Arka ya?" kata Arka ketika sudah sampai di meja yang sudah dipesan sang ayah untuk makan siang mereka.

" Iya sayang kamu kemana saja?" kata Ario yang sempat kuatir karena anak kesayangan tidak kelihatan beberapa menit.

" Tadi Arka tabrakan sama Tante cantik Ayah." kata Arka jujur.

" Tabrakan? Sama Tante cantik?" Ario menautkan kedua alisnya.

" Iya ... Bruk gitu dan Tante cantik itu baik banget. Tante itu tidak marah sama sekali." kata Arka memuji kebaikan Kanaya.

" Terus."

" Tante cantik itu nolong Arka untuk berdiri."

" Terus."

" Ayah ini terus terus melulu ya setelah ditolong Arka bilang terimakasih dong. Masa mintai duit sama Tante itu? Gimana sih Ayah ini." Arka kesal karena sang ayah hanya mengatakan terus terus.

Sementara Ario yang mendengar celotehan dan melihat raut wajah anaknya yang berubah menjadi kesal karena seperti Arka tidak terima karena sang ayah hanya berkata terus hingga beberapa kali. Ario hanya bisa tersenyum geli " Tapi tumben kok Arka muji orang dan bilang orang itu cantik, bukannya Oma wanita yang paling cantik ya menurut Arka?"

" Iya Oma memang paling cantik tapi Tante ini lebih can....tik sedikit lah dari Oma." Arya menyatukan ujung kuku jari telunjuk dan jempol mengisyaratkan kata sedikit.

" Ohh begitu."

" Ayah!"

" Hemm ... apa sayang?"

" Papa jangan bilang ke Oma ya kalau Oma sudah ada saingan sekarang!" bisik bocah laki-laki tampan itu pada sang ayah.

"Emang kenapa kalau Ayah bilang?" Ario menahan tawanya karena keluguan sang anak yang masih polos dan menggemaskan.

" Ya Arka takut Oma jadi sedih karena ada saingan." Arka memohon dengan nada suara yang sangat sedih.

" Sayang dengar kan Ayah ... Oma tidak akan marah atau pun sedih kalau pun ada yang menyaingi Oma. Karena memang Oma sudah tua kan? Jadi wajar kalau Oma sudah tidak secantik dulu waktu dia muda." Ario menjelaskan dengan santai pada Arka.

" Tapi Arka lihat di TV katanya wanita itu tidak suka kalau dibilang tua dan dapat saingan." Arka begitu serius dengan apa yang di katakan nya.

" Masa iya sayang? Emang kamu lihat acara apa?" Ario tidak percaya Arka tahu hal seperti itu dan kata kata Arka mengingat kata kata dari seorang wanita yang sangat dia cintai hingga saat ini, walaupun dia sudah tiada. Wanita itu selalu bilang " Aku tidak suka di duakan meskipun dengan hobi kamu."

" Ayah kok diam saja?" Arka mengoyakkan bahu Ario untuk menyadarkan Ario dari lamunannya.

" Ahh tidak Ayah tidak apa-apa. Sudah ayo habiskan makanan kamu nanti keburu dingin tidak enak." Ario pun langsung memasukkan makanan ke dalam mulutnya begitu juga dengan Arka. Mereka memakan makanan itu dengan begitu lahap nya.

Ketika mereka mau pulang hujan turun dengan derasnya dan mereka lupa membawa payung. Karena tempat parkir lumayan jauh akhirnya mereka terkena hujan dan basah ketika ingin berjalan ke mobil.

Sesampainya di rumah Nadia sang Oma sudah menunggu kedatangan cucu kesayangannya. "Kok basah kuyup begini sih sayang?"

" Iya Ma tadi hujan turun deras dan kebetulan parkiran mobil kita agak jauh." Ario menjelaskan pada sang Mama.

" Bik Atun ... Bik Atun."

" Ada apa Bu?"

" Tolong ambil sedikit garam."

" Garam?" bik Atun mengulang kata yang diucapkan oleh Nadia takut dia salah mendengar.

" Iya garam!" ulang Nadia.

" Untuk apa si ma?" kini Ario yang bingung.

" Iya kalau kena hujan kita harus makan garam sedikit biar tidak demam. Kata orang orang dulu." kata Nadia menjelaskan.

" Tidak usah bik tidak usah ambil garam ... Masa percaya mitos." kata Ario dan bik Atun pun tidak jadi mengambil garam seperti perintah Ario.

" Kamu itu tidak percaya Mama, ya sudah. Sekarang kamu siap kan air hangat untuk Arka mandi!" titah Nadia lagi pada bik Atun.

" Itu paling benar bukan garam, suami dokter ternama tapi masih percaya mitos." kata Ario pada Nadia dan Nadia hanya bisa diam karena menurut nya akan susah berbicara mengenai hal seperti itu pada anaknya.

" Mama waktu kecil juga suka kasih kamu makan garam sedikit kalau habis kehujanan. Itu ilmu dari Oma kamu Mama nya Mama."

" Mama itu dulu mungkin sebelum Dokter belum banyak praktik di tempat Mama tinggal."

" Iya anak sekarang memang susah sekali dibilangin, nanti kalau sudah demam baru percaya sama Mama. Karena secara ilmiah, garam bersifat mengikat air. Larutan garam yang tinggi dapat mengikat air yang berada di dalam jaringan tenggorokan saat mengalami peradangan. Berkumur dengan air garam dapat mengurangi infeksi di mulut dan tenggorokan sehingga meringankan panas dalam." jelas Nadia pada sang putra yang masih saja membantah kata - kata Nadia.

" Mama sudah deh jangan bicara tentang garam lagi ya Mama aku sayang. Aku mau mandi dulu karena bukan cucu Mama saja yang kena hujan tapi aku juga." Ario berjalan menuju kamar nya untuk mandi.

Setelah selesai menyelesaikan ritual mandi nya , Ario kembali ke bawah dan di sana sudah ada jagoan kecil nya yang sedang bermanja-manja dengan sang Oma.

" Oma." Arka membuka suara.

" Apa sayang." jawab Nadia sambil mengelus kepala Arka yang sedang tertidur dipangkunya.

" Oma tidak marah kalau Arka bilang ada Tante cantik."

" Maksudnya? Bagaimana sayang Oma bingung." karena Nadia tidak mengerti maksud arah pembicaraan sang cucu.

" Janji tidak marah kalau Arka cerita?" wajah serius dari Arka terlihat sangat manis dan membuat Nadia tersenyum.

" Janji." jawab Nadia cepat.

" Tadi Arka ketemu sama Tante cantik dan lebih cantik dari Oma." kata Arka sedikit pelan.

" Terus kenapa Oma harus marah?" Nadia begitu penasaran.

" Beneran Oma tidak marah sama Arka?"

" Marah? Untuk apa? Sayang Oma ini sudah tua jadi wajar ada yang lebih cantik dari Oma." Nadia tersenyum manis pada Arka dan Arka yang mendengar itu langsung mengelus dada nya berulang ulang.

" Kata Arka wanita itu tidak suka di nomor duakan Ma. Karena kata dia selama ini yang paling cantik itu adalah Mama. Sementara sekarang dia sudah ketemu sama Tante cantik dan jauh lebih cantik dari Mama katanya." Ario yang baru saja bergabung bersama mereka langsung menjawab pertanyaan sang Mama.

" Ooh begitu iya memang wanita itu tidak suka di no duakan hehehe cucunya Oma kok pintar banget sih?" Nadia mencubit pelan pipinya Arka.

" Ngomong ngomong siapa Tante cantik yang dimaksud Arka Ario?" tanya Marino yang baru saja masuk dalam rumah.

" Ario juga tidak tahu Pa." jawab Ario sambil mengangkat bahunya.

" Ada Opa Tante itu cantik banget." jelas Arka pada Marino.

" Wah cucu Opa sudah tahu yang cantik sekarang?" goda Marino pada Arka dan itu membuat Arka tersipu malu.

" Memang cantik Opa beneran." Arka sampai menunjukkan jari manis dan telunjuk nya ke udara.

" Iya sayang Opa percaya." Marino membawa sang cucu ke pangkuan nya.

" Aku takut Nad." kata Marino setelah Arka pergi ke kamar Ario untuk menyusulnya.

" Takut kenapa mas?"

" Takut kalau sampai terulang lagi untuk ke tiga kali nya."

" Maksud kamu apa mas?"

" Semua lelaki di keluarga Nugraha selalu mencintai satu wanita sampai mati."

" Aku yakin Arka tidak seperti itu Mas ... Percaya deh. Bila perlu kita awasi dia sampai tiba saatnya untuk menikah. Jika perlu kita nikahkan dia setelah lulus SMA."

" Aku setuju." jawab Marino.

Ketakutan sepasang suami istri paruh baya itu membuat mereka ketakutan hingga memikirkan hal yang tidak masuk akal.

Terpopuler

Comments

Belilas Baru

Belilas Baru

keren Thor

2024-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!