11. Pacaran

Keesokkan harinya disebuah apartemen Kanaya melamun memikirkan tentang Arka yang ternyata masih hidup.

" Aku perlu bertemu dengan Arka dan juga aku perlu untuk meminta maaf kepada Pak Marino karena sudah meninggalkan pasiennya begitu saja." kata Kanaya pada dirinya sendiri.

Kanaya berpikir tidak akan pergi sendiri dan dia ingin mengajak Denis untuk menemani nya. Karena yang dia tahu saat ini Denis adalah teman satu - satunya yang bisa dijadikan teman untuk pergi ke rumah Marino.

Kanaya menelepon Denis dan meminta Denis menjemput dan mengantar kan Kanaya ke rumah Marino. Syukur Denis tidak menolak dan dia mau menemani Kanaya, tentu itu Denis lakukan karena Denis memang mencintai Kanaya. Seperti biasa seorang lelaki akan melakukan apapun demi mendapatkan cinta dari seorang wanita yang dia cintai.

...****************...

Akhirnya Kanaya dan Denis sampai dirumah Marino yang merupakan pemilik rumah sakit Pelita Kasih tempat mereka bekerja sebagai dokter di sana.

Kanaya membawa parsel buah, mencoba untuk masuk dan ingin bertemu dengan Arka , karena tujuan utamanya adalah bertemu Arka sedang bertemu dengan Marino itu adalah tujuan kedua.

" Assalamualaikum." kata Kanaya tersenyum ramah.

" Waalaikumsalam" ternyata Nadia yang membukakan pintu untuk Kanaya. " Dokter Kanaya ... Denis kamu ke sini juga sudah lama kamu tidak ke rumah Tante?" kata Nadia pada keponakan nya yang merupakan anak dari sepupu nya.

" Iya Tante kebetulan dokter Kanaya minta di antarkan ke rumah Tante jadi sekalian silaturahmi." jawab Denis.

" Mas Denis saudara sama Pak Marino?" tanya Kanaya terkejut.

" Iya jawab Denis santai." santai seperti di pantai dan slow seperti di Pulo.

" Kok mas Denis tidak cerita kalau ternyata mas Denis saudara?" protes Kanaya pada Denis.

" Nanti aku cerita ya Kanaya." kata Denis tersenyum penuh arti dan Nadia yang melihat ke keakraban Kanaya dan Denis langsung mengalihkan pembicaraan karena Nadia agak tidak suka melihat keakraban itu " Kalian sebenarnya mau ngapain kesini tumben?"

" Iya ibu saya kesini mau bertemu dengan Arka dan juga Pak Marino. Saya mau minta maaf kepada Pak Marino karena sudah pergi begitu saja tanpa permisi dan meninggalkan tanggung jawab saya sebagai dokter pada pasien saya Arka." Kanaya mengatakan nya penuh dengan rasa bersalah.

" Ooh silahkan kan duduk! Sebentar saya panggil kan suami dan cucu saya." Nadia mempersilahkan ke dua orang tamunya itu masuk dan duduk di sofa.

Nadia pergi ke kamar untuk memanggil suaminya dan cucunya.

Beberapa menit kemudian Nadia, Marino dan Arka turun dari atas untuk menemui Kanaya dan Denis.

" Assalamualaikum Om Pak." sapa Denis dan Kanaya dengan ramah pada Marino.

" Waalaikumsalam." jawab Marino tidak kalah ramah Kanaya dan Denis berdiri bersalaman dengan Marino.

" Tante cantik!" seru Arka pada Kanaya dan memeluk tubuh Kanaya.

" Iya sayang ini Tante. Bagaimana kamu sudah sehat? Maaf ya Tante tiba-tiba ada urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan." kata Kanaya yang sedikit menunduk agar tinggi mereka sejajar.

" Arka sudah sehat kok Tante. Tidak apa-apa Tante, Arka ngerti kok. Lagi pula Dokter Indra sudah bilang kok kalau Tante cantik ada urusan keluarga." Arka tersenyum dan langsung duduk di samping Kanaya.

" Maaf Om siapa?" kata Arka yang belum pernah melihat Denis sebenarnya. Karena yang dia tahu dia hanya pernah melihat sosok Denis sewaktu di restoran.

" Ooh ini dokter Denis sayang ... dia juga bekerja di rumah sakit Pelita Kasih Bu sama seperti Tante." jawab Kanaya sekenanya.

" Iya Ario dia Om Denis, dokter spesialis dalam yang cukup terkenal di Indonesia, dan ini sepupu jauh ayah kamu sayang." Marino ikut menimpali omongan Kanaya.

" Wah ... berarti Om Denis keluarga kita juga ya Opa?" tanya Arka dengan suara senang.

" Iya sayang Om Denis Om kamu karena Om sepupu Papa kamu." kata Denis tersenyum.

" Bukan Papa Om tapi Ayah , aku panggil ayah bukan Papa ... Jadi nanti aku punya ibu aku panggil ibu aku dengan sebutan Bunda." kata Arka tersenyum dan membayangkan Kanaya sebagai ibunya.

Kanaya langsung mengalihkan pembicaraan Arka " Arka Tante tidak bawa apa-apa Tante cuma bawa ini untuk Arka. Semoga Arka suka karena Tante tidak tahu buah kesukaan Arka." kata Kanaya tersenyum.

" Terimakasih Tante. Tante datang ke sini aja Arka sudah seneng banget." Arka tersenyum manis pada Kanaya dan dia tidak tahu kalau wanita yang sedang tersenyum dan sempat dia bayangkan menjadi ibunya adalah ibu kandung nya sendiri.

" Iya sayang." Kanaya memeluk tubuh kecil Arka dan tanpa sadar air matanya mengalir Kanaya cepat - cepat menyeka nya.

" Tante nangis?" tanya Arka yang melihat air mata Kanaya membasahi pipinya dan Arka menghapus air mata Kanaya dengan jempolnya.

" Tidak sayang Tante tidak nangis Tante hanya kelilipan debu." Kanaya tersenyum dan mengelus pipi Arka.

" Ooh ... Tante bukan kelilipan itu namanya Tante terharu karena lihat Arka sudah sembuh? Ayah Arka juga suka terharu kalau lihat Arka, katanya Arka hebat bisa mandiri walaupun Arka tidak punya ibu seperti teman - teman Arka." kata - kata Arka seperti menampar Kanaya karena secara tidak langsung dan tanpa sadar kalimat yang Arka katakan itu membuat Kanaya semakin merasa bersalah.

" Assalamualaikum." kata seorang pria dari arah pintu masuk.

" Waalaikumsalam Ayah ... Ayah Tante cantik main kerumah, mau lihat keadaan Arka katanya." kata Arka berlari ke arah Ario dan memeluk tubuh Ario. Ario membawa Arka ke gendongan nya.

" Tante cantik? " kata Ario tersenyum dan berjalan menuju ruang tamu dan benar saja Kanaya ada di sana ditemani orang tua nya dan juga Denis.

" Itu Tante cantik Ayah." Arka menunjuk ke arah Ario.

" Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam." jawab semua.

" Denis, tumben main ke sini biasanya sibuk di rumah sakit terus? Kan sekarang sudah jadi dokter bedah terkenal ya kan Pa?" tanya Ario pada Denis.

" Ahh kamu dong yang hebat sekarang jadi pengusaha di bidang logistik terkenal dan fotonya terpampang di majalah - majalah bisnis ternama sebagai pengusaha sukses." kata Denis memuji sepupunya itu.

" Ahh tidak benar itu ... Aku tidak sehebat itu. Oh ya kamu belum jawab tumben main. Ke sini?" Ario merendah dan mengalihkan pembicaraan.

" Iya ini dokter Kanaya minta di antar ke sini mau lihat Arka dan mau minta maaf sama Om Marino." jelas Denis pada Ario.

" Ohh kalian dekat?" tanya Ario yang penasaran ada hubungan apa sebenarnya Denis dan Kanaya.

" Iya kami ada hubungan spesial." jawab Denis santai seolah tidak perduli apakah Kanaya suka atau tidak dengan jawaban nya.

" Spesial?" tanya Ario yang merasa sakit hati mendengar ucapan Denis.

" Iya pacaran maksudnya ... Ahh kamu gitu saja tidak paham." jelas Denis tersenyum dan terlihat wajah Kanaya tidak suka dengan jawaban Denis karena mereka tidak ada hubungan apa-apa selain teman baik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!