7. Memang cantik

Setelah Nadia melihat wajah Kanaya yang cantik dia kembali ke kamar rawat Arka. Disana Nadia masih melihat Ario yang masih setia duduk menunggui Arka yang masih lemah.

"Huuam ... " terdengar Ario tengah menguap menandakan dia sedang merasa sangat kantuk , karena semalaman ini Dia tidak bisa tertidur pulas karena harus siaga menjaga satu - satu nya harta berharga yang di tinggalkan oleh orang yang sangat dia cintai. Ario sampai saat ini tidak menikah tentu saja untuk menebus rasa bersalah atas kesalahannya pada ibu yang telah melahirkan Arka yaitu Kanaya. Jika Arka kenapa - kenapa maka Ario tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Rasa bersalah memang selalu menghantui Ario jika terjadi sesuatu atas tubuh Arka sedikit pun maka Ario tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

" Kamu mengantuk sayang?" tanya Nadia pada anaknya namun Ario hanya menjawab dengan anggukan.

" Tidurlah nak , Mama tahu kamu pasti sangat mengantuk karena kamu tidak ada tidur semalaman ini." Nadia mengambil sebuah bantal untuk Ario.

" Baik Ma tapi tolong jangan sampai Mama membiarkan Arka tidur tanpa pengawasan karena Ario tidak mau apa pun terjadi atas diri Arka." pesan Ario sebelum dia berbaring di sofa untuk tidur.

" Iya nak ... Mama tidak akan pernah membiarkan Ario tanpa pengawasan. Percayalah, sekarang kamu bisa tidur tanpa kuatir sedikit pun tentang Ario." kata Nadia menyakinkan Ario.

Akhirnya Ario tidur di atas sebuah sofa yang ada di dalam ruangan Arka dirawat.

Tidak lama setelah Ario tertidur Marino masuk ke dalam kamar rawat inap Arka.

" Mas ... dari mana?" tanya Nadia pada Marino suaminya.

" Aku habis melihat kinerja Kanaya sebagai dokter baru di rumah sakit ini ... Seandainya dulu Ario mau kuliah kedokteran aku tidak akan pusing untuk mencari orang meneruskan rumah sakit ini untuk siapa. Seperti pesan Papa sebelum Papa pergi untuk selamanya." kata Marino sedikit sedih karena Pak Nugraha meninggal dunia secara tiba-tiba karena penyakit jantung koroner yang diderita nya.

" Mas ... Lupa kita masih punya Arka nanti Arka yang kita kuliah kan kedokteran sayang kamu tidak perlu kuatir akan itu." Nadia tersenyum dan berkata sambil mengusap usap pundak Marino dengan lembut.

" Itu masih lama sayang ... Aku takut sebelum itu terjadi ku sudah tiada." kata Marino dengan sedih.

" Sayang jangan berkata seperti itu ... Kamu buat aku takut saja ... Aku tidak mau jadi janda kamu akan aku doakan panjang umur." kata Nadia sedih mendengar perkataan suaminya itu.

" Kalau tidak anak kita aku bingung harus bagaimana nasib rumah sakit ini kedepannya." kata Marino yang masih mempermasalahkan siapa yang akan meneruskan rumah sakit kebanggaan keluarga nya itu.

" Bukannya untuk menjadi pewaris rumah sakit tidak harus bergelar dokter? Kan hanya menjalankan?" kata Nadia dengan serius.

"Iya memang bisa tapi menurut aku kurang kompeten sayang , jika yang mengurus rumah sakit itu bukan seorang dokter karena rumah sakit ini didirikan bukan untuk bisnis tapi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakatnya terutama yang tidak mampu. Karena pesan kakek membantu orang yang sedang kesusahan adalah perbuatan yang mulia. Maka dari itu sebaiknya ya dia harus seorang dokter karena dia bisa turun langsung untuk memberikan perawatan dan pelayanan. Seperti aku Papa sudah menyiapkan aku dari awal sebagai seorang penerus keluarga Nugraha dan menyekolahkan anaknya di kedokteran."

" Kalau menantu kita yang dokter bagaimana? Apa bisa?" tanya Nadia pada Marino dengan antusias.

"Bisa saja ... Tapi kamu tahu sendiri kan Ario sampai sekarang tidak mau kenal dengan wanita. Sudah berapa lama dia mempertahankan kesendirian nya." kata Marino dengan suara bariton nya yang terdengar sangat berat.

Nadia terdiam karena apa yang baru saja dikatakan oleh Marino benar adanya tapi Nadia langsung berkata kembali " Sayang kamu lupa ada kok pewaris tahta kerajaan rumah sakit Pelita Kasih ." kata Nadia tersenyum pada Marino.

" Siapa?"

"Putri kita Nona!" seru Nadia pada suaminya.

" Anak itu tidak seperti Ario yang pekerja keras dia hanya bisa menghabiskan uang kita ... Lihat sampai sekarang belum ada tanda-tanda dia akan pulang ke Indonesia dia sangat betah di luar negeri." kata Marino memegangi pangkal hidung mancung nya.

" Ya sudah kita kenalkan Ario dengan dokter Kanaya yang kata Arka cantik itu ... Bagaimana?" Nadia tersenyum manis mengingat kecantikan wanita yang di gadang - gadang menjadi calon menantu.

" Aku tidak yakin Ario mau sayang." kata Marino sambil tersenyum penuh arti.

" Aku tahu bagaimana caranya agar dia mau menikah dengan Kanaya." Nadia meyakinkan bahwa Ario akan mau menerima Kanaya.

" Caranya?" Marino mengerenyitkan dahinya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Nadia.

Nadia tersenyum manis dan melihat ke arah Arka yang masih tertidur pulas dan Marino mengikuti kemana arah pengelihatan Nadia.

" Arka jawabannya sayang." kata Nadia yakin.

" Arka? Bagaimana bisa?" Marino tidak percaya.

" Arya sangat suka dengan Kanaya begitu pula dengan Kanaya."

" Apa maksud kamu?"

" Selama ini Arka tidak pernah suka dengan wanita yang kita kenalkan untuk Papa nya karena selama ini Ario selalu bertanya kepada Arka bukan?" kata Nadia tersenyum.

" Tapi kamu lihat kan reaksinya Ario ketika Arka berkomunikasi dengan dokter Kanaya ... Ario begitu cuek." kata Marino meyakinkan istri.

" Aku tahu Pa ... Tapi karang saja kalau diteteskan air terus menerus akan terkikis juga apa lagi hati manusia."

" Masalahnya apa dokter Kanaya mau?"

" Siapa yang mampu menolak pesona Ario sayang?" kata Nadia merangkul sang suami.

" Tapi kamu tahu sendiri keluarga Nugraha selalu mencintai satu wanita tidak bisa berpindah ke lain hati sayang." Marino kembali mengingatkan istrinya.

" Beda cerita dong sayang kan gadis yang Ario cintai sudah meninggal?"

" Terserah kamu saja sayang ... Tapi bagaimana caranya agar dia bisa ketemu dengan dokter Kanaya? "

" Kita undang dokter Kanaya untuk makan malam. Bagaimana kamu setuju?" kata Nadia.

" Kamu atur saja." Marino mengikuti ide sang istri.

...****************...

Di tempat lain dokter Denis dan Kanaya sedang duduk di sebuah cafe dan mereka sedang menghabiskan waktu bersama dengan sekedar mengobrol masalah rumah sakit dan masalah pribadi.

" Kanaya!" panggil Denis lembut.

" Hemm ada apa Mas?" tanya Kanaya tidak kalah lembut.

" Seperti nya aku mulai merasakan nyaman jalan dengan kamu ... Apakah kamu tidak merasakan hal yang sama?"

" Iya aku merasa seperti itu juga." jawaban Kanaya seketika membuat perasaan Denis senang dan bahagia.

" Kalau begitu bagaimana kalau kita menjalani hubungan yang lebih dari sekedar teman kerja?" kata Denis penuh dengan kehati-hatian.

" Maksudnya apa ya mas?" kata Kanaya bingung.

" Bagaimana kalau kita pacaran?" kata Denis.

" Apa?" Kanaya benar - benar tidak menyangka kalau Denis mengutarakan perasaannya begitu cepat.

" Aku tidak menuntut jawaban sekarang kamu boleh menjawabnya kalau kamu siap dan aku akan setia menunggu jawaban apapun yang kamu beri." sebenarnya Denis ingin sekali jawaban nya saat itu juga tapi Denis tidak mau egois dia takut Kanaya langsung menolak nya. Sehingga dia mengatakan bahwa dia akan menunggu jawaban Kanaya sampai Kanaya siap menjawab paling tidak mereka bisa terus dekat.

" Untuk sementara biar kita seperti ini saja ya Mas ... Jujur aku belum terpikir untuk berhubungan dengan laki-laki mana pun saat ini karena aku masih fokus dengan karir aku." jawab Kanaya santai tanpa beban.

Kecewa tentu saja itu yang dirasakan oleh Denis saat ini karena jawaban yang di harapkan tidak sesuai dengan ekspektasi nya " Baiklah aku tunggu tapi aku minta jangan kelamaan."

Sebenarnya dari jawaban Kanaya jelas gadis itu sudah menjawab penolakan dengan kalimat yang halus tapi tidak Denis namanya kalau menyerah seperti itu saja.

" Ya ... sudah malam mas , kita pulang yok!" Kanaya semakin tidak nyaman berlama-lama dengan Denis. Pertemuan mereka kali ini tidak seperti biasanya Kanaya akan senang berlama-lama. Begitulah wanita jika persahabatan dikaitkan dengan cinta akan merasa tidak nyaman tapi kalau wanita itu suka dia akan dengan senang hati menerima hubungan itu untuk berubah jadi hubungan cinta.

" Ayok ... Biar aku antar kamu." kata Denis dengan lidah yang tercekat saat dia tahu kalau Kanaya menjadi tidak nyaman saat dia mengutarakan isi hatinya pada Kanaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!