" Pa ... Besok aku ke rumah sakit untuk memeriksa semua perlengkapan properti rumah sakit seperti biasa aku sendiri yang turun untuk memeriksa nya." kata Ario sambil terus mengunyah makanan yang masih penuh di mulutnya.
" Ario habiskan dulu makanan kamu nanti kamu bisa tersedak." protes Nadia sambil meletakkan segelas jus jeruk untuk Marino suaminya.
" Iya Ar sepertinya sudah banyak tempat tidur, bangkar dan alat - alat property rumah sakit yang harus di ganti karena rumah sakit kita terkenal dengan peralatan yang digunakan itu canggih dan juga berkualitas." kata Marino sambil meminum jus jeruk yang sudah dibuat oleh sang istri.
"Emang kamu tidak apa-apa bertemu dengan Kanaya Ar?"
" Tidak apa-apa Ma .. toh kecil kemungkinan aku bertemu dengan dia nanti biar giliran ruangannya yang terakhir Ma."
" Iya sih tapi ingat pesan Mama perjuangkan hak Arka sayang."
" Lihat nanti ya Ma, bukannya aku tidak mau memperjuangkan tapi aku sudah lelah dengan semuanya ... Biarlah dia membenci Ario mungkin itu lebih baik. Lagi pula masih ada kok dokter cantik yang ngejar - ngejar aku ... Seperti kata Papa tiada rotan akar pun jadi. Ya kan Pa?"
" Maksudnya Bunga?" tanya Marino seraya mengerenyitkan dahinya.
" Iya Pa dia tidak kalah cantik kan dan dia juga baik masih muda lagi hehehe." jawab Ario santai sambil melirik ke arah Arka.
Pasangan suami istri paruh baya itu pun saling tatap dan heran kenapa tiba-tiba anaknya Ario berkata seperti itu.
Sementara Arka tidak mengerti dengan topik pembicaraan orang dewasa yang ada dihadapannya, sehingga dia hanya duduk diam menikmati makan malam nya.
...****************...
" Pagi mas Ario ... Assalamualaikum?" sapa gadis cantik yang bernama Bunga.
" Pagi Bunga waalaikumsalam." jawab Ario tersenyum manis.
" Mas mau ngapain kesini?"
" Biasa mau kepoin rumah sakit ini."
" Kepoin rumah sakit ini? Maksudnya gimana ya mas? Rumah sakit kok di kepoin?"
" Maksudnya saya mau periksa rumah property rumah sakit ini ... Mana yang harus di ganti atau di service."
" Ooh begitu? Mas mau periksa langsung di setiap ruangan?"
" Niatnya sih begitu tapi ..."
" Tapi kenapa mas Ario?"
" Tidak ada yang temani saya!"
" Biar aku yang temani mas Ario kebetulan aku lagi tidak praktik dan aku kesini cuma mau ambil berkas." kata Bunga bersemangat.
" Boleh saja kalau tidak keberatan." kata Ario sambil tersenyum pada Bunga dan hal itu membuat Bunga menjadi salah paham. Karena Bunga berpikir bahwa Ario sedang berusaha untuk mendekati nya.
" Tidak mas saya malah senang ... Ayo kita jalan sekarang mas!" ajak Bunga pada Ario.
" Ok." Bunga dan Ario berjalan menuju ruangan - ruangan rumah sakit satu persatu dan ini biasa dilakukan Ario enam bulan sekali.
Tibalah mereka pada ruangan terakhir yang mereka kunjungi tentu saja adalah sebuah ruangan yang sebenarnya tidak ingin Ario kunjungi, ya itu ruangan Poly Anak. Namum dia harus menunjukkan sikap profesional pada Kanaya, Ario dan Bunga berjalan masuk.
Tok ... Tok ... Tok ...
" Assalamualaikum dokter Kanaya." sapa gadis cantik itu pada Kanaya dengan senyum manis.
" Waalaikumsalam ... Bunga? Ada apa ... Tumben main ke ruangan saya?" jawab Kanaya ramah.
" Iya Dok, saya mau menemani mas Ario upss maksudnya Pak Ario." kata Bunga meralat panggilan nya untuk Ario karena merasa tidak enak dengan Kanaya seraya tersenyum.
" Menemani Ario?" Kanaya bingung.
" Iya Dok karena Pak Ario sendiri yang selalu turun tangan untuk cek property rumah sakit Pelita Kasih secara langsung karena dokter tahulah ini rumah sakit keluarga nya dan beliau hanya ingin memastikan apakah property rumah sakit ini hanya perlu diperbaiki atau harus diganti. Itu sudah rutinitas Pak Ario semenjak enam tahun ini dok!"
Setelah Bunga mengatakan hal itu Ario langsung masuk ke ruangannya Kanaya dan memberi salam pada Kanaya. Kanaya yang melihat Ario cuek pada dirinya semakin benci nya dengan sikap Ario yang seolah tidak mengenal nya.
" Assalamualaikum dokter Kanaya maaf saya mengganggu aktivitas Anda." kata Ario bersikap profesional.
" Waalaikumsalam." hanya itu jawaban Kanaya dan Ario tidak memperdulikannya.
" Ok Bunga mari kita keluar dari ruangan ini karena saya sudah selesai dengan kerjaan saya di ruangan ini. Dokter Kanaya saya permisi." Ario mengajak Bunga untuk keluar dari dalam ruangan Kanaya setelah basa - basi pada Kanaya dan Kanaya hanya bisa diam tanpa kata.
" Ohh Ok mas ... Eh maksudnya Pak." Bunga salah lagi menyebut panggilan untuk Ario.
" Tidak apa santai saja Bunga ... lagi pula itu memang panggilan kamu untuk saya kan selama ini? No problem jadi jangan merasa bersalah." kata Ario sambil tersenyum dan mendengar kata - kata Ario yang sangat manis pada Bunga membuat hati Kanaya terasa sakit. Sementara gadis manis bernama Bunga itu sangat senang diperlakukan dengan hangat oleh Ario.
" Ok lah kalau begitu mas , kalau mas tidak mempermasalahkan nya. Dokter Kanaya saya permisi dulu ya! Ayo Mas kita jalan.'" Bunga berjalan dengan Ario dan meninggalkan ruangan itu.
" Aku tidak nyangka Ario bisa sedingin itu sama aku. Tapi bagaimana kok dia bisa dekat dengan Bunga? Ada hubungan apa sebenarnya mereka kenapa mereka berdua terlihat sangat dekat?" gumam Kanaya dalam hatinya.
" Ok Bunga sekarang saya mau kembali ke kantor dan terimakasih sudah mau saya direpotkan oleh saya." kata Ario sopan pada gadis muda dan manis itu.
Ketika Ario ingin berjalan ke arah parkiran sosok Denis muncul " Wah tumben main ke rumah sakit? Ada apa gerangan seorang Ario berkunjung ke rumah sakit? Apa ingin mengejar kekasih sepupunya?"
" Denis jaga mulut dan ucapan kamu aku kesini urusan kerja dan tidak ada urusan sama kekasih kamu." Ario tidak senang dengan tuduhan Denis.
" Tidak usah marah kali bos ... "
" Kamu juga perlu sadarkan dirimu siapa pemilik rumah sakit Pelita Kasih ini." Ario tersenyum sinis dan Bunga yang melihat kejadian itu langsung berkata.
" Dokter Denis Pak Ario kesini memang murni urusan kerja dan benar apa kata Pak Ario ini rumah sakit keluarga nya jadi dia bebas mau melakukan apa saja disini ..." kata Bunga geram pada Denis yang sinis pada Ario sang pujaan hati
" Sudah Bunga tidak perlu kamu jelaskan pada dia karena orang yang berbicara tanpa berpikir itu adalah orang yang merasa hebat padahal dia tidak bisa - apa." sindir Ario pada Denis dan hal itu membuat Denis menggeram dan mengepalkan tangannya.
" Terserah kamu mau bilang apa yang jelas aku mau ke ruangan kekasih aku. Maaf Ario jika aku sekarang memiliki gadis pujaan hati mu bro." Denis pergi meninggalkan Ario dan Bunga.
" Sudah Mas jangan perduli kan dokter Denis lebih baik mas sekarang ke kantor dan melanjutkan pekerjaan."
" Kamu betul Bunga kalau begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam pak hati - hati dijalan ya Pak."
" Ok. Sekali lagi saya terimakasih."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments