4.Cocok jadi dokter anak

" Iya deh Ayah mandi dulu ya sayang." kata Ario sambil tersenyum dan Ario pun beranjak dari tempat duduk nya sambil menyeka air matanya.

" Oma ... Ayah habis nangis ya? Arka nakal ya Oma?" tanya Arka dengan nada penasaran.

" Tidak sayang Ayah cuma bahagia karena lihat Arka yang tumbuh jadi anak pintar kayak sekarang ini." jelas ibu Emi kepada cucu yang tujuh tahun ini selalu membuat dia bahagia.

" Kalau bahagia kenapa ayah Arka nangis si Oma?" wajah Arka berubah menjadi bingung karena yang dia yakini orang menangis karena sedih bukan karena bahagia.

" Iya Ayah Arka menangis karena dia terharu itu namanya nangis bahagia."

" Ooh begitu ya Oma?" mulut Arka membulat sempurna.

" Iya sayang kamu tidak perlu kuatir Ayah kamu baik baik saja ganteng." Nadia menenangkan sang cucu.

...****************...

Di rumah sakit Pelita Kasih Kanaya sudah selesai praktik dan salah satu dokter muda dan tampan yang diketahui bernama Denis menghampirinya " Dokter sudah selesai praktik nya kan?"

" Sudah dok ... Emang kenapa?" tanya Kanaya karena tumben seorang Denis tiba-tiba bersikap ramah pada seorang wanita karena yang Kanaya dengar dokter tampan itu sangat anti pati sekali dengan seorang wanita.

" Ahh tidak saya cuma mau ajak kamu makan siang saja. Tapi kalau dokter tidak punya waktu ya tidak apa-apa." sebenarnya seorang Denis di tolak pasti tidak mau tapi untuk mendapatkan wanita idaman seperti Kanaya dia harus lebih sabar.

" Tumben ... Seorang dokter Denis mau ngajak wanita untuk makan siang?" tanya Kanaya tersenyum penuh arti.

" Kalau dokter tidak mau tidak apa-apa saya juga tidak maksain, ya sudah kalau begitu saya pergi dulu. Terimakasih." ucap Denis ingin pergi meninggalkan ruang praktik Kanaya.

" Ternyata dokter muda dan tampan ini sensitif sekali dan gampang baper." ledekan Kanaya berhasil membuat wajah Dokter tampan itu memerah seperti kepiting rebus.

" Tidak saya tidak seperti itu saya cuma tidak suka bertele-tele." tegas Denis padahal dia menahan rasa malunya.

" Iya Dokter saya mau , lagian siapa juga yang nolak ajakan Dokter. lagian saya kan masih dua Minggu di sini jadi masih lama gajiannya. Hitung - hitung hemat kan kalau di traktir sama dokter Denis? Hehehehe." kata Kanaya mengambil tas kecil nya dan meletakkan stetoskop nya di lemari praktik.

Dokter tampan itu senang karena akhirnya dia berhasil mengajak Kanaya untuk makan siang dengan dirinya dan Denis merasa harga dirinya tidak turun sebagai cowok cool pada cewek.

" Kita mau kemana Dok?" tanya Kanaya pada Denis yang masih tersenyum walaupun senyum Denis nyaris tidak terlihat.

" Ada deh kamu pasti suka tempat dan makanannya. Di sana makanannya enak - enak."

" Wah dokter cantik dan dokter tampan Pelita Kasih ini mau kemana?" tanya seorang OB yang sedang membersihkan lantai rumah sakit.

" Mau di traktir mang Abe." jawab Kanaya santai sementara wajah Denis sudah merah padam karena pertanyaan OB itu.

" Wah enak dong ... Boleh ikut tidak dok?" kata OB itu lagi sambil menaik turun kan kedua alisnya.

" Tidak mang Abe tidak perlu ikut." Denis membesarkan bola matanya ke arah OB itu agar diam.

Bukannya diam OB itu makin gencar bertanya " Ooh mau kencan ternyata ok saya tidak ikut deh ... Karena ini pertama kalinya dokter Denis gandeng cewek biasanya sendiri mulu." lagi ucapan OB itu membuat Denis malu.

" Pak Abe jangan bising bisa tidak." kata Denis penuh penekanan.

" Upss iya deh saya tutup mulut." kata OB itu.

" Makanya jangan sok akrab kena marah kan sama dokter Denis yang galak itu." kata OB yang lain yang sedang bertugas bersama untuk mengantarkan berkas ke bagian administrasi.

" Biarin biar dokter itu tidak kayak kanebo kering terus." kata OB itu santai dan meneruskan pekerjaannya.

" Ayo Dok kita lanjutkan perjalanan nya, kita naik mobil saya ya Dok?" kata Denis menawarkan tumpangan pada Kanaya.

" Terus mobil saya ... Bagaimana?" kata Kanaya bingung.

" Biar aja di rumah sakit , besok saya jemput dokter lagi dari rumah dokter. Bagaimana?"

" Ok deh tapi jangan telat ya dok karena saya besok mau berdiskusi dengan dokter Marino mengenai Saya boleh apa tidak praktik diluar jam kerja." kata Kanaya mendudukkan bokongnya di kursi penumpang yang ada di sebelah kiri supir.

"Ooh dokter mau buka praktik sendiri cerita nya?" tanya Denis.

" Iya saya bosan di apartemen sendiri Dok, lebih baik saya habiskan waktu dengan praktik kan lebih menghasilkan hehehe." kata Kanaya tersenyum.

" Dok ... Boleh tidak kita jangan sebut embel-embel dokter didepan nama kita?Cukup dengan panggil nama saja bagaimana? Kesannya kita kayak lagi di rumah sakit!" tanya Denis pada Kanaya.

" Kalau begitu kamu juga panggil saya nama aja ya dokter eh ... Maksudnya Denis."

" Iya Nay saya suka kamu panggil saya dengan sebutan nama begitu, lagian umur saya sama kamu kan hanya beda dua tahun." terang Denis.

" Kalau begitu saya panggil kamu dengan sebutan mas aja ya? Saya tidak enak panggil nama saja karena saya lebih muda." pinta Kanaya sopan.

" Ok baiklah senyaman kamu saja, saya malah senang kamu panggil Mas serasa bagaimana gitu." Denis tersenyum penuh arti karena dia sangat senang kalau Kanaya menyebut namanya dengan sebutan mas.

" Kok berhenti mas?" tanya Kanaya pada Denis yang tiba tiba menghentikan laju mobilnya dan menarik rem tangan dan memindahkan panel mobil ke huruf P yang berarti mobil itu akan berhenti lama.

" Kan sudah sampai ... Ayo turun!" titah Denis pada Kanaya dan Kanaya turun dari mobil dan ketika dia melihat lokasi restoran itu memang lah sangat menarik karena berada di tengah-tengah danau dan di dalam air danau terdapat ratusan atau bahkan ribuan ikan mas warna warni.

" Waw tempat nya indah sekali mas."

" Kamu suka?"

" Suka mas, suka banget."

Bruk ...

Seorang anak laki-laki tampan menabrak tubuh Kanaya" Maaf Tante aku tidak sengaja sudah tabrak Tante ... Aku mau ke Ayah aku."

" Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya Kanaya pada anak itu dan Denis yang melihat hal itu tersenyum karena Kanaya tidak marah padanya malah menanyakan keadaan nya.

" Tidak Tante, terimakasih cuma luka sedikit dan terimakasih juga sudah menolong saya." kata anak kecil itu.

" Iya sayang. Nama kamu siapa?" Kanaya memeluk tubuh kecil anak laki-laki itu. Entah mengapa hati Kanaya seperti bergetar hebat ketika dia memeluk anak itu.

" Arka Tante." ucapnya singkat padat dan jelas.

" Sayang ... Arka." panggil seorang laki-laki yang tidak lain adalah Ario.

" Sudah ya ... Tante cantik. Ayah Arka sudah manggil ... Ayah pasti nyari Arka."

" Cup ." anak laki-laki itu mencium pipi mulus Kanaya dan Kanaya memegang pipinya.

" Iya sayang kamu hati - hati ya sayang." kata Kanaya yang melihat Arka sambil berlari ke arah sang ayah. Namun Kanaya tidak sempat melihat sosok wajah dari ayah Arka karena dia langsung menatap wajah Denis yang tersenyum kepada nya.

Sementara Denis yang melihat interaksi antara Kanaya dan Arka membuat seorang Denis semakin jatuh cinta pada gadis itu " Tidak salah kamu jadi dokter anak kamu sangat menyayangi anak - anak rupanya Kanaya, dan kalau kamu jadi ibu pastinya anak - anak kamu akan menjadi anak yang paling bahagia di dunia." puji Denis pada Kanaya.

" Ahh mas terlalu memuji saya, saya jadi malu." kata Kanaya dengan wajah yang memerah.

" Aku tidak memuji karena semua itu benar adanya." kata Denis jujur seperti yang dia lihat.

Terpopuler

Comments

Khanza Juliana

Khanza Juliana

aku senang ahirnya ada lanjutanya

2024-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!