Alice bangun dari tidurnya pukul 12.00 dia bangun karena merasa lapar
Saat membuka mata, Alice merasa pusing dan semua badanya sakit dia hanya melihat langit-langit kamarnya yang kosong dan berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri, dia belum menyadari apa yang terjadi kemarin
Selesai membersihkan diri Alice melihat ada makanan dan air madu di atas meja riasnya, dia merasa binggung dan mulai berfikir mengingat apa yang terjadi
"Kok ada ini di sini, siapa yang buat?, apa dinda yang buat sebelum dia pergi?, tapikan Dinda juga mabok?"
Alice meminum Air madu itu dan melihat dirinya dalam cermin dan kaget karena bibirnya terlihat bengkak dan ada luka disana
"Astaga bibirku kenapa!, aku ngapapin semalam!?"
"Bentar kayaknya ada yang salah disini!"
Alice melihat kesekeliling kamarnya yang terlihat rapi, dan sengaja dirapikan
"Perasaan kemarin malam aku pulang sama Dinda di antar sama supir panggilan, tapi kenapa aku bisa ada dirumah,bukannya di rumah Dinda"
Alice akhirnya mengingat apa yang terjadi kemarin malam, dia dibawa pergi oleh Sean dan mereka berciuman di pinggir jalan
"GAAAAA.... GAAA MUNGKIN!!!!" Alice berteriak dengan wajah yang memerah karena malu
"Berarti yang tadi pagi aku peluk itu bukan mimpi tapi benar-benar dia !!" Alice menutup wajahnya malu
"BEGOOO ALICE BEGOOOO....."
"Bisa-bisanya aku ciuman sama orang yang kau benci, aku sendiri juga yang minta dicium dah itu tidur bareng lagi"
Alice berbicara sendiri dan mengacak-acak rambutnya dengan frustasi sambil melihat ke cermin.
"Alice kau harus fokus dengan tujuanmu, jangan terpengaruh dengan ciuman singkat itu, dia hanya orang jahat mesum yang ambil kesempatan dalam kesempitan, itu terjadi hanya karna kau mabuk ok, jangan Baper"
Alice meyakinkan dirinya sendiri di depan cermin jika itu hanya kejadian tidak sengaja bukan disengaja, dia tidak mau goyah dan berakhir menikah dengan orang yang membuatnya kesulitan.
------------------------
Beberapa hari berlalu dan ini saatnya Alice pindah ke perusahaan yang ada di negara lain, sebelumnya dia menghubungi orang tuanya dan memberitau jika dia dipindah tugaskan keluar negri jadi dia akan jarang pulang.
(udah kaya lagu aja,jarang pulang abang jarang pulang)
Alice berangkat dari rumah yang sudah lama ditempatinya bersama Dinda, rumah itu dibelinya dalam kondisi bagus dengan harga yang murah dari pasangan tua yang pindah kerumah anak-anaknya, awalnya dia merasa ragu karena harganya tapi nyatanya dia merasa aman dan nyaman dirumah itu.
Dinda membantu Alice memasukkan beberpa kopernya ke dalam mobilnya
"Al, jadi kau beneran pergi"
"Din kitakan udah bicara sebelumnya, jadi Stop oke"
"Ya cuman mastiin aja, siapa tau kau mau berubah pikiran" Dinda berbicara dengan ekspresi sedih dan nada yang sedih
"Engga Din keputusan ku udah bulat, aku tetap pergi jadi jangan pasang ekspresi seperti itu dan bicara dengan nada yang normal"
"Okei, aku tau kau itu keras kepala, Oh iya aku lupa itu ada sedikit hadiah dari semua anak-anak"
"Sedikit?, kau bilang kotak besar dan plastik besar ini sedikit?"
"Hehehehehe"
"Bantu aku gabungin mereka ke dalam satu koper, biar ga kececer"
"Oke, nanti kalau udah sampe tujuan jangan lupa hubungi aku"
"Iya Buu, nanti aku langsung ngasih tau kalau udah sampai tujuan trus bakalan bikin vidio unboxing semua hadiah ini trus kirim ke kalian"
"Trus apa lagi?"
"Udah itu aja.hehehehhe"
Dinda mengantar Alice kebandara dan menemaninya di sana sampai keberangkatannya, dia sudah izin ke kantor untuk mengantar Alice jadi rekan-rekannya menitipkan beberapa hadiah kecil untuk Alice.
(iya hadiahnya keciltapi kalau ada banyak kan jadi besar)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments