Entah kenapa dia merasa marah saat melihat Alice di peluk pria lain di depannya dan mereka tertawa bersama seperti sepasang kekasih .
Sean yang melihat itu langsung kembali masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Rumah sakit itu dengan tangan yang terkepal erat, semua orang yang ada diparkiran binggung melihat Sean yang baru keluar dari mobil langsung kembali masuk menutup pintu dengan keras."
------
Di ruangan Ray
"Al tumben datang kesini, masih ingat ternyata kalau punya teman dokter yang ganteng kaya aku"
"Idih..., kepedean anda lagi pula aku datang kesini karna ada urusan, bukan khusus ketemu sama mu"
"Yaelah bu, kepedean dikit emangnya rugi"
"Engga sih, tapi karna sekarang aku disini, sekalian aja kita cerita-cerita, yakan"
"Mau cerita apa dulu, kalau ga menarik mending aku lanjut kerja aja" Ray berjalan ke arah pintu
"Aku tadi ketemu Sean"
Mendengar kata Sean, Ray langsung berbalik dan duduk di depan Alice
"Maksudmu Sean teman SMA?"
"Iya yang itu, tapi dia hanya temanmu bukan temanku"
"Bukannya dia masih di luar negri ya, kok tiba-tiba udah disini aja?"
"Ya mana saya tahu, saya kan ikan" Alice mengangkat bahunya seperti tidak perduli
"Salah kau itu bukan ikan"
"Trus apa?"
"Kau itu batu yang keras, kasar dan berat. Wahahahahahahha" Ray tertawa puas dengan kencang
"Orang cantik kaya aku kau bilang batu?!"
PLAAAAAK, satu pukulan keras mendarat di lengan Ray membuatnya meringis kesakitan itu karena dia tertawa keras mengejek Alice yang terlihat kesal
"Oke sekarang serius, kalian ketemu dimana?, bisa-bisanya aku ga tahu kalau dia pulang"
"Heh.., memangnya kau siapa sampe harus tahu dia pulang atau engga?"
"Kau ga tau, aku ini BFF satu-satunya yang dia punya, selain aku emang ada yang tahan sama sikapnya yang kaya begitu?"
"Oh... kami ketemu dirumah, waktu Tante Tia datang mau ketemu Ibu, eh ternyata dia juga ikut" Alice berbicara dengan nada yang malas
"Omagaaaa... jadi langsung main kerumah ya, dasar manusia sat-set sat-set"
"Maksudnya?"
"Yaaa.. masa kau ga tau apa tujuannya datang kerumah kalian?"
"Ya kan memang ga tau, lagian aku ga perduli dia mau datang kek mau engga, lagian itu gada urusannya dengan ku" Alice berbicara dengan nada tidak suka
"Masih sebenci itukah?"
"Entah..., aku mau pergi dulu, tujuan awal aku kesini mau periksa kaki bukan periksa mental"
"Kaki mu kenapa?"
"Bukan urusanmu Dokter kepo"
Alice langsung pergi meninggalkan ruangan Ray yang berstatus sebagai Dr. Psikologi di rumah sakit yang cukup besar itu
Setelah Alice pergi, Ray langsung mencari ponselnya dan menghubungi Sean dan meminta penjelas padanya secar langsung, apa yang terjadi diantaranya dengan Alice, dan kapan dia kembali
----------
Setalah dari Rumah sakit hari sudah gelap , Alice berhenti di pinggir jalan untuk makan nasi goreng gerobak yang ada disana. Dia hanya makan sendiri tanpa memikirkan pandangan orang padanya yang makan sendiri di tengah-tengah banyaknya yang bermesraan.
Dengan kakinya yang di perban dia duduk santai menunggu pesanannya datang, dia hanya melamun melihat banyak kendaraan yang lewat dari sana, sampai dia disadarkan oleh akang nasi gorengnya
"Non... ini pesanannya"
"Oh iya kang, makasih ya"
"Selamat menikati Non"
Alice hanya tersenyum dan mulai menyantap nasi goreng pedas pesanannya tadi, setelah selesai dia membayar dengan harga lebih dan pergi dengan kaki sedikit pincang pulang kerumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments