Alice yang pergi kekamarnya kembali turun untuk menggambil air dingin dari kulkas, saat di tangga dia memutuskan untuk berhenti dan menguping.
Karena mendengar perkataan Sean yang setuju untuk menikah dengannya membuatnya merasa kesal ditambah semua orang mendukung keputusannya, itu membuat Alice tambah kesal lagi dan pergi dari sana untuk merapikan pakaiannya, dia berencana untuk langsung pergi besok pagi.
-------------------
"Alice, kamu mau kemana?"
"Mau balik bu, ada tugas dadakan dari kantor"
"Tapi kan kau masi cuti"
"Namanya juga tugas dadakan Bu"
"Harus pergi sekarang nih?" Ayah Alice datang dari dapur dengan kopinya
"Iya Ayah ku yang ganteng, aku harus pergi sekarang, oh iya kayaknya aku ga akan pulang bebrapa waktu ini"
"Kenapa?,memangnya kau mau kemana?"
"Aku ada tugas di luar kota sama beberapa di luar negri Bu, jadi gabisa pulang...Aku berangkat Ayah Ibu"
Rani ingin membalas ucapan Alice tapi Alice langsung menyalim tangan mereka dan pergi masuk kemobilnya. Kedua orang itu tau kalau putri mereka sedang kesal dengan mereka dan berusaha menghindar dari mereka.
Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Alice sudah pergi dan dia juga sudah dewasa, jadi mereka hanya memberi waktu untuk Alice berfikir sendiri.
--------------
Setelah pergi dari rumah orang tuanya Alice langsung berangkat menuju kantor untuk membuat dan mengajukan surat permohonan pindah tempat tugas kepada atasannya, dia membuat permohonan dipindahkan ke kantor cabang di negara lain.
Hal itu langsung diketahui Dinda dan rekan timnya yang lain, Dinda langsung menghubungi Alice saat itu juga.
"Halo Din kenapa?, aku lagi nyetir ini"
"Alice kau bercandakan mau pindah dari kantor ini?"
"EH?!, tau dari mana itu"
"Aku tau dari pimpinan utama tadi, rekan yang lain juga udah tau"
"Oh..padahal rencanaku besok baru mau ngasih tau kalian semua"
"Al kok kau tega sih, pergi gitu aja ninggalin kita dah gitu kita taunya dari orang lain bukan dari kau langsung"
"Kan aku udah bilang Din kalau besok mau buat pemberitahuan"
"Kalau gitu kenapa kau gak bilang dulu ke aku sebelum kasih surat permohonan, ku kira kita ini teman"
"Din jangan mulai lebay deh, besok pagi aku bakalan kasih tau,jadi gak perlu ngambek"
"Terserah mu aja"
Keesokan harinya, Alice masuk ke kantor seperti biasanya, dia menyapa orang yang berpapasan denggannya, tapi ada yang berbeda dengan rekan kerjanya hari ini.
TOK TOK
"Masuk!"
"Permisi Bu, ini teh bunganya"
Dinda mengetuk pintu ruangan Alice terlebih dulu lalu masuk saat di persilahkan.
"Din, kau sakit ya?, tumben ngetuk pintu dulu baru masuk, biasanya langsung masuk aja tanpa di suruh"
"Engga bu saya ga sakit, saya permisi Bu kerjaan saya banyak"
"Din kau beneran sakit?!, ayo kita kedokter sekarang"
"Bu saya tidak apa-apa, saya permisi"
Dinda langsung pergi keluar meninggalkan Alice yang kebinggungan dan penuh pertanyaan .
"Ini sebenarnya kenapa sih?, dari pagi aku datang sampe sekarang kok semuanya jadi seformal ini?"
"Dinda juga aneh, bisa-bisanya dia ngetuk pintu sebelum masuk kan baisanya dia langsung masuk aja, trus manggil aku pake Ibu lagi"
Di jam makan siang Alice keluar dari ruangan untuk mengajak Dinda makan, tapi saat dia keluar Dinda sudah tidak ada di tempatnya, rekan-rekannya yang lain juga sudah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments