Sesampainya di apartemen Michelle Sarah tak berbicara sepatah katapun ia hanya diam tertunduk air matanya tak henti hentinya basahi pipi, Michelle mencoba mencari kotak p3k untuk mengobatai luka Sarah , Michelle duduk bersimpuh di hadapan Sarah.
"tahan yaa sar aku kompres dulu biar ga ada kuman yang masuk" ucap Michelle namun Sarah tak menjawab ia hanya diam
"dengan hati hati ia membasuh luka Sarah, sesekali ia melirik ke wajah Sarah yang tertunduk tertutup oleh rambutnya yang ikal
"aaw..." pekik Sarah, ia merasa perih di area luka yang tersentuh cairan antiseptik.
"sakit yaa?, maaf yaa" ucap Michelle dengan lembut ia meniup luka Sarah.
"kenapa kamu sebaik ini sama aku, kamu baik tapi aku selalu gak bisa nerima kamu, sedangkan Niko, dia kasar tapi aku pertahankan dia" bisik hati Sarah ketika merasakan kebaikan dari Michelle.
"sini telapak tanga kamu" Michelle meraih telapak tangan Sarah yang banyak luka akibat menahan karena dirinya terseret oleh mobil Niko.
"ini bakal bengkak besok, kamu besok jangan kerja dulu yaa istrihat dulu di rumah" perintah Michelle pada Sarah, Michelle yang sedari tadi berbicara tanpa ada jawaban dari Sarah ia pun tertunduk, dan menarik nafasnya dalam-dalam, Michelle memberanikan diri membelai rambut Sarah dan menyelipkan rambutnya di sisi telinga Sarah air mata Sarah semakin deras matanya sembab.
"dia shock banget sampe nangis ajah gak bisa keluar suaranya, dia bener-bener pendam semua rasa itu sendiri" bisik hati Michelle, ia sedikit terbangun dari duduknya dan bersimpuh di hadapan Sarah dan dengan lembut ia memeluk Sarah.
"kalo mau nangis, nangis ajah teriak juga gak apa-apa, biar kamu plong ada aku disini" ucap Michelle seraya memeluk dan membelai rambut Sarah, suara Sarah mulai terdengar, tangisnya pecah ia menangis sejadi jadinya, Michelle hanya diam memeluk dan membelai Sarah dan menepuk punggungnya seraya menenangkan, kurang lebih 2 jam Sarah menangis seperti itu akhirnya ia pun tidur di sofa, Michelle bergegas ke toilet untuk membersihkan tubuhnya dan setelah itu ia memesan makanan untuk makan malam, setelah selesai berganti pakaian Michelle berjalan menuju ruang tamu di dapatinya Sarah sedang tertidur lelap, Michelle terduduk di hadapan Sarah yang tengah tertidur, ia pandangi lekat-lekat wajah Sarah.
"kamu takut ya sar, hhaaahhhhh" Michelle menarik nafasnya dalam-dalam
"apa Sarah bermalam di sini saja dulu" bisik hati Michelle.
Sementara itu di kediaman Sarah, suara seseorang menekan bel berkali kali dengan sigap mbak siti membuka pintu
"assalamualaikum mbak Siti" salam Wina pada mbak Siti
"waalaikum salam,eh ... non Wina apa kabar" mbak Siti bersalaman pada Wina
"bude ada mbak?
"ada non mari masuk non" mbak Siti mempersilahkan Wina dan Arga untuk masuk,
"ehhh ada anak cantikk ... apa kabar Wina" mama menghampiri Wina bersalaman dan saling memeluk begitu juga dengan Arga
"gimana ini kabarnya pengantin baru, udah hamil belom?" tanya mama seraya tertawa
"haha belom nih bude" ucap Wina.
"doain ajah bude" ucap Arga
"iyaa di doain ma bude semoga cepet dapet momongan" doa mama untuk Wina dan Arga tak lama berselang Egar pulang dari kantornya.
"ehh ada Wina" sapa Egar
"looh kok ada mas egar?" tanya Wina ia terkejut akan kahadiran Egar
"iyaa mas disini dulu kurang lebih 2 bulan" ucap Egar.
"sama mbak Rara dan Bumi juga mas?" tanya Wina kembali
"iyaa, Rara kemana mah??" tanya Egar
"lagi ngelonin si Bumi di kamar sarah tuh pengen bobo sama tantenya tapi sampe jam setengah 9 begini belom pulang juga Sarahnya di telepon juga gak di angkat" ucap mama sedikit khawatir.
"mungkin lagi banyak kerjaan atau lembur kali mah" ucap Egar seraya membuat mamanya lebih tenang.
"ohh yaudah, Wina, Arga mas Egar tinggal dulu yaa.. bau nih belom mandi" pamit Egar
"iyaa mas gak apa-apa" ucap Wina seraya tersenyum
"bude mbak Sarah selalu pulang malam ya?" tanya Arga
"ga juga sih biasanya sore sudah pulang, tau deh ga ada kabar, palingan lagi makan bareng Niko" ucap mama.
"mbak Sarah awet ya ma mas Niko?" ucap Wina
"yaa begitulah doain ajah kalo jodohnya Niko yaa gak apa-apa dan kalau bukan niko juga gak apa-apa, pokonya yang teebaik aja" ucap mama sembari tersenyum
"yaa mudah-mudahan dapet yang terbaik ajah yaa bude" ucap Arga.
"amiin.." mama mengamini ucapan Arga
Tak lama berselang Egar kembali turun untuk menemani mama, Wina dan Arga.
"Arga masih suka keluar kota?" tanya Egar
"iyaa mas masih besok juga harus terbang lagi ke belitung" sahut Arga
"iyaa bude,mas egar, aku di tinggal mulu" Wina memanyunkan bibirnya.
"hahaha ajak dong Arga! Winanya biar tau" ucap mama
"jangan bude kasian panas, nanti dia kecapean" Arga mengelus pipi Wina dengan sayangnya, tak terasa malam sudah cukup larut Wina dan Arga pamit untuk pulang, di perjalanan pulang Wina dan Arga masih membicarakn Sarah dan Niko.
"padahal mas Niko baik loh dan mbak Sarah juga baik walaupun kadang suka ngomong ga enak juga sih" ucap Wina.
"mungkin mereka masih nabung untuk biaya pernikahan sayang, makanya di cancel dulu" tambah Arga
"maybe, ehh iyaa mas besok aku ga bisa antar kamu ya ke bandara, aku ada arisan alumni smu" ucap Wina dengan manja
"yang arisan berlian itu?" tanya Arga
"iyaa, kali ajah aku yang dapet hehe gak apa- apa, kan mas?"
"iyaa sayang ga apa-apa, besok uangnya aku transfer yaa 50 juta cukup?,"
"ihh sayang itu lebih dari cukup" ucap Wina sembari mencium pipi suaminya, Wina sangat di manjakan dengan materi oleh suaminya itu makanya di antara semua sepupu sarah hanya Wina yang tergolong beruntung mendapatkan suami yang kaya raya.
Sementara itu di apartemen Michelle, Sarah masih terlelap dalama tidurnya, dan perlahan ia membuka matanya karena merasa lapar ia membuka matanya di dapatinya tubuhnya sudah di tutup oleh selimut tebal, ia melihat jam di pergelangan tangannya
"setengah sepuluh malam" Sarah mengernyitkan dahinya, tak lama kemudian Michelle datang menghampiri Sarah
"udah bangun?" tanya Michelle, dan Sarah hanya mengangguk mengiyakan, ia bangun dari tidurnya dan terduduk.
"laper gak? makan dulu yuk" ajak Michelle pada Sarah
"aku mau pulang" sahut Sarah, Michelle hanya diam terpaku mentapa wajah Sarah.
"iyaa nanti aku antar pulang sekarang makan dulu" ucap Michelle, ia beranjak ke dapur dan menyiapkan makan malam untuk Sarah, Michelle sangat perhatian pada Sarah, Sarahpun makan makanan yang di suguhkan oleh Michelle, sedikit demi sedikit ia memasukan makanan ke mulutnya seketika ia ingat akan perlakuan Niko sore tadi Sarah pun berhenti menyendok makanannya itu, ia meletakkan sendoknya, dan air matanya kembali jatuh.
"makan dulu habiskan, jangan di fikirin" ucap Michelle sembari mengelus punggung sarah.
"aku ... aku ... gak nyangka ajah dia bisa sebrutal itu" ucap Sarah dengan suara parau terisak dan terbata-bata.
"dia calon suamimu?" tanya Michelle
"ya, dulu dia gak seperti itu,"
"hmmmm, aku gak bisa bicara apa-apa sar, aku cuma bisa bilang yang sabar ya" ucap Michelle, Sarah hanya terdiam
"seandainya aku bicara banyak mungkin Sarah akan berfikir aku menyalahkan pilihannya dan nanti dia akan berfikir aku mencoba masuk ke dalam urusannya karena ia sudah tau perasaan ku lebih baik aku diam dan tetap memperhatikan keselamatan Sarah" ucap Michelle dalam hatinya, Michelle membelai lembut rambut Sarah dan tanpa sadar Michelle mengecup lembut kening Sarah, Sarah terkejut matanya menatap sendu ke Michelle.
"maaf aku hanya mencoba menenangkan kam saja sar, gak ada maksud lain" ucap michelle
"aku mau pulang" suara Sarah tercekat
"yasudah ... aku siap-siap dulu yaa" ucap Michelle ia berjalan menuju kamarnya untuk mengambil jaketnya, setelahnya ia mengantar Sarah pulang menuju kediamannya, di perjalanan Sarah hanya diam tak bicara ia hanya menatap kosong,
ia melihat luka di telapan tangannya, dan terdiam.
"jahat banget lo nik ... demi uang lu gini in gue .." ucap Sarah fikirannya masih belum tenang ia pun bingung harus bicara apa pada orang tua nya tentang kejadian hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Bab Wilker
berarti si Wina diporotin juga sama niko
2021-08-03
1
wawan rt
udah lah sarah ya kamu harus jujur sama orangtua mu,jangan jdi wanita bodoh aku gak setuju😢😢
2021-08-02
3