KAMU...BERAAATT

Sepulang dari rumah sakit Sarah langsung menuju ke kediamannya sesampainya di kamar ia segera meraih ponselnya dan menelepon seseorang,

"halo assalamualaikum bu," salam Sarah kepada seseorang di seberang sana

"waalaikum salam sarah, apa kabar kamu?" ucap perempuan paruh baya itu

"Alhamdulillah bu Sarah sehat, maaf bu..sarah mau kasih kabar kalo mas niko kecelakaan" ucap sarah hati-hati ia takut ibunda Niko terkejut

"astaghfirullah ... kecelakaan?? kapan?? kok Niko gak gasih tau ibu" suara ibunya Niko terdengar kaget dan panik

"maafin sarah bu ini permintaan mas Niko, Sarah di larang kasih tau ibu" jelas Sarah.

"haduuh niko ... Niko ... selalu ajah seperti itu terus keadaanya gimana?"

"beberapa hari ini mas Niko di rumah sakit bu, maksud Sarah telepon ibu mau minta tolong bisa gak yaa ibu temenin mas Niko soalnya lusa Sarah mau ke luar kota bu" ucap Sarah

"ihh kamu ini yaa jelas bisa dong Niko anak ibu, ibu juga mau tau keadaan Niko,byowes besok pagi ibu berangkat yaa dari jogja malam ini ibu mau cari tiket pesawat dulu." Lanjut ibu Niko, setelah selesai berbicara sarah menutup teleponnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk nya.

Ia masih saja memainkan ponselnya, tanpa sengaja ia membuka pesan chat nya

"sudah 2 hari ini pak Michelle tak ada chat biasanya selalu chat apapun bahkan hanya sekedar menanyakan kabar" Sarah ingin lebih dulu chat ke Michelle namun ia tak kuasa

"jangan sar itu sama ajah Lo ngasih harapan sama pak Michelle sedangkan lu udah milih Niko dan tetap milih Niko" ucap Sarah matanya terpejam, lalu tiba tiba ia teringat akan Rio

"ehhh kenapa gue gak kepikiran cari Rio di Instagram atau fb yaa" ucap Sarah dalam hatinya lalu ia segera membuka aplikasi itu ia mencoba mencari nama rio

"ariyo Wicaksono" Sarah mengetik nama itu namun tak ada satupun foto profil yang mirip rito sahabat nya itu, Sarah menarik nafas panjang, ia berfikir semuanya percuma mungkin saja Rio sudah lupa akan Sarah bahkan berkali-kali ia mendatangi rumah Rio tetap saja rumah itu kosong dan tak berpenghuni.

Pagi harinya seperti biasa sayrah berangkat lebih pagi untuk menuju ke tempatnya bekerja sesampainya di kantor ia segera membuatkan kopi pahit panas untuk pak Michelle waktu demi waktu hingga pukul 10 siang Michelle tak juga menampakkan batang hidungnya sarah segera mengecek ponselnya.

"loh tumben banget pak Michelle gak ada kabar biasanya kalo gak masuk dia telepon gue" Sarah membuka chat ia berniat untuk mengirim chat pribadi ke Michelle namun tiba tiba ponsel berdering

"halo" sapa Sarah

"sarah kamu apa apan sih... kamu telepon ibu ya!" ucap Niko terdengar kesal

"maaf sayang, habis aku khawatir besok kan aku harus tugas ke luar kamu ga ada yang jaga" ucap Sarah dengan hati-hati

"heh kamu denger yaa! kalo aku bilang jangan yaa jangan!, sekarang ibu ada di sini otomatis aku harus pegang uang agak banyak sarah..!!" suara Niko sedikit meninggi

"yaa masa cuma alasan itu doang sih, yank aku kan pengen kamu di jagain" belum selesai Sarah berbicara Niko memotong ucapan sarah

"sar, aku kan udah bilang aku mau mandiri, ya walaupun ibu punya uang, seenggak nya aku juga harus punya, kamu tau kan aku banyak banget cicilan" Niko membicarakan hal yang sama, Sarah hanya bisa menarik nafas.

"okee okee yank, aku faham! kamu mau aku transfer uang ke rekening kamu,kan? buat pegangan selama ibu di sini, tinggal ngomong begitu ajah kok repot sih yank" ucap Sarah seolah mengintimidasi Niko

"syukurlah kalo kamu ngerti," Niko mengucapnya seolah kesal dan terdiam

"yaudah aku yang akan tanggung jawab aku transfer nanti buat pegangan selama ibu di situ, udah yaa yank aku banyak kerjaan" ucap Sarah ia segera menutup telponnya dalam hatinya ia merasa kesal pada Niko selalu saja uang, uang ,dan uang tapi entah kenapa Sarah selalu saja tidak bisa melepaskan diri dari Niko.

Sarah menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya baru seminggu ia menjadi sekretaris pribadi tapi perasaan nya sudah tidak karuan seperti ini lalu Sarah memberanikan diri menelepon Michelle

"halo" suara Michelle terdengar berat.

"pak Michelle hari ini tidak ke kantor??" tanya Sarah

"hmm gak!, saya ga enak badan" ucap Michelle

"bapak sakit?" tanya Sarah sedikit khawatir

"sarah kedengarannya khawatir!" ucap Michelle dalam hatinya

"kedengarannya gimana suara saya?, kamu cancel dulu yaa semuanya untuk hari ini saya mau istirahat dulu" ucap Michelle

"ohh iyaa pak" segera Sarah menutup teleponnya, semua pertemuan dengan klien dan meeting di batalkan karena kesehatan Michelle sedang menurun di sela-sela jam kerja mbak Atik menyeruak masuk bersama mbak Nita menghampiri Sarah.

"sar, pak Michelle gya masuk yaa?" tanya mbak Atik

"iyaa Mbak kenapa?? ada masalah di bagian keuangan??" tanya Sarah sedikit panik.

"iyaa lah, hari ini pak Michelle harus tanda tangan untuk gaji karyawan kalo gak ... karyawan gk bisa gajian" ucap Nita

"waaduuuhhh gue jugaa donk mbak" Sarah menunjuk dirinya sendiri

"hooh semua yang di sini" ucap mbak Atik

"sar, lu ke rumah pak Michelle deh yaa minta tanda tangan ajah soalnya dia rada susah" ucap Nita

"iyaa sar, mau yaa please kan ini buat kamu juga" ucap mbak Atik sembari mengusap bahu Sarah.

"iyaa iyaa aku kesana lagian pada takut amat sama pak Michelle emang tampangnya serem yaa? kata gue mah enggak kok" ucap Sarah seakan meyakinkan

"iihh itu kan kata lu sarah,mukanya dingin begitu gak ada senyum" ucap mbak Atik dan diiyakan oleh mbak Nita

"hmm yaudah gue berangkat yaa" Sarah mengambil tas dan sweater nya, dan bergegas menuju kediaman pak Michelle di antar oleh supir kantor karena Sarah sendiri tak tahu di mana kediaman pak Michelle.

Sarah di antarkan oleh supir kantor menuju kediaman Michelle Sarah berdiri di depan pintu yang besar dan rumah yang sangat mewah dengan arsitektur barat.

"wagelaseh...! ini rumaah apa istana, bussseeehhh pak Michelle tajir melintir amat yaa" Sarah tecengang melihat rumah yang sangat mewah milik Michelle

"mbak Sarah saya tunggu atau gimana?" ucap pak Yudi seorang supir kantor membuyarkan lamunan Sarah.

"ehh ... mmm pak yudi tunggu yaa Sarah cuma mau minta tanda tangan pak Michelle ajah kok" ucap Sarah

"ohh baiklah mbak saya tunggu di mobil saja yaa mbak!" pinta pak Yudi dan Sarah mengangguk mengiyakan, berkali kali Sarah menekan bel namun tak ada satupun yang membuka kan pintu, tak lama ada lelaki separuh baya masuk membuka pintu gerbang rumah Michelle

"cari siapa non?" tanya bapak itu ke Sarah.

"maaf pak Michelle nya ada pak?" tanya Sarah kembali

"ohh cari pak Michelle, ada non beliau lagi sakit tapi si mboknya lagi pulang kampung dan sepertinya pak Michelle gak mau cari pembantu yang lain untuk sementara" jelas si bapak tersebut yang ternyata ia adalah tukang kebun di kediaman Michelle, ia membukakan pintu untuk Sarah.

"silahkan non pak Michelle di lantai 2 yaa tadi saya cek lagi istirahat" ucap si bapak sembari tersenyum ramah ke Sarah

"ohh iyaa pak terima kasih yaa pak" Sarah pun tersenyum dan mulai naik ke lantai 2 mencari di mana kamar Michelle, ia melihat ke sekeliling dan di dapatinya kamar yang pintunya sedikit terbuka dengan hati-hati ia pun masuk ke dalam kamar itu namun kamar itu kosong tak berpenghuni, Sarah terdiam di dalam kamar itu.

"hmm sepertinya ini kamar pak Michelle di dinding ada fotonya pak Michelle" ketika Sarah melihat sekeliling tiba-tiba ada jari jemari yang memegang bahu Sarah dan membuatnya sangat terkejut

"waaaaaa..." teriak Sarah dengan histeris karena ia merasa takut Michelle yang memegang bahu Sarah pun ikut terkejut karena merasa panik Sarah berlari menuju pintu keluar yang berada tepat di belakng Michelle namun naas Sarah yang memakai sendal yang di sediakan di ruang tamu tadi terpeleset dan jatuh menindih tubuh Michelle yang saat itu sedang sakit

"aaahh ... broouuuuhgghhh" Sarah jatuh tepat di atas tubuh Michelle, Michelle hanya diam nafasnya terdengar sesak

"ssaaar .... saar ... saraahh auuuuhhh kaamuu beraaatt" ucap Michelle yang mencoba menyuruh sarah untuk bangun, dan sarahpun segera tersadar.

"ya Allah pak, maaf pak maaf" Sarah segera terbangun, dan Michelle pun bangun dan terduduk di lantai ia terbatuk batuk, lalu Sarah mencoba membangunkan michelle dan memapah nya ke tempat tidur,

"duuhh malu maluin ajah lu sar..aduuh gimana nih" bisik hati sarah ia terlihat gusar, Michelle yang sudah merebah kan tubuhnya, ia memejamkan matanya dan menutup bibirnya ia sangat tak kuasa ingin tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian tadi, namun sebisa mungkin Michelle tahan karena itu pasti akan menyinggung perasaan Sarah.

"pak, maaf yaa pak bapak gak apa-apa,kan?" tanya Sarah, Michelle mendehem dan membuka matanya.

"iyaa saya ga apa-apa" ucap Michelle tanpa ekspresi dan senyum.

"kamu ada apa ke sini dan sama siapa?" tanya Michelle

"hmm ... sama pak Yudi pak, supir kantor dan saya mau minta tanda tangan untuk pencairan gaji karyawan pak" jelas Sarah

"astaghfirullah sayaa lupaaa.. oh iyaa pak Yudi suruh kembali ajah, nanti kamu langsng pulang saja, saya pesankan taxi online" perintah Michelle, Sarah terdiam tak berkutik.

"Sarah.?" tanya Michelle menegaskan

"ohh iyaa pak baiklah" ucap Sarah ia segera menelpon pak Yudi untuk kembali ke kantor tanpa Sarah dan Sarah pun masih tertahan siang itu di kediaman Michelle.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MASIH AZA DI MNFAATIN SI SARAH, KPN NI SADARNYA

2023-02-21

0

Haryati

Haryati

lucu banget

2021-09-07

1

Lilis Effendi

Lilis Effendi

aq juga berat loh sar

2021-08-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!