Eps.06

Setelah mengantar Shaka dan Bry pulang kerumah, Rania kembali lagi ke Cafe nya karena ada pesanan kue yang lumayan cukup banyak jadi Rania juga harus membantu karyawannya karena kebetulan pesanan akan di ambil di jam makan siang. Pada saat jam makan siang cafe Rania cukup ramai.

"Tari, gimana sama pesanan kue hari ini?" Tanya Rania pada pengurus dapur di cafenya.

"Sudah hampir selesai bu." Ucap Tari, tangannya masih sibuk menghias kue-kue pesanan tersebut.

"Ya sudah tolong di selesaikan dengan rapih dan tepat waktu, kita tidak boleh mengecewakan pelanggan baru." Ucap Rania.

Rania kembali kedepan kasir untuk memantau keadaan cafenya yang lumayan cukup ramai.

Seorang karyawan menghampiri Rania,"Bu, ada yang cari." Ucap karyawan tersebut.

Rania sedikit melongok melihat siapa yang datang, sayang tamunya berdiri membelakangi Rania jadi Rania tak bisa melihat wajah sang tamu.

"Kamu tolong jaga kasir dulu, saya mau menemuin tamu dulu." Rania menyerahkan urusan kasir kepada Dina salah satu karyawan yang sudah cukup lama bekerja dengan nya.

Rania berjalan mendekat kearah tamu yang di maksut Dina tadi,"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rania ketika dirinya sudah berada tepat di belakang lelaki yang belum tahu siapa gerangan.

Lelaki itu membalikan tubuhnya menghadap Rania, terdapat binar kerinduan yang memancar di mata lelaki itu,"Rania, apa kabar." Ucapnya.

Rania sedikit terkejut dengan lelaki yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan, Rania bahkan tak menyangka bahwa dirinya akan bertemu lagi dengan lelaki yang pernah hidup di masalalunya itu.

"Mas Bian..." Gumam Rania.

"Iya ini aku, aku sudah lama mencari keberadaan kamu Rania dan akhirnya hari ini aku menemukan mu." Bian maju selangkah ingin memeluk wanita yang masih sangat dia cintai, tapi dengan halus Rania menolak dengam cara memundurkan langkahnya kemudian menatap kearah pelanggan yang sedang menatap interaksi mereka.

"Ohh, maaf aku tak sadar jika banyak pasang mata yang sedang menatap kita." Ucap Bian, ada sedikit rasa kecewa di hatinya karena penolakan Rania meski dia tahu bahwa hubungan mereka tak sehangat dulu.

Rania membawa Bian untuk duduk di taman dimana tempat itu adalah tempat privasi yang hanya bisa di pakai oleh Rania dan Sahabatnya.

Cukup lama keduanya hanya berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing sampai akhirnya Bian memecah keheningan.

"Ran, aku minta maaf tentang semua kesalahan ku dulu." Bian menatap sendu Rania, lelaki itu berharap Rania mau memaafkan dirinya dan mau kembali padanya kali ini Bian tidak mau kehilangan Rania kembali.

"Aku sudah memaafkan mas Bian jadi tidak perlu membahas masalalu." Ucap Rania.

Rania memang sudah memaafkan semua kesalahan Bian, dulu Rania hampir menikah dengan Bian tapi karena latar belakang Rania yang sudah memiliki Shaka membuat semua keluarga Bian menolak Rania bahkan yang membuat Rania paling sakit hati adalah Bian ingin Rania menitipkan Shaka di panti asuhan sampai keluarganya mau menerima keadaan Rania yang berstatus ibu tunggal.

Jelas Rania marah dengan keputusan Bian, dirinya memang sangat mencintai Bian dahulu tapi Rania tak menyangka jika Bian bisa berpikir untuk menyerahkan Shaka kepanti asuhan bagi Rania. Dirinya dan Shaka itu satu jika Bian mau Rania makan dia juga harus mau menerima Shaka.

"Mama juga ingin bertemu kamu, mama ingin minta maaf karena dulu mama sempat melontarkan perkataan buruk kepada mu. Mama menyesal." Ucap Bian sendu.

Lelaki itu menggerakkan tangannya ingin menggenggam tangan Rania, tapi dengan perlahan Rania menarik tanganya saat sadar apa yang akan di lakukan oleh Bian.

"Tante Neta sudah di indonesia, nati kapan-kapan ajak tante kesini." Ucap Rania.

Hati Bian merasakan nyeri saat wanita yang masih dia cintai terlihat menghindar, apakah dirinya masih memiliki kesempatan kedua?

"Rania..."

"Rania..."

Ucapan Bian bebarengan denga sesosok laki-laki yang berjalan tergesa menghampiri Rania. Lelaki itu nampak tak suka dengan interaksi Rania dan juga Bian terlihat dari wajahnya yang mengeras menahan rasa cemburu.

"Kak Jayden." Ucap Rania.

Rania telah mengubah panggilannya setelah Jayden protes karena dirinya di panggil dengan sebutan Tuan.

Jayden menatap tak suka kearah lelaki yang duduk di hadapan Rania,"Apa aku mengganggu?" Tanya Jayden yang tidak tahu diri, jelas dirinya mengganggu Bian yang sedang berusaha mendekati Rania dan itu memang niat Jayden.

Sebelum nya Jayden merasa kesal saat seorang pengawal mengirimkan foto Rania dan pria sedang berdiri di depan Cafe, itu membuat dada Jayden tiba-tiba sesak apa lagi saat melihat tatapan pria itu yang memandang Rania dengan tatapan memuja lantas saja Jayden buru-buru menuju cafe Rania. Jayden tak akan membiarkan lelaki manapun mendekati Rania, setelah dia tahu bahwa Rania belum sama sekali pernah menikah itu artinya Jayden memiliki kesempatan untuk mendekati Rania.

"Tidak, ada apa kak?" Tanya Rania penasaran, kenapa Jayden menemuinya dengan tergesa.

Jayden kemudian menatap kearah Bian, lelaki itu juga tengah menatapnya.

Rania yang paham kemudian memperkenalkan Bian kepada Jayden,"Ini mas Bian, dia teman lama ku." Ucap Rania.

Bian sedikit kecewa karena Rania menyebutnya sebagai teman lama padahal dulu mereka hampir menikah, Bian mengulurkan tangan untuk berjabat tangan pada Jayden dan dibalas oleh Jayden.

"Bian."

"Jayden."

Keduanya melepaskan jabatan tangan itu kemudian berdehem karena merasa sedikit tak nyaman.

"Apa dia kekasih Rania yang baru, atau Rania sudah menikah." Batin Bian.

Sementara Jayden sedang memikirkan alasan kenapa dirinya datang menemui Rania, dia sampai lupa menyiapkan alasan masuk akal kepada Rania saat di tanya karena terlalu kesal dengan kehadiran lelaki bernama Bian ini.

Rania menatap Jayden masih menunggu jawaban,"Jadi kenapa kakak kemari?" desak Rania karena Jayden hanya berdiam diri tanpa berniat mau menjawab.

Jayden ingin menjawab tapi tiba-tiba dua anak lelaki muncul bersamaan dengan memanggil nama Rania.

"Bunda." Teriak Shaka dan Bry.

Kedua bocah lelaki beda usia itu dengan tak sabarnya menabrak tubuh Rania dan memeluknya, hampir saja Rania terjengkang jika Jayden tidak menahan tubuh Rania.

Rania sedikit terkejut saat mendengar Bry memanggilnya dengan sebutan bunda, Rania menatap kearah Jayden meminta penjelasan tapi Jayden hanya mengedikkan bahunya.

Shaka menatap kearah Jayden mengedipkan sebelah matanya,"Daddy..."Kemudian bergantian memeluk tubuh Jayden.

Sementara Bian masih bingung dengan apa yang terjadi di depan mata nya ini, apakah benar Rania sudah memiliki keluarga baru pikirnya.

"Bunda, tadi abang udah bilang sama adek kalau bunda sibuk tapi adek maksa buat nyusulin bunda kesini." Ucap Bry mencebikkan bibirnya, tangan nya masih erat memeluk tubuh Rania sementara tangan Rania tak sadar terulur untuk mengusap kepala Bry dengan sayang.

"Tadi soalnya Daddy bilang mau ke cafe bunda, jadi adek juga mau ikut. Daddy kan janji mau belikan mobil baru buat adek. Iyakan Dad?" Saka berceloteh sesuka hatinya, sementara Jayden hanya bisa mengguk dengan senyum kakunya.

Mata Rania memicing menatap kearah Shaka,"Ini anak berdua pada salah makan atau bagaiman sih, Shaka juga kenapa tiba-tiba manggil Jayden Daddy." Batin Rania, matanya memelotot kearah Shaka yang di balas Shaka dengan menjulurkan lidah nya.

"Rania." tegur Bian, dirinya butuh penjelasan dari Rania.

"Apa dia suami dan anak mu?"Tanya Bian.

Shaka melepas pelukannya pada Jayden, kemudian membalikan badannya dan menatap tak suka pada Bian.

"Ehh, ada om Bian. Lama tidak bertemu om." Ucap Shaka, sebenarnya Shaka malas menyapa tapi dia kan memiliki predikat anak bunda paling baik jadi harus sopan dan tidak sombong.

"Iya, Shaka kamu apa kabar? Sekarang kamu sudah tumbuh tinggi." Ucap Bian.

Bian bisa merasakan jika Shaka tak menyukainya tapi dia memaklumi mungkin Shaka masih kecewa dengan dirinya karena perbuatannya dimasa lalu.

"Seperti yang om lihat, aku sangat bahagia. Aku mempunyai bunda yang sayang kepada ku dan juga Daddy serta abang yang mau menerima ku tanpa syarat." Ucap Shaka, perkataan Shaka sangat terdengar jelas sedang menyindir Bian di masalalu.

"Ja-jadi bunda mu sudah menikah?"Cecar Bian.

Dan Shaka mengguk sebagai jawaban.

Sakit rasanya hati Bian mendengar Rania ternyata sudah memiliki keluarga baru, apakah dirinya tak memiliki kesempatan lagi. Dia pulang ken indonesia karena bertujuan untuk bertemu Rania dan mengajaknya untuk menikah.

Bian menatap kearah Shaka,"Shaka om mau minta maaf jika dahulu om memiliki kesalahan kepada mu, om menyesal Shaka."Ucap Bian.

"Kata Daddy yang sudah berlalu biarlah berlalu, jadi aku sudah maafkan Om jangan di ingat kembali om." Ucap Shaka, anak lelaki itu kemudian berjalan menuju sisi taman lainnya di ikuti oleh Bry di sana ada ayunan yang biasa di gunakan Shaka untuk tidur atas sekedar bersantai.

*

*

*

*

*

Setelah kepergian Bian beberapa menit yang lalu, kini Rani berdiri di hadapan tiga laki-laki yang memiliki perbedaan umur dan generasi. Ketiganya duduk dengan wajah menunduk tak berani menatap wajah Rania.

"Jadi kali ini ide siapa?" Tanya Rania.

Jayden menggeleng tak tahu, dirinya memang tak tahu menahu tentang apa yang di lakukan Shaka dan Bry.

Shaka mengangkat tangannya kemudian mendongak menatap Rania,"Shaka bun." Ucapnya lirih.

Rania bersedekap dada kemudian menatap anak kesayangannya itu,"Coba jelaskan apa maksutnya tadi." Rania berbicar dengan nada mengintimidasi membuat Jayden dan Bry seketika merinding sementara Shaka sudah biasa.

"Shaka tidak mau, bunda di sakiti lagi oleh lelaki itu, Shaka juga tidak mau bunda di rendahkan bahkan di injak harga dirinya karena bunda memiliki anak sebesar Shaka. Shaka cuma tidak mau lelaki itu mendekati bunda lagi." Ucap Shaka, Anak itu bisa mengingat jelas bagaiman semua keluarga Bian memaki bahkan membentak Rania.

Jayden menatap kearah Shaka dirinya tak menyangka bahwa anak lelaki itu nyatanya benar-benar menyayangi Rania sampai mau berbohong di depan Bian, sesakit itukah luka anak itu sampai tak mau Bian mendekati Rania lagi.

"Memang bunda ada bilang kalau bunda mau kembali dengan om Bian, bunda tak kan pernah mau kembali kepada lelaki yang tega mau memisahkan bunda dengan anak kesayangan bunda ini." Rania merentangkan tangannya menyambut tubuh Shaka untuk dipeluk.

Shaka berdiri dari duduknya kemudian berjalan memeluk sang bunda.

"Maaf bun, Shaka salah sudah berbohong jangan marah." cicit Shaka.

"Enggak bunda gak marah." Rania mengecup puncak kepala Shaka, dirinya tak tahu jika Shaka masih mengingat kejadian itu dulu usianya masih tujuh tahun Rania pikir Shaka takkan mengerti tentang kejadian itu namun dia salah justru Shaka menyimpan memori itu dengan utuh.

"Maaf tante, Bry juga ikut bohong" Ucap Bry tak enak.

"Enggak apa-apa sayang." Ucap Rania tersenyum.

Sementara Jayden lelaki dewasa itu hanya diam dengan pikiran yang rumit, satu yang ada dipikirannya dirinya mau melindungi wanita yang ada di depannya ini. Jayden ingin memberikan tempat istimewa di hatinya untuk Rania, dadanya sesak saat melihat raut sedih di wajah Shaka dan Rani.

"Lalu Daddy mu ini kenapa?" Tanya Rania.

"Coba saja tante tanya." Bry berdiri dari duduknya kemudian menepuk pundak Shaka,"Mau ikut gue enggak?" Ucapnya.

"Ikut..."Rengek Shaka dengan wajah sembab.

"Jijik Ka, lu udah gede masih aja nangis." Ejek Bry , satu fakta baru yang Bry dapatkan ternyata Shaka memang anak bunda yang manja tetapi dia heran kenapa bisa Shaka menjadi panglima perang di dalam geng nya.

Sekarang tinggalah Rania dan Jayden keduanya duduk saling berhadapan hanya terpisah oleh meja saja.

"Jadi apa yang membuat kak Jayden datang kemari, memang kak Jayden tidak sibuk?" Tanya Rania masih penasaran.

Tiba-tiba saja jantung Jayden berdegub saat tak sengaja netranya bertubrukan dengan netra Rania.

"Rania, bolehkah aku menyembuhkan luka di hati mu? Maukah kamu membuka hati untuk ku?" Ucap Jayden tiba-tiba.

Rania membulatkan matanya,"Jangan bercanda kak." Elak Rania.

"Aku serius." Ucap Jayden dengan lantang.

*****

Flash back on...

Shaka merasa bosan dirumah biasanya siang hari dirinya masih bermain dirumah temannya tapi karena pulang sekolah tadi bundanya yang menjemput jadi dia tak bisa bermain.

"Bosen banget gue, apa ke cafe aja." Gumam Shaka.

Shaka berjalan menuruni anak tanggak sampai akhirnya dia tiba di ruang tamu di sana dia melihat Bry yang sedang memainkan gamenya.

"Bang mau ikut gue enggak? Mau ke cafe." Ucap Shaka setelah berada di depan Bry.

"Mau ngapain?" Tanya Bry, anak ini masih fokus pada permainan game nya.

"Mau jajan gratis." Ucap Shaka.

Menurut Bry enggak ada salahnya ikut Shaka ke cafe dari pada dirumah bosen.

"Ya udah ayok." Bry beranjak dari duduknya, kemudian berjalan di belakan Shaka dan menutup serta mengunci pintu ketika dirinya dan shaka sudah di luar.

"Bonceng ya bang, males bawa motor." Ucap Shaka yang sudah nangkring di atas motor milik Bry.

Keduanya akhirnya pergi dengan menggunakan satu motor ya itu motor milik Bry, tak lama mereka sampai di cafe milik Rania. cafe nya cukup lumayan ramai.

"Bunda mana mba?" Shaka menghampiri karyawan yang sedang mengelap meja.

"Ada di belakang den, masih sama tamunya." Ucap Karyawan tersebut.

Shaka tak banyak banyak tanya, dirinya kemudian berjalan menuju taman di belakang cafe. Kemudian menghentikan langkahnya ketika melihat siapa yang ada disana.

"Itu ada Daddy, terus itu siapa Ka?" Tanya Bry penasaran.

Shaka mengepalkan tangannya dia tak suka dengan pria yang sedang duduk di hadapan bundanya, dia sangat membenci pria itu.

"Bang jujur sama gue, lo kalau punya bunda kayak bunda gue mau enggak?" Ucap shaka tiba-tiba.

Bry mengerutkan keningnya melirik Shaka bingung "Maksut lo apa?" Tanya Bry.

"Lelaki didepan bunda itu mantan bunda, dia pasti mau ajak bunda balikan. Gue gak mau punya bapak tiri macam dia, gak suka gue. Mangkanya gue dengan baik hati nawarin lo, mau gak kalau punya mama kayak bunda gue?" Ucap Shaka dengan alis yang dinaik turunkan.

"Terus mau lo apa?"Bukanya menjawab tapi Bry justru bertanya balik.

Shaka menatap Bry kemudian tersenyum tipis, Shaka mebisikan sesuatu kepada Bry yang akhirnya di setujui Bry.

Dan kedua anak lelaki itu memainkan peran yang sangat epik sampai membuat Bian tak sadar jika telah di bohongi oleh Shaka dan Bry.

Flash back off...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!