Setelah lama Rania dan yang lain nya bercengkrama bercerita semua kenakalan Shaka kepada Bry, handphone Rania berdering menunjukkan nomor dari satpam komplek tempatnya tinggal dahinya berkerut ketika mendengar laporan bahwa rumahnya sedang di satroni orang tak di kenal, setalah mendengar semua laporan Rania mematikan panggilan tersebut.
"Kenapa Ran?" Tanya Dea yang menyadari perubahan raut wajah Rania.
"Satpam baru aja menghubungi aku, rumah aku di kepung enggak tau siapa. Apa mereka musuh bisnis orangtua Shaka, udah bertahun-tahun kami hidup tenang kenapa mereka kembali." Bisik Rania kepada Dea.
Rania kemudian menarik semua sahabatnya ke luar taman dan tak lama datang Kim, wanita dengan tubuh yang sangat seksi itu kemudian mulai bergabung dengan sahabatnya.
"Ada apa ini, kenapa kalian tegang semua." Ucap Kim setelah dirinya berada di dekat Rania.
"Ada segerombol orang tak di kenal mengepung rumah Rania, kami curiga mereka adalah musuh yang masih mengincar Shaka." Ucap Rania.
Rania tak takut sekalipun dengan orang tersebut, dulu dirinya sudah hampir mati beberapa kali unyuk melindungi anaknya dan karena itu Rania mulai tertarik dengan action. Dirinya mulai belajar beladiri, menembak, memanah bahkan berpedang itu semua demi melindungi Shaka dari orang-orang yang mau merebut Shaka darinya
"Ck, sialan mereka semua!" Decak Kim yang mendengar ucapan Rania, dia tahu bagaiman sahabatnya itu berjuang melindungi Shaka bahakan dirinya dan yang lainnya turut membantu Rania menyembunyikan Shaka.
"Lalu apa rencana kita kali ini?" Tanya Aurel.
Aurel sangat menyayangi Shaka, semua permintaan Shaka akan dituruti Aurel karena dia juga menganggap Shaka seperti anaknya sendiri. Tidak hanya Aurel semua sahabat Rania juga menyayangi Shaka, tapi mungkin Aurel lebih besar rasa sayangnya terhadap Shaka.
"Mau tidak mau, kita sembunyikan dulu Shaka. Aku akan mengamankan Shaka, kalian bisa pergi kerumah Rania dan membereskan kekacauan jika kalian tak keberatan aku bisa meminta papa untuk mengirimkan bala bantuan." Usul Dea.
Siapa yang tak tahu seorang Dea Maharani Primawan, anak perempuan satu-satunya keluarga Primawan yang telah menguasai bisnis dibidang otomotif dan properti kekayaannya tak bisa di ragukan lagi.
"Nanti aku akan hubungi kamu jika kami butuh bantuan." Ucap tegas Rania.
"Aku minta tolong pada mu Dea, tolong jaga Shaka dan Bry bawa merak menjauh dari jangkauan rumah ku. Aku benar-benar mempercayakan anak ku pada mu Dea." Mohon Rania pada Dea, Rania hanya memikiki mereka semenjak kejadian yang menimpa orangtuanya beberpa tahun lalu.
"Jangan khawatir Ran, aku sudah menganggap Shaka sebagai putraku sendiri. Apa kamu lupa dulu sat kamu ujian universitas siapa yang menimang dia semalaman. Aku Ra, jadi jangan anggap kami ini orang lain. Kami keluarga mu kami juga ibu dari anak mu." Ucap Dea yang membuat susana sedikit melow."
"Ckk, malah pada melow. Yuk beraksi." Ucap Diandra yang di sambut gelak tawa para perempuan tangguh itu.
Mereka akhirnya menghampiri Shaka dan Bry yang tengah asyik memainkan handphone mereka.
"Shaka dan Bry temani tante Dea benja, yukk." Aja Dea.
Saka yang tadinya sibuk bermain game kemudian mendongak dan menatap malas kepada Dea, dia tahu kelakuan buruk sahabat bundanya itu pasti tantenya itu akan memperbudak dirinya.
"Malas ahh, pasti nanti aku bakal jadi budaknya tante. Udah kapok aku jalan sama tante."
Bukan hanya itu saja alasan Shaka malas, dirinya juga sangat malas sekali kalau berbelanja dengan Dea. Karena Dea alah perempuan yang sangat lapar mata semua yang dirasa bagus untuk Shaka dia akan menyuruh Shaka untuk mencobanya itu sangat melelahkan bagi Shaka yang sangat tak suka kegiatan berbelanja.
"Shaka ikut tante Dea dulu." Bujuk Rania.
Kali ini Rania menatap ke arah Bry yang nampak tak terganggu dengan percakapan dirinya dan Shaka, tangan Rania mengusap kepala Bry dengan lembut kemudian bertanya.
"Apa kamu sudah tidak pusing lagi?" Tanya Rania, bahkan Rania mengelus lebam di sudut bibir Bry.
"Sudah tidak tan." Jawab Bry, anak lelaki itu sedikit terkesima dengan perlakuan Rania terhadapanya, Rania memperlakukan nya seperti anaknya sendiri.
"Bry, tante minta tolong kamu ikut temani tante Dea pergi dulu. Oke." Ucap Rania dengan senyuman di bibitnya.
"Iya tante." Bry hanya menurut.
Dengan sedikit bujuk rayu dan sogokan Shaka akhirnya mau pergi bersama Dea, entah akan kemana Dea membawa dua anak lelaki itu yang dia pikirkan saat ini adalah membawa jauh Shaka untuk sementara waktu.
Sementara itu Rania dan yang lainnya kini pergi kerumah Rania, sangking tegangnya suasana mereka bahkan belum melepas pakain karate mereka.
Sesampainya didepan rumah Rania, wanita itu cukup terkejut melihat pemandangan rumahnya yang penuh dengan laki-laki berbaju hitam sedang menjaga rumahnya bahkan didepan rumahnya sudah banyak terparkir mobil mewah.
"Astaga! Mereka tidak main-main Ran. Ini sudah tidak bisa dibiarkan." Ucap Kim.
"Sudahlah, kita hadapi mereka dulu kita harus tahu apa mau mereka. Dan tolong minta bantuan papa Dea untuk mengirimkan bala bantuan, meski kita jago berkelahi tapi tetap saja kita ini perempuan." Ucap Rania.
Setelah meminta bantuan, ketiga wanita tersebut berjalan menuju rumah Rania dengan wajah yang santai seperti biasanya.
"Maaf nona, anda mau kemana?" Tegur salah satu pengawal yang berada di bagian gerbang.
"Saya pemilik rumah ini, siapa kalian?" Tanya Rania dengan tatapan tajam.
Tak memberi jawaban atas pertanyaan Rania, lelaki itu justru mengeluarkan handphone dan menghubungi seseorang.
"Silahkan masuk nona, anda sudah di tunggu Tuan di dalam." Pengawal itu membukakan gerbang agar Rania dan teman-temannya bisa masuk kedalam rumah.
"Ckk, ini rumah mu Rania tapi kenapa kamu butuh izin orang lain untuk masuk kedalam." Bisik Aurel.
"Entahlah, aku juga bingung." Balas Rania.
Ketiga wanita itu berjalan tanpa takut, mereka sudah siap menghadapi semua masalah yang ada di dalam rumah Rania. Mereka tak kenal takut bahkan mereka sudah pernah ada di ambang kematian beberapa kali.
*
*
*
*
*
Sementara itu Dea tak pusing membawa kabur Shaka dan Bry, wanita itu sudah berganti pakaian dan kini sudah berada di singapore dengan jet pribadinya tahukan kekayaan Dea sebenyak apa.
"Tan, Shaka tahu tante kaya tapi gak ke singapore juga buat belanja. Apalagi cuma belanja apel dan strawberry." Ucap Shaka.
Anak lelaki itu cukup terkejut saat dia di bawa masuk kedala jet pribadi milik Dea.
"Bosen belanja di indonesia terus, sekali kali beli apel di singapore terus mampir ke korea beli baju." Ucap Dea santai.
Tapi tatapan Shaka tak bisa santai, Dea tahu Shaka bukan tipikal anak yang suka berbelanja.
"Bercanda." Dea mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.
Sementar Bry, anak lelaki itu cukup menikmati acara jalan-jalan nya yang tak pernah dia rasakan sebelum nya. Dia hanya berjalan-jalan bersama daddy nya itu pun karena harus menemani daddynya bekerja.
Dea yang melihat wajah kedua keponakannya yang tak bahagia itu merasa sedih, dan terlintas ide cemerlang didalam otaknya.
"Oke, karena kita sudah ada di singapore bagaiman kalau ita berpetualang saja." Ucap Dea dengan antusias.
Dan ucapan Dea berhasil membuat kedua anak lelaki berbeda umur itu menatap wajah Dea dengan sedikit penasaran, kali ini apa rencana Dea.
"Ikut tante." Dea membawa kedua keponakannya itu keluar dari area mall mereka menaiki kendaraan mewah yang di pesan Dea dari hotel peribadi milik keluarga Dea di singapore.
Setelah sampai di tempat yang di maksut Dea, Shaka dan Bry melebarkan matanya melihat dimana mereka sekarang sedetik kemudian keduanya menatap wajah Dea bersamaan.
"Ayuk kita berpetualang, di universal studio!" Ucap Dea dengan sangat antusias.
"Baiklah karena sudah disini, mari kita nikmati liburan dadakan kita bang!" Ucap Shaka senang.
Bry hanya bisa menghela nafas lelah, dia tak tahu kenapa juga dirinya bisa sampai di singapore bahkan tanpa pengetahuan Daddy nya.
Dea mulai menjelajah bersama kedua keponakannya itu, Dea berhenti di sebuah toko yang menjual bando telinga dan membeli beberapa untuk di pakaikan di kepala Shaka dan Bry.
"Ini untuk Shaka ini untuk Bry dan yang ini untuk tante." Dea sudah mengenakan bando dengan telinga mickey mouse tersebut di atas kepalanya.
Shaka dan Bry yang tak mau mengecewakan kebahagiaan Dea lantas memakainya tanpa protes sama sekali.
"Foto dulu kita untuk kenang-kenangan." Dea mengeluarkan ponselnya kemudian memilih menu camera dan mengabadikan momen bersejarah tersebut.
Meraka akhirnya mulai menikmati semua wahana yang dana di universal studio, Dea bahkan sampai lupa dengan tujuan dirinya membawa kedua bocah laki-laki itu kabur keluar negeri.
Sementar di rumah Rania, keempat wanita itu sudah duduk menghadap kelima lelaki yang sudah lebih dulu duduk di ruang tamu milik Rania.
Jayden terpaku melihat kecantikan yang di miliki oleh Rania, wajahnya amat terasa menenangkan hatinya yang sedang gundah karena anaknya sudah menghilang dan belum ketemu. Jayden sedikit terkejut melihat apa yang dikenakan para wanita yang ada di hadapan dirinya, baju karate dengan sabuk hitam
"Kenapa dia menatap ku seperti ingin memakan ku bulat-bulat." Batin Rania yang menyadari tatapan Jayden tak biasa kepadanya.
"Ada apa ini Tuan, kenapa kalian menyergap rumah milik saya?" Tanya Rania dengan baik-baik, dirinya tak mau gegabah dan berujung memperumit keadaan.
"Dimana anak lelaki itu?" Tanya Jayden dengan nada yang mengintimidasi Rania.
"Anak mana yang Tuan tanyakan?" Jawab Rania.
Salah satu dari peria itu maju dua langkah dan memberikan selembar foto kepada Rania, Rania dan ketiga sahabatnya kemudian saling bertatapan kemudian saling berbisik.
"Aku tahu mereka pasti yang sudah mengjajar Bry habis-habisan tadi." Bisik Aurel.
"Iya benar, aku tak habis pikir kenapa mereka kejam sekali dengan Bry yang tampan itu." Kali ini Kim yang berbisik.
"Aku tak akan menyerahkan Bry pada mereka, biar aku adopsi saja sekalian Bry menjadi anak ku." bisik Rania yang di setujui oleh sahabatnya.
Rania menatap kembali kepada kelima pria dewasa yang memiliki paras rupawan, tubuh tinggi berotot dan gaya yang menunjukan bahwa mereka adalah pria kaya.
"Maaf saya tidak tahu siapa anak tersebut." Ucap Rania.
Jayden yang mendengar jawaban Rania seketika mengepalkan kedua tangannya, lelaki itu menatap tajam kearah Rania tapi Rania tak sedikit pun takut kepeda Jayden.
"Jangan macam-macam kamu! Cepat katakan dimana anak laki-laki itu atau ku ratakan rumah mu ini!" Ancam Jayden.
Rania tak gentar sama sekali dengan ancaman Jayden, perempuan itu justru tersenyum kearah Jayden dan membuat jantung Jayden berdegup kencang.
"Sial, kenapa dia cantik sekali." Umpat Jayden dalam hati.
"Sekali pun kalian semua menghancurkan rumah saya, kalian tak akan mendapatkan apa yang kalian mau. karena memang tak ada anak lelaki disini." Ucap Rania kembali.
"Hey, nona jangan main-main dengan kami. Kami sedang tak ingin bercanda dengan kalian, jadi tolong beri tahu kamu diman Bry?" Kali ini Sagara yang berbicara, lelaki itu menampilkan senyuman ketika mengenali satu wanita yang ada di samping Rania.
"Kenapa ada si berengsek ini disini." Batin Diandra.
Diandra tak menyadari jika ada mantan kekasihnya diantar salah satu pria dewasa yang memiliki aura mahal itu.
"Senang bertemu kembali dengam mu sayang." Ucap Sagara yang membuat semuanya menatap Sagara kaget. Siapa yang di panggil lelaki itu dengan sebutan sayang.
"Aku tak pernah senang bertemu laki-laki yang doyan selingkuh seperti anda." Ucap Diandra, kali ini wanita itu menatap nyalang kearah Sagara ingin sekali dia menghajar wajah tampan milik Sagara.
"Ohh, jadi laki-laki ini yang membuat kamu malas makan selama seminggu kemarin. Wah, tak bisa di biarakan dia lolos Ndra minimal bonyok dulu itu mukanya." Ucap Aurel kesal, dia teringat bagaiman keadaan Diandra yang kacau sampai tak mau makan karena lelaki kesayangannya telah rela menghianati Diandra.
Sagara berjalan mendekati Diandar kemudian menatik Diandra keluar dari rumah itu, ada masalah yang harus dia selesaikan dengan kekaisnya itu maksutnya mantan kekasih.
Tapi belum juga beberapa langkah, tangan lelaki itu sudah di hempaskan oleh seseorang. Kim pelakunya.
"Lepaskan tangan sahabat saya, anda jangan berlaku yang tidak sopan." Kim menatap tajam kearah Sagara.
"Jangan ikut campur nona, ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan sahabat anda ini." Sagara kembali lag menggenggam tangan Diandra, namun Kim ingin menghentikan tapi di cegah oleh Rania.
"Tunggu!" Ucap Rania.
Sagara pun berhenti dan menatap kearah Rania menunggu apa yang akan di katakan wanita tersebut.
"Diandra apa kamu mau berbicara dengan dia?" Tanya Rania kepada Diandra, wanita itu hanya mengangguk dan membuat Sagara tersenyum senang.
"Tenang Kim, aku akan memukul wajahnya sebangak empat kali." Bisik Diandra.
"Oke." balas Kim dengan senang.
Kembali kepermasalahan Rania dan Jayden, mereka memutuskan untuk berbicara baik-baik karena Sean pikir pasti ada salah paham disini.
"Maaf nona Rania, pertama-tama perkenalkan nama saya Sean, ini Zain, Alvian dan itu Jayden ayah dari Bry kami ingin menjemput Bry yang hilang." Ucap Sean yang membuat ketiga wanita tersebut saling bertatapan.
Rania menyipitkan matanya menatap lamat-lamat wajah Jayden jika di perhatikan memang mirip dengan Bry, apa benar dia ayah dari Bry.
"Benarkan dia ayah dari Bry?" Rania bertanya untuk memastikan lagi.
"Benar nona." Jawab Sean.
Kini Rania den sahabat ya mulai duduk di sofa ruang tamu saling berhimpitan.
"Lantas dimana putra saya?" Tanya Jayden kali ini nada biacaranya sedikit rendah tidak seperti awal tadi yang menunjukan kemarahan.
"Sebentar." Ucap Rania, kali ini wanita itu mengeluarkan benda pipih dan menekan nomor kontak untuk dihubungi. Semua gerak gerik Rania tak lepas dari pandangan Jayden tanpa sadar pria itu menarik sudut bibitnya.
"Halo, Dea. Kamu dimana?" Tanya Rania.
"...."
"Singapore!" Ucap Rania terkejut, dirinya tak sampai berfikir bahwa Dea akan membawa kabur anak-anaknya pergi keluar negeri.
"Tolong bawa anak-anak saya pulang sekarang, tidak ada acara menginap di hotel. Bry belum sembuh dia harus minum obat, dengarkan kamu Shaka." Ucap Rania, mungkin handphone nya di loudspeaker jadi Shaka yang belum mau pulang sedikit protes.
"....."
"Kamu gak kasihan sama abang, dia masih sakit. Nanti kita jalan-jalam bersama. Oke." Ucap Rania lagi.
Rania segera mematikan sambungan handphone dan kemudian beralih menatap Jayden yang nampak terdiam menatapnya.
"Maaf Tuan, Bry dengan ada di singapore jadi mohon di tunggu." Ucap Rania dengan ramah, dan hanya di angguki oleh Jayden.
"Salah sih kita nitipi Shaka sama Bry ke Dea, udah pasti kesempatan buat main jauh." Ucap Aurel.
"Tau gitu tadi aku ikut Dea aja, lumayan jalan-jalan gratis." Kali ini Kim yang protes.
Rania hanya bisa menggelengkan kepalanya, ya beginilah kelakuan sahabatnya punya cara untuk menghibur dirinya.
"Ran, aku mandi dulu. Gerah." Kim dan Aurel beranjak menuju kamar mereka, lebih tepatnya kamar para sahabatnya yang suka menginap di rumah Rania. Tania tak menjawab hanya saja menganggukan kepalanya.
"Apa kamu tak mandi, aku bisa mencium bau asam dari tubuh mu." Ucap Jayden tanpa ekspresi.
Rania mengendus tubuhnya dan memang sedikit bau,"Saya permisi dulu." Dengan wajah malu dirinya berjalan cepat menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
kerenn wanita2 tangguh
2024-12-28
0
beybi T.Halim
keren👍👍👍👍
2024-12-25
0