Ingin mencari bukti

...----------------...

Buk

Lagi-lagi Atasanku meletakkan Minuman dan camilan di atas mejaku tanpa aku minta. Aneh memang, tapi sejak kepindahannya ke Rumah sakit ini. Entah kenapa Atasannya itu begitu perhatian kepadanya!

"Jangan lupa di minum dan di makan ya bell!"Ucap atasannya itu sebelum pergi berjalan menjauh dari posisi Bella.

"Makasih Van."Lagi-lagi aku hanya itu yang bisa aku ucapkan.

Evan hanya menjawab dengan lambaian tangan seperti biasa. "Sungguh Pria yang baik ya bell, Andai saja dia belum punya Tunangan!"Tiba-tiba saja sahabatnya yang bernama Nadin muncul entah dari mana, dan memuji Pria yang berstatus sebagai atasan mereka.

"Ya ampun Din, bikin kaget saja!"Ucap Bella dengan memutar bola matanya malas.

"Bell emang Lo gak suka apa sama pak Evan? Udah ganteng,pinter, kaya raya pula!! Gak tau kok di borong semua itu kelebihan, Jika di nilai dia itu manusia yang mendekati sempurna!" Ucap Nadin dengan menggerakkan tangannya seperti gerakan melingkar.

"Lebay."Sindir Bella sambil menjulurkan lidah.

"Ck. Dasar gak normal Lo!"Ucap Nadin dengan menyenggol lengan Bella."Lagian Lo ngerasa aneh gak sih bell, kenapa Pak Evan perhatian banget sama kamu, Sampek-sampek tiap hari nyempetin bawain kamu camilan saat makan siang! kamu gak sadar apa kalau dia memperlakukan kamu berbeda?"Nadin berlagak seperti detektif saja saat menjelaskan tentang sudut pandangnya mengenai sang atasan.

Buk

"Aku jelaskan ya sama kamu! Bukanya aku tidak normal atau tidak peka. Kamu kan tau sendiri kalau aku sudah punya suami, jadi sebisa mungkin aku ini ingin menjaga perasaan suamiku saat ini. Jadi bagaimana mungkin aku memikirkan pria lain jika aku sendiri sudah ada suami?"Bella menjelaskan statusnya sebagai seorang istri yang setia kepada pasangannya dengan penuh penekanan di setiap kata, tujuannya hanya satu. Supaya sahabatnya Yang bernama Nadin itu mengerti.

"Cih, iya-iya yang pengantin baru!"Ucap Nadin dengan nada kesal.

Bella di buat geleng-geleng kepala melihat sikap Sabatnya yang nampak begitu tidak suka dengan suaminya, sejak pertama kali Bella mengenalkan Suaminya kepada sahabat barunya di kantor itu. Terlihat Nadin begitu tidak menyukai suaminya entah karena apa bela sendiri tidak mengerti. Bella tidak bisa memaksakan kehendak jika orang lain tidak menyukai suaminya ataupun dirinya, yang jelas Bella akan bersikap baik pada siapapun yang memang baik padanya. begitulah prinsip Bella.

"Oh iya bel, maaf aku sampai lupa mau bicara sama kamu soal tadi aku sempat melihat suamimu jalan sama wanita di depan pasar Beringharjo. Itu kamu kan? Kenapa kamu aku panggil-panggil malah lari hah? Takut mau aku tagih janji kamu buat traktir aku ya?"Ucap Nadin dengan sedikit emosi, ia sampai mencebikkan bibirnya karena kecewa dengan sikap sahabatnya yang mengabaikannya beberapa hari yang lalu.

"Hah apa maksudmu nad? Sejak tadi pagi kan aku standby jadi dokter jaga! mana mungkin aku bisa berbelanja, kamu salah lihat paling?"Ucap Bella menyanggah ucapan Sahabatnya yang baru saja datang. Mengingat mereka berdua berbeda shift kerja.

"Enggak bel. Aku serius, aku lihat dengan jelas mobil suamimu Veloz warna putih dengan stiker hello Kitty kesukaanmu kan? Benar kan Bella?"Ucap Nadin dengan yakin.

Deg

Entah kenapa jantung Bella berdetak lebih cepat dengan keterangan yang di berikan oleh sahabatnya barusan.

"Bella, Bella are you oke?"Ucap Nadin sembari menggoyangkan tubuh Bella yang nampak diam mematung.

Bella mengedipkan matanya beberapa kali dengan hati yang gusar.

"Kamu kenapa Bella?"Ucap Nadin yang khawatir dengan keadaan Sabatnya yang berubah murung setelah mendengar ceritanya. Ia mengumpat dirinya sendiri karena lancang bercerita sembarangan ke Bella. Andai saja ia tau jika wanita yang bernama dengan suami Bella bukan lah sahabatnya itu, maka lebih baik dirinya tidak bercerita dari pada membuat hati sahabatnya menjadi buruk."Bell maaf ya, aku tidak bermaksud begitu. Emm gimana ya jelasinnya kok jadi belibet begini sih?"Gumam Nadin tak enak hati.

"Gak Apa-apa Din, aku ngerti kok. Lain kali jika kamu melihat suamiku tolong hubungi aku, atau kamu foto dia agar lebih jelas itu suamiku atau bukan? takutnya akan terjadi salah paham antara kami jika itu hanya kebetulan saja, bisa saja kan mobil suamiku sedang di pinjam oleh teman kantornya atau mungkin teman nongkrongnya untuk mengantar istri/pacarnya mungkin!"Ucap Bella berusaha berfikir positif.

"Iya juga sih bell. Tapi kayaknya kamu salah deh, soalnya tadi yang aku lihat itu wanita paruh baya yang berpakaian serba seksi sekali, berjalan bergandengan tangan dengan sangat mesra dengan suamimu!"Nadin menjeda ucapannya.

Deg

Bella tersentak kaget mendengar keterangan Nadin barusan, ia langsung menoleh ke arah sahabatnya dengan melotot tajam.

Nadin melihat perubahan mimik wajah Bella, Sampai-sampai ia menelan ludahnya dengan sangat kasar berlanjut dengan menyengir kuda setelahnya.

Glek

"Sialan kau nad, bagimana bisa kamu bicara sejujur itu jika kau tau kalau bukan Bella lah yang tadi jalan dengan suaminya! Eh tapi siapa dong wanita tua tadi?"Pikir Nadin dengan garuk-garuk kepala."Maaf Bella, kamu lupakan saja apa yang barusan aku katakan. Anggap aku tidak pernah bicara apapun oke!"Ucap Nadin sembari beranjak dari duduknya, ia meruntuki dirinya sendiri karena sudah lancang memprovokasi sahabatnya. Bisa dia bayangkan, pasti setelah ini akan ada perang dunia ke 3 pada rumah tangga Bella.

Bella mengepalkan kedua tangannya. Awalnya ia berusaha untuk berfikir positif, tapi mendengar keterangan sahabatnya barusan. Ada rasa nyeri di dalam hatinya karena lagi-lagi kecurigaannya semakin bertambah saja dengan gelagat yang di perlihatkan oleh suaminya.

"Aku harus bagaimana?"Otak Bella berfikir keras saat ini."Oh iya, kenapa aku tidak melakukan itu saja biar tau semuanya yang sedang terjadi! Baiklah Setelah ini aku akan aku akan mampir di toko elektronik dekat rumah." Tekad Bella ingin membuktikan dugaannya.

Saat ini Bella menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 5 sore, itu tandanya sudah waktunya untuk dirinya pulang. "Baiklah Bella, ayo kita mulai cosplay jadi detektif-detektifan seperti waktu kecil! Ah aku jadi kangen sama sahabat kecilku radit, entah seperti apa wajahnya saat ini?" Batin Bella mengenang seseorang yang ada di masa lalunya.

"Dor"

Pekik Evan mengagetkan Bella dari belakang.

"Hadeh, kenapa sejak tadi orang-orang hobby sekali membuat orang kaget!"Sindir Bella sedikit kesal.

"Benar kah? Memangnya sudah berapa orang yang membuat Nona Bella ini emosi?"Ucap Evan

"Kau dan Nadin itu sama saja, kenapa kalian tidak berjodoh saja dan segeralah menikah. lalu buatlah anak yang sama-sama menyebalkan seperti kalian berdua!" Pekik Bella tanpa sadar melupakan status merek karena emosi.

"Ehhhh" Evan bingung harus menjawab apa karena terlalu fokus menatap Bella yang sudah melangkah pergi menjauh darinya dengan terburu-buru."Dia itu kenapa?" Batin Evan resah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!