...🔥🔥🔥🔥...
"Bell minum dulu, kayaknya kamu lelah banget aku lihat!" Tiba-tiba saja Atasanku meletakkan Satu botol minuman dingin di atas meja lalu pergi begitu saja tanpa berucap apa-apa lagi. Aku hanya tersenyum melihatnya sembari bergumam "Tahu saja jika Aku sedang haus."
"Makasih Van."Seruku senang. Ia hanya membalas ucapan terimakasih ku dengan mengangkat tangan lalu melambai padaku tanpa berbalik. Dia adalah Atasan yang baik, walau ia seorang CEO di tempatku bekerja. Tapi agaknya ia tidak perduli mau di panggil Pak atau nama saja olehku, karena memang sejak awal kita sudah saling kenal saat masih kuliah di Luar negeri.
Dari dulu pria itu selalu sukses membuatku tersenyum karena sikap baiknya padaku. Setelah itu aku membuka Botol minum itu dengan hati yang senang, Ku teguk berlahan sebelum aku memutuskan pulang setelah melakukan Operasi hari ini.
*
*
Sesampainya di rumah____
Aku baru saja turun dari Ojek langganan ku jika mas Anton tidak bisa menjemputmu kala sibuk dan harus lembur.
Mataku memicing seketika mana kala melihat motor mas Anton sudah ada di halaman rumah sederhana milik mertuaku itu."Loh kok motor mas Anton sudah ada di rumah? bukanya tadi dia bilang akan lembur, makanya tidak bisa menjemputku!"Batinku bermonolog.
Ku langkahkan kakiku perlahan Untuk mencari tau apakah benar suamiku sudah ada di rumah? Atau hanya pulang untuk mengantarkan motornya dan kembali lagi ke kantor Pikirku. tiba-tiba aku menemukan ide gila untuk menghubungi suamiku lebih dulu dan pura-pura tidak tahu jika motornya ada di rumah. Panggilan pertama tidak mendapatkan respon Apapun, tak pantang menyerah Bella kembali menghubungi ponsel suaminya sembari berjalan mendekat ke arah pintu rumah itu.
Tring_____Tring
Terdengar suara ponsel nyaring dari balik tembok rumah minimalis itu, suara ponsel yang sama persis dengan yang di miliki suaminya.
Deg
Hati Bella seakan berhenti berdetak mana kala menyadari jika benar itu ponsel milik suaminya, Ia bingung harus berkata apa? Lagi pula jika suaminya sudah pulang, kenapa ia tidak menghubunginya untuk mengajak pulang bersama? Lalu kenapa suaminya harus berbohong jika ia akan lembur? Ini juga kenapa Panggilan darinya sejak tadi tidak di angkat? Segala pikiran buruk bercokol di dalam pikiran Bella saat ini.
Perlahan Bella berjalan ke arah Pintu dan berusaha membuka kuncinya. "Lah" Gumamku bingung seketika. "Kok gak bisa ya?"Gumamku lagi kala memutar kunci pintu rumah tak bisa terbuka. Bahkan aku sudah berusaha mendorong beberapa kali tapi tetap saja hasilnya nihil.
"Ini kenapa ya? Apa kuncinya rusak apa bagimana? Jangan-jangan mas Anton atau ibu yang menguncinya dari dalam, tapi kenapa?" Segala pikiran buruk terlintas di otakku, membuat dadaku berdenyut nyeri entah karena apa aku sendiri tidak tau.
Ku ketuk pintu itu beberapa kali, namun masih saja tidak ada jawaban dari dalam. Mana sekarang lagi hujan, rumah tidak di lengkapi bell rumah pula. Lengkap sudah penderitaanku! Lalu aku berjalan ke arah samping, berusaha untuk menuju jendela kamarku. Ku lihat seluruh lampu padam, bahkan lampu kamarku pun tak terlihat menyala. "Lah kalau mas Anton di rumah kok lampunya mati ya? Masak ia motor sama ponsel mas Anton sengaja di tinggal? Memangnya mas Anton kemana?" Pikirku.
Ku semakin mendekat ke arah kamar kami yang bersebelahan dengan kamar ibu. Lucunya aku mendengar suara desahan dari kamar ibu Dona yang terdengar samar.
"Ahhhh ahhhhhh"
Deg.
Jantungku seakan Ingin copot mana kala mendengar suara laknat yang begitu familiar di otakku. "Gila itu kan suara??"Aku menutup mulutku rapat-rapat karena tidak mau salah menduga. Lagi dan lagi aku ingin memastikan jika yang aku dengar tadi salah dan hanya isi otakku saja yang sedang rusuh.
Kini aku berjalan lebih mendekat ke arah kamar Ibu, ku tempelkan telingaku di sana dengan harapan yang aku dengar tadi salah. Mengingat saat ini hujan juga cukup lebat hingga membuat pendengaran terbatas.
"Ahhhhh""emmmmmm"
Deg
Lagi dan lagi aku di buat mendelik lebar mana kala mendengar suara erangan dan desahan begitu jelas di telingaku hingga membuatku mematung seketika. Ku tutup mulutku agar tidak mengeluarkan suara, aku mencoba mencari sesuatu guna aku pakai untuk pijakan supaya bisa mengintip dari sela-sela fentilasi kamar ibu.
Ya aku menemukan kursi plastik yang bertengger gagah di depan teras rumah. Buru-buru aku berjalan kesana untuk mengambil kursi itu dan membawanya ke depan kamar.
Setelah berhasil mengambil kursi, perlahan aku menaikinya untuk pijakan mengintip di sela-sela jendela. Sukses ku lihat lampu di ruang tengah menyala, dan kamar ibu pintunya terbuka hingga sedikit cahaya temaram bisa masuk ke dalam sana.
Deg
Mataku membola kala melihat seperti ada siluet dua orang yang sedang bercumbu mesra di dalam kamar ibu. Aku pasti sudah gila! karena berpikir macam-macam tentang ibu dan juga suamiku. Ini pasti karena rasa cemburuku yang berlebihan kepada suamiku, karena ibu mertuaku terlalu seksi menurutku. Tapi masak ia ibu mertuaku berani membawa pria lain ke dalam rumah kami?
Jangan-jangan ini benar, mengingat ibu tadi sempat bertanya padaku jam berapa aku pulang?
aku berusaha untuk segera beranjak dari sana guna kembali mencoba menghubungi ponsel salah satu dari penghuni rumah itu. Ku coba menghubungi mas Anton, tapi lagi-lagi ponselnya tak di gubris. Malah sekarang sepertinya ponsel itu mati karena yang menjawab panggilanku adalah suara Opera saja. Tidak pantang menyerah aku berusaha menghubungi ponsel ibu agar membukakan pintu untukku.
Berhasil, ibu mengangkat panggilanku. Jujur saja aku sudah mulai muak dan sangat lelah dalam bekerja, mana mungkin aku bisa menangani ibu sendiri pikirku.
"Ya bell?" Jawab ibu. tapi di sela-sela itu ibu nampak mendesis tertahan kala mengangkat telepon dariku.
"Bu ibu?" Aku mulai merasa khawatir dengan keadaan ibu.
"Ssss Ya bell, Ahhhhhh"Ucap ibu sembari mendesah pelan.
"Ibu kenapa? ibu gak apa-apa kan? Tolong buka pintu Bu, aku sudah di luar sejak tadi!" Ucapku dengan nada Khawatir setengah mati. Aku pikir ibu sakit atau bagaimana, seketika pikiran buruk ku menghilang begitu saja soal melihat ibu bercumbu dengan seseorang di dalam kamarnya karena panik.
"Baiklah bel, tunggu sebentar!"Jawab Ibu.
"Ayok Don cepet selesaikan!"
Deg
Terdengar suara pria yang sangat familiar di telingaku."Ma__mas Anton."Gumamku lemas seketika.
Lalu teleponku terputus begitu saja secara sepihak.
Tak butuh waktu lama, ibu pun keluar untuk membukakan pintu untukku.
Cklek
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Myra Myra
bila nak kantoi semua ae...terbongkar
2024-03-04
0