jangan salahkan aku

Elena hanya menangis sambil membuang muka saat dia duduk di pembaringan,mata Elena sangat bengkak,selain itu pipi dan bawah dagu Elena tampak lebam.

berkali-kali Arion mengacak rambut dan wajahnya,dia sangat tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya tadi malam.

Elena sedikitpun tak menoleh pada Arion,dia membenci Arion yang telah merusak harga dirinya.

Arion melihat wajah Elena yang penuh lebam dia berusaha mendekat dan menyentuh pipi Elena,namun dengan cepat Elena menghindar dari tangan Arion,"tolong jangan sakiti aku lagi,sudah cukup penderitaan yang tuhan berikan padaku selama ini, tolong bunuh saja aku", Elena menangis terisak.

Dia segera meninggalkan Arion yang termenung sendiri,tubuh Arion terduduk di atas lantai,apa yang telah dia lakukan?,dia mengingkari janji suci pernikahannya,padahal Arion sangat menjaga cintanya meskipun pernikahannya dengan Tara hanya tinggal proses perceraian, bagaimana pun sikap Tara,Arion tetap tak ingin menodai pernikahan Mereka,meski pun kenyataanya dia dan Tara akan berpisah pernikahan mereka bukan pernikahan yang sehat, dia tahu Tara lah yang paling sering mengkhianatinya,namun tidak pernah sedikitpun Arion berniat untuk berbuat sama seperti apa yang Tara lakukan padanya.

Elena tertatih menuju kamar mandi,dia sangat jijik dengan tubuhnya sendiri,rasanya Elena sangat ingin membuang kulitnya dengan pisau.

"sst", Elena mendesah saat dia melangkah merasakan sakit luar biasa pada area intinya,Arion menoleh pada Elena yang berusaha sekuat mungkin untuk berjalan,dia juga melihat luka Elena mengeluarkan darah,entah apa yang telah merasukinya tadi malam,hingga dia sanggup melakukan hal tercela itu,pasti Elena yang malang sangat tersiksa.

saat Arion ingin membantunya Elena lagi-lagi menepisnya,Arion sangat kasihan,namun dia juga merasa karena kehadiran Elena lah dia jadi mengkhianati cinta sucinya pada Tara.

Dia mengeraskan rahangnya,Arion langsung meraih tubuh Elena yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi,"ayo cepat mandi".

Elena yang terkejut hanya bisa diam,dia sama sekali tidak ingin memegang tubuh Arion,mereka sama-sama polos.

Arion membuka keran Air,dia mengisi bathtub hingga penuh, meletakkan Elena ke dalam bathtub agar Elena lebih rileks.

Setelah itu Arion kembali lagi ke dalam kamar, berkali-kali dia menghempaskan kepalanya di dinding,apa yang harus dia lakukan,tidak mungkin dia bicara jujur pada semua orang,pasti nanti Elena dalam keadaan bahaya, Elena harus di sembunyikan dari publik,tidak ada yang boleh tahu tentang Elena.

kepala Arion bersimbah darah,dia melukai dirinya sendiri, Elena yang baru selesai membersihkan tubuhnya langsung mematung melihat darah di kepala Arion,dia membuang muka,dia berjalan sambil memunguti pakaian dalam dan baju yang telah terkoyak oleh Arion tadi malam.

Elena harus segera keluar dari kamar Arion,dia tak ingin lagi melihat wajah Arion,dia benci.

"Tuan!",pekik Elena,saat melihat Arion ingin mengurus nadinya menggunakan pisau yang dia dapat dari dalam laci.

Elena langsung merampas pisau itu dari tangan Arion.

"kembalikan pisau itu,kembalikan",Arion memohon.

"yang pantas mati itu adalah aku,karena aku seorang perempuan,aku meninggalkan bekas,sedangkan dirimu?,kau tak punya kerugian terhadap apa yang kau lakukan padaku,seharusnya yang mati saat ini adalah aku", Elena membuang pisau yang dia pegang ke balkon kamar Arion.

"Elena,aku bukan pria bajingan,aku berjanji akan memberikan apa pun yang kau inginkan asal jangan memberi tahu siapa pun,katakan padaku apa yang kau inginkan,mobil,rumah,perusahaan, katakanlah",Arion dengan santai memandangi dinding tanpa menatap wajah Elena yang memerah menahan amarah.

"sebenarnya aku tak pernah tertarik padamu,entah bagaimana aku bisa melakukan semua ini,padahal kau bukan perempuan tipe ku,aku bingung,apa mungkin kau yang telah menggodaku",Arion melipatkan kedua tangannya.

Elena mengeraskan rahang,dia mengepalkan tangan hingga tampak urat-urat di tangannya,"kau tak tertarik dan tak bernafsu karena aku wanita yang malang",ucap Elena dengan suara bergetar.

Elena yang terbakar amarah langsung membuka handuknya,dia berjalan di hadapan Arion dengan tubuh polos,dia juga berbaring di atas kasur sambil memakai pakaian dalamnya, Elena mempercayai jika Arion memang tak tertarik padanya,jadi dia tidak masalah jika bertelanjang di depan Arion.

Arion memejamkan matanya "Elena,tutup tubuhmu,jangan seperti itu,kau tambah terlihat sangat murahan",Arion menahan sesuatu yang menggeliat di bawah.

"kaki sangat sakit,bisakah anda menolongku memakaikan segitiga ini?,aku tidak bisa memakai ini,jika tidak berbaring,kaki ku belum bisa menumpu berat badan ini", Elena dengan suara manjanya berbicara pada Arion.

Elena mencoba membuka kedua pahanya sambil berbaring,"sangat susah memakai kolor".

"Elena,kau memperlihatkannya padaku?",suara Arion memburu,sesuatu merah merona terpampang jelas saat Elena memakai kolor.

Baru saja sampai ke paha,kolor Elena kembali di tarik,"tuan,jangan seperti ini".

"kau menggodaku",lirih Arion.

"aku tak menggoda mu, sekali pun aku menggoda mu kau takkan pernah tertarik,karena aku hanyalah gadis hina", Elena berbicara dengan nada penuh penekanan.

"lepaskan aku,aku jijik padamu,kau bilang kau tak tertarik padaku,tapi kenapa kau melakukan ini!!",pekik Elena sambil terisak.

Arion tidak lagi bisa mengontrol apa yang sedang bergejolak,dia langsung menekan kedua tangan Elena di bawahnya,agar Elena tak bergerak.

"cuih,dasar laki-laki bajingan,pengecut!", Elena meludahi wajah Arion,"lepaskan aku", Elena meronta-ronta.

Namun Arion yang telah merasakan betapa nikmatnya putik sari Elena yang merah dan masih bersegel tidak bisa lagi berbohong,sebenarnya dia memang mengagumi Elena,"diamlah,jangan katakan apa pun lagi Elena,kau membuatku semakin tak tahan,aku akan menyiksamu di sini".

Arion kembali mengecup buah dada kenyal milik Elena,semakin Elena meronta semakin membuat Arion gemas dan ingin memakannya,mereka kembali menyatu dan mendesah.

"aku tidak yakin jika kau memang menolak kali ini,kau akan ketagihan Elena",bisik Arion,hingga bibinya menyentuh daun telinga Elena.

Arion lagi dan lagi melakukan pelepasan hingga Elena tak lagi bisa memaki dan berkata apa pun, Elena tergeletak lemas di atas ranjang Arion.

hanya air mata yang terus menetes,dia benar-benar hanyalah sampah yang di biarkan hidup oleh tuhan.

Arion menyentuh darah yang berada di kasurnya,dia tahu itu darah kesucian Elena.

ternyata Elena memang benar-benar menjaga mahkotanya untuk dia persembahkan pada jodoh yang selama ini dia tunggu.

"jangan salahkan aku melakukan ini Elena,kaulah yang sangat menggodaku tadi,sepertinya kau sangat ketagihan",Arion tetap tak ingin mengaku,dia malah menyalahkan Elena,membuat Elena semakin membenci dirinya,tapi Elena takut untuk berbicara lagi Arion akan memakannya,area intinya sudah sangat basah,entah berapa kali Arion membuang cairan itu ke dalam milik Elena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!