bagaimana bisa hidup tanpa Tara

keesokan harinya Arion bangun dengan tubuh yang segar,wajahnya lebih cerah daripada hari-hari kemarin.

meski dia mendapatkan beberapa kabar dari orang suruhannya,Tara juga kerap bermain dengan orang-orang penting yang bergerak di bidang hiburan tanah air,seperti pemilik stasiun televisi,para selebritis dan para direktur perusahaan yang bergerak di bidang itu.

Arion sudah terbiasa dengan kabar yang dia dapat,dia hanya ingin mengetahui tujuan tuan Jona Arion sangat mengenal pamannya itu,dia mendekati seseorang pasti ada maksud tersembunyi.

dia segera bergegas untuk bersiap kekantor,memikirkan Tara tidak akan pernah ada habisnya.

Arion harus lebih berhati-hati ternyata banyak pengkhianat yang berpura-pura menjadi orang dekat.

Sebelum kekantor dia menyempatkan diri untuk menjenguk kakek,"cucuku",ucap kakek dia langsung merentangkan tangannya,namun yang dia peluk bukan lah Arion melainkan pengawal yang berdiri di belakang Arion.

"CK,dasar burung beo",Arion memutar bola mata.

tuan Jona yang masih belum berangkat ke kantor juga ikut menyapa Arion "hey,jagoan paman".

Arion yang awalnya menatap tajam pada tuan Jona langsung tersenyum dia juga menjawab sapaan tuan Jona, "iya,paman terlihat sangat bahagia".

Tuan Jona tertawa kecil,dia masih bersikap ramah seperti biasanya.

dahulu Arion menganggap ekspresi paman Jona adalah ekspresi ketulusan,saat ini hanya ada wajah pengkhianat dan munafik,Arion sangat geram,dia mengepalkan tangannya saat melihat sikap manis tuan Jona pada istrinya.

Arion mengajak kakek pergi ke taman tak jauh dari Mention,saat mereka sedang berbincang Denis dan Max juga menyusul.

"hay kesayangan",ucap Denis dia melambaikan tangan saat turun dari mobil.

"aduh-aduh cucu kakek bujang lapuk",kakek merentangkan tangan nya,Arion mencebik melihat tingkah kakek dan dua sahabatnya yang lebay.

"humm",Max dan Denis memeluk tubuh kakek yang ringkih,kakek tenggelam terlindung oleh tubuh tegap kedua bujang lapuk tersebut, hanya tangan kakek terlihat melambai, "sudah-sudah aku lemas".

Arion yang melihat itu langsung menarik baju Denis dan Max .

"hehe kami sangat merindukannya,bagaimana kabar kakek?",tanya Max .

kakek membuang napas lega saat Denis dan Max melepaskan pelukan mereka "aku baik lihat,aku masih kuat,mataku sangat sehat,tulangku juga",kakek membuat gaya seperti kungfu.

Denis mengangguk dia memegang dagu sambil berpikir"hum,sudah lama sekali kita tidak melakukan kegiatan bersama".

mereka mengabaikan orang-orang yang menoleh melihat mereka,bahkan ada gadis-gadis yang mengambil foto mereka dari kejauhan.

Max setuju dengan usul Denis,"kau benar,bukankah besok akhir pekan,sebaiknya kita melupakan masalah Tara sebentar saja,kami para bujang juga harus menikmati masa santai".

Kakek juga tertarik dengan perbincangan mereka,dahulu dia sering di ajak,"bagaimana jika kita bersantai di kaki gunung yang tak jauh dari rumah impian".

Ketiga orang itu menolah pada kakek,mereka lupa saat ini ada empat orang termasuk kakek,tentu saja kakek akan mengajak mereka berkemah dan berburu seperti biasa.

Arion mengibas tangannya,"jangan lagi kakek ikut,kakek sudah tua,nanti kelelahan".

kakek membuang muka.

"aku ikut",jika sudah begini mereka hanya bisa pasrah.

"ya,baiklah tetapi jangan sampai kakek kelelahan,kami tidak mau kakek sampai sakit".ucap Denis.

Mereka memiliki hobi yang sama,berburu dan berkemah menghirup udara segar di alam terbuka,dahulu mereka akan melakukannya setiap Minggu bersama kakek,setelah mengemban tugas masing-masing mereka hanya melakukannya sesekali saat ada masa senggang.

Arion tidak bisa menolak lagi, sebenarnya dia tak ingin melakukan kegiatan apa pun kecuali berdiam diri di rumah atau di kantor menyelesaikan pekerjaannya,tetapi jika kakek pergi Arion tetap harus ikut.

"ya sudah,besok kami akan menjemput kakek",ucap Arion.

Kakek berpikir beberapa detik,"jangan Arion nanti pamanmu akan tahu,lebih baik kalian menunggu di simpang tiga depan,kakek akan meminta sopir untuk mengantar kakek ke sana".

Arion mendelik,"merepotkan saja,terserah Kakek saja mau kami tunggu di mana".

Kakek mengacungkan jari telunjuk nya ke udara.

"ingat!! jangan coba-coba meninggalkan kakek ya".

"iya",sahut Arion dan dua sahabatnya serentak, suasana di taman makin panas,Arion akhirnya memutuskan untuk mengantar kakek kembali ke mention.

"kami harus kembali ke kantor,ayo aku antar kakek pulang",Arion melaju ke arah mention untuk mengantar kakek sementara Denis dan Max pergi menuju kantor masing-masing.

"Yon kamu janji kan akan menunggu kakek besok,jangan pergi sebelum aku tiba di simpang",kakek memohon pada Arion agar dia tak di tinggal pergi besok.

Arion mengerutkan keningnya

"iya,iya sudah sana masuk". Arion segera berangkat menuju kantornya.

"aku harus bersiap pagi-pagi sebelum mereka melewati persimpangan,aku sudah harus menunggu di sana",gumam kakek sendiri.

sebelum tiba di kantor Arion menelpon catering terlebih dahulu untuk memesan makanan,dia akan pergi berkunjung ke panti asuhan hari ini,setiap ada waktu Arion pasti berkunjung untuk melihat anak-anak di sana,bukan hanya kaya raya,tampan dan gagah,Arion juga punya hati yang tulus,sangat sulit mencari pendamping hidup seperti Arion,tetapi semenjak dia di kabarkan mandul hanya sedikit wanita yang masih mengejar dan mengharapkan nya,tidak apa-apa Arion malah bersyukur agar hatinya tetap terjaga untuk Tara,meski takdir Tuhanlah yang menentukan,Arion saat ini masih ingin setia pada cintanya.

Arion segera menyelesaikan tugasnya di kantor,setelah itu dia segera pergi ke panti asuhan.

saat tiba di panti dia disambut gembira oleh anak-anak yang membutuhkan kasih sayang.

mereka berteriak memanggil "ayah",Arion langsung memeluk menyalami mereka satu per satu,ibu panti ikut bahagia dengan kedatangan Arion,mereka berbagi makanan yang di bawa Arion.

"ayah",seorang balita perempuan berjalan ke arahnya,balita tersebut berumur 3 tahun,dia berjalan sambil berusaha menggapai tangan Arion.

Arion yang sangat merindukan kehadiran anak segera meraih tubuh balita itu,dia menggendong dan menciumnya,mata Arion tak bisa menyiratkan seberapa dalam luka yang dia rasakan saat ini.

Jika saja Tara bersedia dia pasti sudah mengadopsi anak-anak yang ada di hadapannya,saat anak-anak di sana memanggilnya ayah, jantung Arion seakan berhenti berdetak,mereka sangat tulus.

tidak ada yang Arion inginkan di dunia ini,kecuali ada anak yang memanggilnya berteriak "ayah".

saat dia pulang kerumah,dia ingin ada anak yang mengajaknya bermain saat dia merasa kesepian,anak adalah anugerah tak terhingga yang di berikan tuhan pada manusia,dialah permata hati,pengobat rindu,penyemangat hidup.

Tuhan,berikan aku petunjuk.

jika memang aku harus berpisah dari cintaku.

apakah hidupku akan lebih berarti,bagaimana aku bisa hidup tanpa Tara sedangkan namanya telah terukir indah di dalam hatiku.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***