"Dua bulan lagi om ku mau nikahi kamu," ucap Kinara pelan setelah berhasil mengajak Vanda ke perpustakaan saat jamkos sekarang ini.
Vanda terpaku. Kata kata Kinara menggema berkali kali di indra pendengarannya.
Ngga mungkin?
Vanda teringat ci uman yang dilakukan Fazza berkali kali tadi malam
Itu penyebabnya?
Jantung Vanda langsung berdebar keras dan cepat.
"Kami semua terkejut mendengarnya. Omku sudah tergila gila dengan kamu. Sebenarnya apa.yang sudah kamu lakukan padanya sampai dia jatuh cinta berat sama kamu," canda Kinara dengan senyum yang amat lebar, hingga gigi giginya yang putih bersih kelihatan.
Vanda hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bingung.
Memangnya apa yang sudah dia lakukan? Rasanya ngga ada. Malah Fazza yang melakukan hal yang aneh aneh padanya, hingga membuatnya tadi malam sulit tidur.
"Senangnya kalo kamu cepatan nikah dengan Bang Fazza. Jangan cemas, kata Om, eh, bang Fazza ngga akan buat kamu cepat cepat hamil." Kinara terus bercerita dengan wajah yang berseri seri.
Hampir saja Vanda terbatuk mendengar kata sensitif itu.
Hamil? Wajahnya seketika pucat walau kemudian ada kelegaan setelah mencernanya pelan pelan
"Tapi ngga tau juga, kan. Biasanya orang bisa hamil tanpa direncanakan," sambung Kinara lagi membuat perasaan Vanda jadi ketar ketir.
Dalam bingungnya dia merasa takut. Dia belum siap hamil.
Kinara tertawa tanpa suara menatap wajah Vanda yang pias. Seakan ada kebahagiaan tiada tara sudah berhasil menakut nakuti calon sepupu iparnya ini.
"Tenanglah. Masih lama, kan, dua bulan lagi. Sekarang mending kita nyari nyari informasi tentang pernikahan," usul Kinara bersemangat
"Buat apa?" Vanda bertanya dengan agak panik.
"Biar kamu jadi tau apa apa saja yang harus dilakukan kalo sudah jadi suami istri."
"Kinar, nanti aja dibahasnya."
"Kenapa?"
"Jangan sekaranglah." Vanda jadi sangat gugup digempur sepert itu. Pikirannya belum nyampe ke sana.
Kinara yang tadinya sangat bersemangat kini menatap Vanda penuh selidik. Wajah sahabatnya tegang banget.
"Santai saja, Van. Bang Fazza orangnya kalem. Dia ngga mungkin maksa kamu," ucapnya berusaha menenangkan hati Vanda.
Sayangnya Kinara ngga tau, sekalem apa kakak sepupunya itu terhadapnya. Bibirnya saja sudah berkali kali dici um oleh Fazza. Apalagi nanti kalo sepanjang malam mereka hanya berdua saja.
Dia hanya selamat di siang hari dan saat laki laki dewasa itu kerjaannya lembur.
Vanda meriding karena pikirannya sudah melantur kemana mana.
*
*
*
Siang ini Fazza akan menonton latihan Vanda. Ada hal yang sangat penting yang ingin dia. bicarakan. Soal rencananya yang akan menikahi Vanda. Gadis itu mungkin sudah tau dari Kinara. Tapi Vanda harus mendengar dari mulutnya sendiri juga kabar bahagia ini.
Fazza akan mengatakannya secara langsung pada tunangan belianya itu tentang niatnya.yang akan mengajak Vanda menikah
Fazza sudah menyiapkan outfit seperti yang pernah dibelikan oleh Kinara dulu. Dia akan menuruti permintaan Vanda, dengan merubah penampilannya saat bertemu di sekolah.
Ngga masalah buat Fazza. Wajahnya cocok cocok saja dengan outfit remaja begitu. Lagian itu juga sebenarnya baju santainya. Hanya saja Fazza suka ngga sempat mengenakannya saat menjemput Kinara dulu, saking sibuknya mengurus perusahaan besar milik keluarganya. Dia kekurangan banyak waktu memberikan penampilan yang diinginkan gadis itu.
Ketika pintu liftnya sedikit lagi akan tertutup, dia agak terkejut melihat sosok Tiara Jena yang sedang melangkah ke arah ruangannya. Gadis itu pasti menggunakan lift di sebelahnya.
Huuffhh....
Fazza menghembuskan nafas lega. Kemudian dia menoff kan ponselnya, karena yakin Tiara Jena pasti akan menelponnya karena gagal menemuinya.
Fazza tersenyum miring.
Begitu pintu lift terbuka di basemen, dia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya.
Lagaknya sudah seperti orang yang ketahuan mencuri saja.
Aarrrgghhh, Fazza memaki dalam hati. Ini perusahaannya, tapi dia terpaksa ngga bisa bergerak dengan santai. Dia memang harus buru buru pergi sebelum gadis itu akan menemukan keberadaannya, karena sekretarisnya pasti akan mengatakan kalo dia baru saja pergi.
*
*
*
"Vanda, kamu harus konsen. Jangan pikirkan apa yang tadi aku katakan," kata Kinara mengingatkan.
Kinara merasa kalo Vanda tampak ngga tenang setelah dia menyampaikan kabar gembira itu.
Vanda tersenyum, berusaha menyembunyikan kepanikan dalam hatinya agar Kinara ngga berkata kata lagi.
Informasi dari Kinara selain membuatnya senang, tapi juga menimbulkan rasa takut yang besar.
Tentu saja dia sulit untuk tenang. Perkataan Kinara tadi terus mengiang dalam telinganya.
Ini adalah pertandingan awal mereka. Kalo kalah mereka ngga akan mendapat nilai dan akan sulit untuk menembus babak selanjutnya
Memang belum banyak yang menonton. Tapi saat melihat orang orang di luar sekolah yang menonton, hati kecil Vanda mengharapkan kedatangan Fazza..
Dia butuh melihat laki laki dewasa itu untuk menenangkan dirinya. Juga mengklarifikasi apa yang tadi Kinara katakan
Tapi laki laki dewasa itu ngga mengabarinya sejak pagi hingga sekarang. Padahal tadi malam saja dia begitu agresif hingga Vanda lupa mengatakan kalo besok babak penyisihan grup akan dimulai.
Ngga ada harapan kalo laki laki itu akan datang. Malah berita mengejutkan yang dia dengar. Walaupun tetap menyenangkan. Jantungnya saja masih geradak geruduk.
Kini mereka sedang mendengarkan pengarahan dari Kak Candy, hingga ekor matanya menatap bayangan yang sangat dia kenal dan dia harapkan sejak tadi.
Jantungnya berdebar semakin keras. Semburat merah mewarnai pipinya.
Fazza mau menuruti permintaannya. Laki laki itu kini cosplay sebagai cowo magang.
Begitu pengarahan selesai, mereka dikasih waktu sebentar sebelum memasuki lapangan voli. Biasanya waktu itu dipergunakan untuk peregangan lagi atau mengobrol dari hati ke hati agar mereka bisa bertanding dengan hati lega, tanpa ganjalan
Tapi kali ini, Vanda langsung melarikan kakinya ke arah Fazza, begitu Kak Candy menyelesaikan aba abanya.
Kinara yang akan menghampiri Farel yang juga sudah menunggunya di pinggir lapangan, jadi menghentikan langkahnya saat melihat betapa terburu burunya Vanda pergi.
Tapi bibirnya langsung melengkung, membentuk garis senyum ketika melihat siapa yang sedang dihampiri Vanda. Si cowo magang ternyata.
"Hai, kak," sapa Vanda dengan wajah penuh binar.
Fazza tersenyum lebih lebar sejak melihat gadis itu berlari ke arahnya.
"Aku ngga telat, kan?"
"Nggak, tadi baru aja briefing."
Fazza mengangguk kemudian merapikan helaian rambut tunangannya.
"Maen yang bagus, ya."
"Ya. Kak."
Keduanya saling mengunci tatap.
"Kak Fazza ngga lagi sibuk?"
"Sibuk, sih. Tapi tadi sudah diundur jadwal jadwalnya, biar bisa nonton kamu," Fazza melebarkan senyumnya.
Vanda makin tersipu mendengarnya. Ngga nyangka mendengar kata kata Fazza bisa membuatnya jadi segrogi ini. Jantungnya pun semakin tantrum saja. Vanda sampai lupa minta klarifikasi tentang apa yang sudah disampaikan Kinara padanya tadi pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹
2024-04-22
1
Rahmawati
semangat ya vanda
2024-03-15
1
N I A 🌺🌻🌹
cus lah om segera di halal kan aja biar si calon pelakor ga betingkah
2024-03-15
1