Bibir Vanda masih tersenyum, mengingat saat dia meninggalkan Fazza yang nyenyak banget tidurnya.
Tunangannya benar benar lelah.
FLASHBACK ON
"Pak, langsung aja diantar ke hotel," ucap Vanda kerika Pak supir sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"Siap, nona muda."
Vanda menatap lembut wajah Fazza yang matanya masih memejam.
Dengan hati hati Vanda menegakkan kepala Fazza dan menyusun beberapa buah bantal kecil yang ada di sana, kemudian menidurkan kepalanya kembali di atas tumpukan bantal itu.
Fazza agak menggeliat tapi matanya tetap terpejam.
Vanda pun tersenyum ketika Fazza tetap tertidur dan segera keluar dari dalam mobil.
ENDFLASHBACK
Baru dia tau ternyata Fazza sesibuk itu. Juga baik dan tidak egois karena Fazza mau membantu teman teman dekatnya.
Senyumnya ngga pernah kering saat melihat wajah yang membuat jantungnya selalu berdebar ngga menentu. Walaupun sedang tidur.
Mungkin dia harus merelakan banyak waktunya yang ngga bisa dia habiskan bersama Fazza.
Vanda pun ngga rela melepaskan Fazza. Dia yakin gadis dewasa tadi mengincar Fazza.
Uugghh.... Menyebalkan.
Mendengar obrolan mereka tadi, Vanda yakin kalo Fazza nanti akan sering berinteraksi dengan gadis dewasa tadi
Vanda menghembuskan nafas kesal.
Dia agak tersentak karena bunyi getaran ponselnya yang mengejutkannya.
Kinar?
"Hai," sapanya dengan suara yang sangat ceria. Mungkin karena suasana hatinya yang masih mengembang seperti adonan roti yang udah dikasih ragi.
"Sudah sampai di rumah?"
"Sudah."
Terdengar tawa bahagia Kinara.
Vanda menatap bingung layar ponselnya.
Sahabatnya kedengarannya sedang bahagia juga seperti dirinya.
"Aku baru dapat cerita dari mami," jedanya sebentar sebelum tertawa lagi.
Vanda menunggu sampai Kinara melanjutkan ceritanya. Dia penasaran, hal apa, sih, yang membuat sahabatnya tertawa tanpa henti.
"Ternyata abang sepupu aku yang super tajir dan paling tampan sedunia itu, sampai nyuruh orang buat mata mata-in kamu." Dan tawa Kinara pun meledak, semakin keras. Vanda sampai menjauhkan ponselnya karena telinganya langsung berdenging.
Senyumnya pun melebar. Dia tertawa tanpa suara. Hatinya benar benar ngga percaya mendengarnya
Fazza memata mata-innya?
Ngga salahkan kalo dia merasa tersanjung?
Fazza yang banyak digilai perempuan dewasa, cantik, pintar dan punya karir bagus, lebih memilih dirinya yang hanya gadis SMA yang masih belia dan belum membuktikan diri jadi apa.
Vanda belum pernah merasa seistimewa ini.
"Kaget nggak, kaget nggak?" seru Kinara lagi dalam tawanya yang berderai derai.
Akhirnya Vanda pun ngga bisa lagi menahan suara tawanya.
Mereka pun tertawa bersama.
Dalam hatinya Vanda sangat berterima kasih dengan informasi super penting dan super sensitif dari Kinara saat ini tentang Fazza.
Hatinya terus saja mengembang, Vanda berharap ngga meledak
"Surprise banget, kan," kekeh Kinara sangat senang. Padahal sudah sejak dari tadi dia tertawa. Saat bersama mami dan sekarang bersama Vanda via telpon telpon. Ternyata stok tertawanya sangat banyak.
"Dia benar benar menyukai kamu, Vandaaa.... Selamat, ya, Vandaaa....."
Vanda ngga menyahut, dirinya benar benar sudah melambung sangat jauh dan tinggi sekali.
Fazza benar benar naksir dengan dirinya? Vanda ngga bisa menghentikan senyum dan tawanya yang muncul silih berganti.
*
*
*
"Bang Faazzaaaa......." Kinara berlari lari kecil menjemput abang sepupunya yang sudah berada ngga jauh darinya berada.
Fazza menepuk jidatnya berkali kali. Dari ekspresinya yang sangat hebohz ,Fazza tau kalo.adik sepupunya sudah tau rahasia besarnya.
Padahal Fazza sudah berhasil mencari alasan untuk kabur dari kerumunan opa opanya. Sekarang dia malah akan menghadapi Kinara.
Bahkan di situ juga ada mami dan tante tantenya yang sedang memberikan senyum bahagianya .
"Abangku yang super tajir dan tampaaan...... Aku senang sekali hari ini....." Kinara langsung saja memeluk Fazza dan kekehannya pun terdengar sangat renyah dan merdu. Tapi membuat Fazza gerah.
Mami dan tante tantenya makin berderai tawanya melihat Fazza yang salah tingkah dan kelakuan absurd Kinara.
Fazza tambah pusing. Pasti dia akan mendapat ledekan lagi.
Kenapa sesenang ini mereka mendengar rahasianya, keluhnya dalam.hati.
Padahal dia ingin secepatnya ke kamarnya. Tidur sepuasnya. Tadi aja dia sudah tidur lagi di dekat Vanda. Untung saja tunangan kecilnya ngga ngga marah.
*
*
*
"Opa, kenapa dikasih tau yang lainnya?" protes Devin ketika hanya berdua saja dengan Aries
"Bukan salah opa. Opa hanya kasih tau Opa Kiano. Opa Kiano yang menyebarkannya," bela Opa Aries menyangkal. Tapi kemudian dia terkekeh. Padahal dia juga ikut membumbui yang lain saat Kiano menceritakan pada yang lainnya dengan perasaan bangga.
Devin menghembuskan nafas perlahan.
Bisa panjang ntar urusannya sama Fazza, sungutnya membatin.
"Untuk sementara kamu menghindar dulu dari Fazza, ya," kekeh Aries memperingatkan.
"Mau pergi kemana Opa? Ke luar negeri?" tantang Devin kesal.
"Boleh juga. Beberapa hari jangan muncul di depan Fazza. Nunggu kemarahannya reda." Masih sambil tertawa Opa Aries memberi tip dan triknya.
Pengalaman masa lalunya yang bertahun tahun laku memgajarkannya cara menghadapi buyut Fazza dan opanya Fazza. Hingga dia sudah hapal dengan watak dasar turunan mereka.
"Ke Venezia ya, Opa." Rasa kesalnya langsung hilang berganti dengan perasaan senang.
"Beres."
Kini kakek dan cucu itu sudah kompak lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
erinatan
emang enak jd orang kaya tinggal tunjuk mau kemana
2024-05-03
2
Sri Widjiastuti
tumbu oleh tutup😅😅
2024-04-30
1
Elisabeth Ratna Susanti
nah, lho
2024-04-17
1