Dansa

Kinara mengantarkannya pulang. Vanda butuh tidur sebelum nanti sore akan pergi lagi ke acara pernikahan kerabat keluarga Kinara. Orang tuanya akan datang pada malam hari. Sekarang saja mereka masih belum pulang.

Rasanya Vanda ingin sekali merengek pada mamanya agar bisa hamil lagi. Dia butuh saudara yang bisa menemaninya. Ngga sepi seperti ini sepanjang hari.

Tapi rasanya ngga mungkin, karena kata papanya, mamanya mengalami pendarahan hebat saat sudah melahirkannya, hingga rahim mamanya terpaksa diangkat. Karenanya dia jadi anak satu satunya.

Tanpa mengganti bajunya lagi Vanda pun terlelap. Badannya sudah sangat pegal.

Ngga terasa sinar matahari terasa condong ke barat.

Vanda menutup lagi tubuhnya dengan selimutnya. Badannya masih sangat lelah.

Suara ketukan pintu membuat dia jadi malas malasan buat bangun dari tidurnya.

Bik Rania tersenyum saat nona mudanya sudah membuka pintu.

"Masih pegal, non. Ayo, Bik Rania pijitin," ucapnya sambil menggandeng putri majikannya yang ngga banyak bicara ini

Vanda tersenyum. Bik Rania tau aja. Dia memang membutuhkan pijatan Bik Rania karena tubuhnya yang masih terasa sangat pegal pegal, walaupun sudah tidur.

"Latihannya sampai keras begini, ya. Nona," ucap Bik Rania prihatin.

"Iya, bik."

Krek krek krek

Lega Vanda mendengarnya.

"Nanti non mau pergi?"

"Iya, ke pesta kerabat Kinara."

"Oh, iya ya." Dengan lembut Bik Rania memijat dan sesekali menarik hingga menimbulkan bunyi.

"Udah enakan sekarang?" tanya Bik Rania setelah menuntaskan pijatannya.

"Udah bik. Makasih, ya," senyum Vanda sambil duduk di atas tempat tidur.

"Bik Rania siapkan bathup dulu, ya, non. Pake air hangat. Biar lebih cepat hilang pegalnya," kekeh Bik Rania

"The best Bik Rania," kekeh Vanda sambil mengambil ponselnya. Dia beruntung memiliki pengasuh setia seperti Bik Rania

Bik Rania masih tertawa sampai dia berada di dalam.kamar mandi.

Tawa Vanda malah lenyap berganti dengan kekagetan karena melihat ada panggilan tak terjawab dari Fazza!

Dia menelpon? Ngga bisa dipungkiri hati Vanda jadi mengembang, wajahnya pun tersipu.

Vanda mencoba menelpon balik, tapi ngga tersambung.

Mungkin sudah di dalam pesawat, batinnya. Lamanya penerbangan biasanya memdekati tujuh jam.

Senyumnya pun terukir manis. Adrenalinnya meningkat begitu saja.

*

*

*

Sudah satu jam lebih Vanda menunggu kedatangan Fazza. Perutnya pun sudah kekenyangan karena dijejali Kinara dengan berbagai hidangan menarik dan sangat memanjakan lidah.

"Fazza sedang dalam perjalanan ke sin," ucap oma Aruna ketika melihat Vanda yang berdiri sendirian.

"Iya, Oma."

"Kinara kemana?" tanya Oma Aruna lagi karena ngga melihat keberadaan cucu manjanya.

"Dansa, Oma. Tuh, di sana," senyum Vanda mengurai.

"Ya ya.... Syukurlah, hubungan mereka baik baik saja," kekeh Oma Aruna yang juga dibalas tawa oleh Vanda.

Ya, mereka sangat baik baik saja, batinnya agak iri.

"Di sini rupanya." Opa Kiano mendekat kemudian merangkul bahu istrinya.

"Lihat kelakuan cucu perempuanmu," kekeh Oma Aruna menanggapi.

Mereka tergelak. Opa Kiano pun tergelak.

"Apa kita perlu segera menikahkan mereka," tawa Opa Kiano.

"Mungkin," respon Oma Aruna dalam gelaknya.

"Vanda mau sekalian nggak?" goda Opa Kiano.

Vanda agak terkejut ditodong begitu. Wajahnya langsung merona.

Oma Aruna dan Opa Aruna kembali berderai tawa melihat ekspresi salah tingkah Vanda.

"Tenang, ngga bakal dipaksa, kok," ucap Oma Aruna mulai menenangkan debur jantung Vanda yang berlomba lomba mencapai garis pantai.

"Kalo Fazza bertingkah menyebalkan, laporkan pada opa. Akan opa hukum," canda Opa Kiano lagi.

"Oma bantu jewer." Vanda jadi ikut tertawa tertahan mendengar kekompakan keduanya yang siap membantunya menghukum Fazza.

Apa harus dia katakan saja, ya? Batinnya mulai jahil menimbang nimbang.

Pasti menyenangkan jika melihat Fazza dalam keadaan menderita.

"Kelihatannya menyenangkan."

Ketiganya langsung menoleh ketika mendengar suara yang sangat mudah dikenali.

Fazza!

Jantung Vanda hampir copot, karena sosok yang sedang dibayangkannya sudah berada di depannya.

"Fazza sayang," seru Oma Aruna langsung memeluk cucu kesayangannya.

Opa Kiano memukul pelan bahu Fazza.

"Kamu langsung ke sini?" tanya beliau ketika Fazza mengurai pelukannya.

"Iya, Opa." Fazza ganti memeluk opanya.

"Masih jetlag?" tanya Oma Aruna khawatir.

"Sedikit." Setelah mendapat dua kali tepukan dari opanya di puggungnya, pelukan pun dilepas keduanya.

Kini dia menatap penuh senyum tunangan kecilnya yang masih terpaku melihatnya.

"Hai, baby girl," sapa Fazza yang spontan saja menyadarkan kebengongan Vanda. Laki laki dewasa itu berdiri tenang dengan kedua tangan berada di saku celananya.

Tatapannya lurus pada Vanda yang jadi ngga tenang. Fazza tau kalo gadis itu grogi berat. Pipinya pun sudah sangat merah. Seperti tomat yang segar yang baru matang.

Opa Kiano dan Oma Aruna saling tatap penuh arti.

"Oma sama opa mau dansa duluan, ya." Sebelah matanya mengedip nakal pada cucunya

"Cinta itu harus dipupuk, Fazza," sambung Opa Kiano sambil melangkah pergi bersama istrinya, dengan senyum jahilnya.

Fazza melengkungkan sedikit garis senyumnya melihat kemesraan oma opanya. Sudah tau jalan cerita keduanya hingga bisa bersama. Jadi Fazza sangat paham sedalam apa cinta keduanya. Terutama opanya. Sudah setua itu, masih saja posesif.

Tatapan Vanda terus berfokus pada Fazza. Wajahnya terlihat seperti habis bangun tidur. Tapi ketampanannya sangat jelas terpancar. Dalam keadaan apa pun dia tetap tampan mempesona.

Vanda sudah melihat bibit bibit unggul penyumbang ketampanan yang berkharisma itu.

Memang wajar kalo dia sangat tampan.

Vanda selalu saja ngga bisa mengalihkan tatapannya jika sudah melihat Fazza. Entah dia terpesona pada tatapan mata elangnya yang juga bisa sangat lembut dan dalam. Atau pada gestur datarnya yang cuek dan tenang. Atau mungkin pada perhatian tiba tibanya yang melambungkan hati dan angannya.

Mungkin Vanda suka semuanya.

"Mau dansa?" Tangan Fazza melambai lambai di depan wajah Vanda yang masih bengong menatapnya. Senyum gelinya terukir.

Vanda tersadar dari lamunannya. Wajahnya semakin matang saja warna merahnya. Sangat menyala.

Fazza menurunkan tangannya, kini terulur di depan Vanda seolah wajib disambut.

Dengan agak gemetar karena debur jantung yang semakin menggila, Vanda memberanikan diri menerima uluran tangan tunangan dewasanya.

Fazza membawa Vanda ke tengah arena dansa. Lagu romantis semakin menenggelamkan Vanda dalam suasana sentimentil yang menggetarkan.

Dia terus menatap Fazza yang makin ngga berjarak. Pinggangnya dirangkul dengan sangat erat. Mereka masih larut dalam keheningan.

"Emmm.... Aku lagi latihan waktu Kak Fazza telpon." Vanda membuka suara. Dia semakin gelisah dengan keheningan yang menyergap mereka.

"Ya, tidak apa apa."

"Kenapa .... emm... enggak ngasih kabar....." Kabar yang dimaksud. Vanda saat laki laki itu pergi.

Tapi lidahnya kelu saat ingin meneruskan kalimatnya. Apalagi tatapan Fazza terus saja menyorotnya, seakan ingin menembus jantungnya.

"Nanti aku akan selalu ngasih kabar."

"Janji?" Pertanyaan itu langsung terucap begitu saja.

"Janji," sahut Fazza dengan suara pelan dan dalam.

Vanda merasa laki laki dewasa ini sedang minta maaf dan ngga akan mengulangi perbuatannya yang kemaren lag.

Mungkin begitu cara orang dewasa meminta maaf.

Senyum manis terkembang di bibir Vanda. Matanya pasti sekarang sudah penuh bintang

"Kamu cantik sekali. Pernah ada yang bilang begitu?" puji Fazza membuat Vanda tersipu. Reflek dia menggeleng.

Selama ini hanya Fazza yang bisa membuatnya selalu salah tingkah dan malu malu. Dengan jantung yang selalu berpacu kencang dan bibir yang mudahnya mengembangkan senyum. Laki laki dewasa yang menjadi cinta pertamanya.

"Ba baru kamu....." Vanda mencoba memberanikan diri menjawab pertanyaan Fazza, walaupun sangat gugup dengan lutut yang sudah bergemetaran.

Numpang promo cerita recehku yang lainnya ya....🙏🙏

Klik aja profil Rahma Ar...... 🥰

Terpopuler

Comments

Nayla Nazafarin

Nayla Nazafarin

ceritannya bagus tp aqkurang suka karakter cweknya

2024-08-11

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

keren nih dansa

2024-04-15

1

anggita

anggita

👌👍👏., top.

2024-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!