"Maaf mengganggu. Pak Fazza, ya? Saya Tiara Jena dari perusahaan Mitra Tower ." Seorang perempuan dewasa yang cantik penuh karisma tanpa Fazza dan Vanda sadari sudah berada di dekat mereka.
Fazza yang sedang merapikan rambut Vanda menoleh. Kemudian menyambut uluran tangan perempuan itu.
"Senang bisa bertemu anda," ucapnya dengan memamerkan senyum manisnya.
Fazza hanya membalasnya dengan tersenyum tipis. Kemudian melepaskan genggamannya. Hanya sebentar tangan keduanya bertautan.
"Besok saat meeting, saya ngga akan melupakan wajah anda," selorohnya berusaha mengakrabkan diri.
Fazza lagi lagi hanya membalas ucapannya dengan senyum tipisnya.
Dia baru teringat kalo besok dia bersama kedua sahabatnya-Nathan dan Jeff- akan meeting dengan Mitra tower. Rupanya perempuan di depannya ini yang akan ditemuinya besok.
Dia pewarisnya?
Waktu di Sidney, ketiganya memang dipaksa cepat merampungkan pekerjaan itu. Mereka nantinya akan mengerjakan banyak tower telekomunikasi yang bekerja sama dengan Mitra Tower.
Vanda memahan sebal melihat sikap sok akrab perempuan yang bernama Tiara Jena itu. Tapi genggaman tangan Fazza membuatnya nyaman.
"Sampai ketemu besok, Bu Tiara."
Senyumnya tambah melebar.
"Anda bisa panggil saya Tiara saja, Faz."
Tuh, kan, sok akrab, omel Vanda dalam hati. Rasanya gemas sekali melihat sikap.genit perempuan dewasa itu di depan Fazza.
"Oke."
"Saya bisa panggil anda Fazza saja seperti tadi?"
Tuh, kan, batin Vanda kian sewot. Seolah mengerti kalo Vanda kurang suka dia mengobrol lama dengan klien barunya, Fazza mengusap lengan Vanda yang masih menyisakan warna merah.
"Besok masih latihan?" tanya Fazza sambil menatap.wajah Vanda serius.
"Iya."
"Masih merah merah begini. Ngga sakit kalo latihan besok?"
"Udah dipijat sama Bik Rania. Mendingan, kak."
"Latihan apa?" timbrung Tiara Jena berusaha mengakrabkan diri. Dalam hati penasaran juga melihat perempuan cantik di samping Fazza yang mendapat perhatian super dari laki laki full kualitas itu.
Setaunya Fazza terkenal dingin, kaku dan datar. Tapi dengan perempuan ini, Fazza terlihat hangat.
"Voli," jawab Fazza.
"Ooo....."
"Saya mau antar tunangan saya pulang dulu, ya. Soal kerjaan bisa kita bicarakan besok," usir Fazza secara halus.
DEG
Wajah Tiara Jena memucat sekilas mendengarnya.
Tunangan? Dia sudah bertunangan?
Padahal kata orang tuanya, laki laki yang bernama Fazza masih single.
Akan dia selidiki kebenarannya.
"Emmm.... Baiklah. Maaf, ya, sudah menganggu," ucapnya maklum. Dia pun menjauh membuat Vanda lega.
"Kenapa marah? Dia cuma klien."
"Ta tapi lebih sering ketemu sama kamu, kan," ambek Vanda.
"Memang, sih." Fazza tersenyum agak lebar menyadari wajah keruh Vanda.
"Ayo, aku antar pulang, tapi kita pamit dulu. Orang tua kita mungkin masih lama.lagi ngobrolnya."
"Iya, kak." Fazza tersenyum sambil menggandeng Vanda, berjalan mendekati orang tua mereka berada.
*
*
*
"Mungkin besok aku akan sangat sibuk," keluh Fazza. Bahkan kali ini orang tuanya ngga mengijinkannya membawa sendiri mobilnya. Dengan alasan demi keselamatannya, karena khawatir kalo.dirinya ngantuk akibat kurang istirahat
Fazza menyandarkan kepalanya di bahu Vanda. Lelah dan rasa kantuknya datang lagi.
"Sebentar saja," pinta Fazza perlahan sambil.menghidu fernomon gadis ini yang sangat dia suka.
"Ya, kak. Ngga apa apa." Kali ini Vanda akan berusaha bersikap dewasa, dengan tidak egois. Dia akan membiarkan Fazza beristirahat, bahkan jika tidur pun Vanda ngga akan marah.
"Thank's."
DEG DEG DEG
Fazza menggeggam jari jari tangan kanan Vanda sangat erat.
Vanda membuang tatapnya ke arah lain dengan gugup.
"Kamu cantik sekali waktu di lapangan. Sayangnya aku sangat sibuk. Padahal aku ingin sekali selalu melihatmu," bisik.Fazza tapi masih cukup jelas di telinga Vanda.
Wajahnya merona. Vanda makin deg degan.
"Aku ngga akan melarangmu bermain voli walaupun kita sudah menikah. Seribu persen pasti alu akan mendukungmu."
Satu lengkung sempurna tercetak reflek pada garis senyumnya.
Setelahnya ngga ada lagi kata kata rayuan dari.Fazza. Nafasnya yang teratur menandakan kalo laki laki dewasa ini sudah masuk ke alam mimpinya.
Aku akan jadi tunangan yang pengertian, kak, batin Vanda berjanji.
*
*
*
Tara Jena melayangkan tatapan marahnya.pada papinya saat sedang berada di dalam mobil yang akan membawa mereka pulang.
"Apa?" tanya papinya lembut.
"Kata Papi, Fazza masih single," protesnya ngga terima karena sudah dibohongi.
"Memang iya," jawab papinya tenang dengan kemarahan putri bungsunya.
"Tadi dia mengenalkan aku dengan tunangannya."
Di luar dugaannya papinya malah tertawa, alih alih kaget mendengar pernyataannya.
"Paling sepupunya. Belum ada berita resmi kalo Fazza sudah bertunangan," bujuk papinya lembur.
"Kalo tunangan diam diam?"
Papinya tertawa lagi, seakan kata kata yang barusan diucapkan Vanda hanya kabar burung yang ngga penting saja.
"Ngga mungkinlah. Fazza putra satu satunya. Pasti papi bakal diundang jika dia tunangan. Nyatanya enggak, kan," bujuk papinya lembut.
"Iya, sih." Tapi dia belum budeg juga sampai ngga mendengar percakapan di dekatnya.
"Tenanglah. Papi akan suruh prang orang menyelidiki kebenarannya," janji Papinya ketika melihat wajah ngga puas putrinya akan jawaban jawabannya tadi.
Tiara pun tersenyum dan langsung menghambur memeluk papinya
"Terimakasih, papi," serunya sangat senang.
Papinya tambah keras tertawanya melihat ekspresi amat bahagia putrinya ketika mendengar janjinya.
"Sama sama, sayang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
wah ikutan deg2 an dan meleleh aku😍😍😍😍😍
2024-04-15
1
N I A 🌺🌻🌹
ini ancaman buat vanda sih
2024-03-07
1
Deandra Putri
sandungan baru lagi...
2024-03-05
1