Inisiatif Kinara

Vanda beberapa kali mendapat omelan pelatih mereka, Kak Candy karena ngga fokus dengan arah datangnya bola. Ngga nyampe sepuluh menit, dia pun digantikan.

"Kamu mikir apa, sih, Vanda? Kamu sudah bosan masuk tim inti," omel Kak Candy nyelekit.

"Maaf, kak." Vanda menundukkan kepalanya dalam dalam. Teman temannya menatapnya bingung. Vanda ngga setajam biasanya. Kinara yang melihat kelakuannya tadi menghela nafas berkali kali di saat latihan tadi. Sahabatnya itu malah berdiri bengong dan membiarkan bola yang melambung di dekatnya begitu saja. Padahal biasanya Vanda akan mensmashnya dengan mudah.

"Kamu break dulu, nanti saya panggil lagi. Tapi kalo kamu masih begini juga, tempat kamu di tim inti akan digantikan," ancam Kak Candy dengan sinar mata yang menyorot marah. Dia beneran ngga abis pikir, kenapa Vanda yang biasanya lincah, berubah jadi patung batu ysng sulit untuk bergerak.

"Siap, kak."

Dengan langkah lunglai Vanda melangkah mendekati tasnya. kemudian mengambil botol minumannya dan duduk menyandar sambil meneguknya hingga tinggal separuhnya.

Aku kenapa, sih.

Ngapain juga mikirin laki laki jahat itu.

Sudah tua, ngga pedulian. Kelebihanmu cuma ganteng dan kaya saja.

Hati Vanda terus mengomel saking jengkelnya.

Vanda pun menghela nafas lagi. Kali ini lebih panjang. Dia harus mengenyahkan laki laki itu dari pikirannya. Ancaman Kak Candy ngga main main. Kalo dia ngga serius nanti, pasti bisa terdepak dari tim inti. Itu sdslah mimpi paling buruk dalam hidupnya.

Akhirnya ngga lama kemudian Kak Candy pun memanggilnya lagi untuk bergabung dengan teman teman satu timnya.

"Konsentrasi, Van," kata Kinara mengingatkan.

"Ya. Maaf, ya," ucapnya sambil menatap teman temannya dengan penuh rasa bersalah.

"It's oke."

"Semangat."

Vanda tersenyum penuh terimakasih. Ngga bisa dia bayangkan kalo harus hengkang dari tim inti. Ini adalah kebahagiaannya. Obat pengusir sepinya.

Senyum puas Kak Candy terpancar lagi karena melihat performa Vanda sudah kembali.

*

*

*

Sepupu dingin

Gara gara om pergi, Vanda hampir saja dikeluarkan dari tim inti😡

Fazza terdiam saat membaca pesan dari adik sepupunya.

Pengaruhnya sebesar itu? bibir Fazza berkedut. Ada perasaan bangga menyusup di dalam tulang tulangnya.

Fazza baru tau, di balik sikap gugup tunangan kecilnya itu, ternyata dia berani juga kalo sedang marah. Apalagi sampai meninggalkan seorang fazza sendirian di dalam gedung bioskop dengan film yang masih berlangsung Perempuan perempuan lain pasti akan menunggunya sampai dia babgun dari tidurnya

Tunangan kecilnya malah spesial.

Gadis yang unik.

Bibir Fazza terus saja berkedut.

Mungkin dia sedikit keterlaluan dan berubah menjadi kekanak kanakan. Harusnya dia menghubungi tunangan kecilnya sebelum pergi. Minimal kirim pesanlah.

Tapi malam itu pikiran dewasanya langsung menguap saat melihat laki laki yang sama sedang mendapat senyum Vanda.yang sedang marah dengannya.

Fazza jadi iri, kenapa.dia harus lahir secepat ini. Seandainya tahun lahirnya bisa dia mundurkan, dia ingin lahir di tahun yang sama dengan tunangan kecilnya.

Keinginan yang aneh.

PIkirannya sekarang malah jadi mundur beberapa tahun dari usianya sekarang. Sangat memalukan.

Fazza meletakkan kembali ponselnya di atas meja tanpa niat membalas pesan dari adik sepupunya.

Pekerjaannya masih sangat banyak, Fazza memilih bekerja lagi agar bisa cepat pulang untuk menemui Vanda. Tapi kini hatinya lega campur senang karena sudah mengetahui keadaan emosi tunangan kecilnya sekarang.

*

*

*

"Susah banget, sih, balas pesan," gumam Kinara sangat perlahan. Padahal dia sudah mengirimkan informasi penting dan bersifat sangat rahasia untuk abamg sepupunya.

"Bilang makasih, gitu aja, kok, repot," omel Kinara lagi dalam gumamamnya.

"Kamu kenapa?" tanya Vanda heran melihat bibir Kinara yang terus mengomel dengan kata kata yang ngga jelas.

"Eh, ngga apa apa." Kinara dengan cepat menyimpan ponselnya ke dalam tasnya. Dia takut jika nanti Vanda akan marah kalo tau dirinya sudah mengirim pesan padanya.

"Tadi kamu kenapa bisa ngga konsen gitu pas latihan? tanya Kinara mengalihkan arah pembicaraan.

Vanda ngga menjawab, malah melemaskan otot otot pada kedua kakinya. Dia bahkan mengacuhkannya.

"Mikirin si om, ya? ledek Kinara berbisik.

"Nggaklah. Ngapain......," bantah Vanda dengan raut wajah merona merah. Tapi Kinara tambah tergelak tak percaya mendengarnya, membuat hati Vanda sangat jengkel.

"Ngga apa, kok, Van, mikirin tunangan sendiri. Ngga ada yang larang juga," Gelak Kinara terkekeh.

Vanda hanya bisa menundukkan kepalanya menaha malu.

Terpopuler

Comments

Ani Kiya

Ani Kiya

iya gak si

2024-06-02

1

Erna Masliana

Erna Masliana

harusnya karena km lebih dewasa harus lebih peka dan mengayomi bukan cuek sibuk okelah tapi gak ada perhatian sama sekali itu keterlaluan

2024-05-11

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

maaf bacanya nyicil

2024-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!