“Matt, kau baik-baik saja?”
Pertanyaan Timmy mewakili semua anggota ‘The Best Man’. Karena ini cukup wajib dipertanyakan. Bagaimana tidak, Matt yang biasanya meledek Carl yang suka membaca buku. Dan sekarang, ia yang sedang membaca buku dengan seriusnya. Dan juga sesekali melirik kearah jendela perpustakaan yang dilapisi kaca.
“Matt, kau mendengarku?”
“Ah, aku baik-baik saja. Aku harus pergi.” Ujar Matt dan meninggalkan kelima temannya. Kelima temannya menatap pria tinggi itu bingung. Mereka mengikuti setiap langkah Matt dan menghilang dibalik dinding bercat putih.
Matt kembali tersenyum kala melihat gadis berkacamata itu sedang membaca buku dengan serius ditempat biasa. Dengan cepat ia melangkah kearah gadis itu dengan membawa dua buku tebal dengan judul yang sama. Ia kembali duduk dihadapan gadis itu, dan seperti beberapa hari yang lalu. Gadis itu tidak memperhatikannya.
“Hei.” Sapa Matt, gadis itu menurunkan bukunya hanya sebatas matanya. Saat mata indahnya yang tertutupi kacamata itu menatap Matt, ia menurunkan bukunya dan menutupnya.
“Kau datang.”
Ujar sang gadis dan membenarkan letak kacamatanya yang sedikit menurun. Gadis itu tersenyum kearah Matt. Sudah ditetapkan, mulai sekarang menatap gadis didepannya dengan jarak sedekat ini menjadi salah satu hobbynya.
“Aku membawakan buku karya Sidney Sheldon untukmu.”
Ujar Matt dan menyerahkan buku dengan cover biru putih dihadapan gadis itu. Dengan mata berbinar sang gadis mengambil buku tersebut. Matt tersenyum menatapnya, ia ingin seperti ini setiap hari, bahkan selamanya.
Sejujurnya ini bukan buku yang berada dirumahnya, saat kemarin ia mencari buku dirumahnya. Ia memiliki buku karangan Sidney Sheldon yang berjudul Tell Me Your Dreams, dan Matt sangat tahu jika gadis ini telah memilikinya. Dan ia rela pulang sekolah untuk mencari buku karangan Sidney Sheldon, dan itu juga tidak mudah. Dan semua itu berakhir saat ia memesan dua buku karangan Sidney Sheldon secara online, dan ia mendapatkan buku berjudul The Sky is Falling karangan Sidney Sheldon.
“Bolehkah aku meminjamnya?” Tanya gadis itu dengan masih membuka lembaran demi lembaran buku karangan Sidney Sheldon itu.
“Kau boleh memilikinya.”
“Benarkah?”
Tanya gadis itu dengan bulatan matanya dan mulut yang sedikit terbuka. Untuk kali ini sisi imutnya yang muncul. Matt benar-benar sangat bahagia jika gadis didepannya ini akan menjadi istrinya nanti. Bahkan ia bisa membayangkan bagaimana anak-anak mereka nanti. Ayolah Matt Boltom, itu terlalu jauh.
“Tentu.”
Ujar Matt singkat, ia dapat melihat tatapan berbinar dan senyuman bahagia gadis didepannya ini yang sedang memandang buku digenggamannya. Hanya dengan melihatnya seperti itu membuat Matt sangat senang.
“Terima kasih pria tinggi, terima kasih banyak.”
“Tom.”
Gadis didepannya ini terlihat memandangnya aneh. Apa gadis didepannya ini memang benar-benar tidak tahu namanya? Apa kemarin gadis ini benar-benar tidak bercanda? Toh, Matt sekarang tidak terlalu peduli apakah gadis ini tahu namanya atau tidak. Yang terpenting baginya sekarang ia dapat mengobrol kapanpun dengan gadis yang membuatnya terpikat ini.
“Itu namaku, kau bisa memanggilku Tom.” Lanjut Matt.
“Tom? Itu nama kucingku dirumah.”
Ujar gadis yang didepannya dan lagi-lagi dengan tertawa. Matt menikmati saatnya seperti ini, bagaimana matanya menatap senyuman manis gadis didepannya dan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun bagaimanapun, Matt cukup bahkan sangat menikmatinya.
“Siapa namamu?”
Tanya Matt dengan menompang kepalanya menggunakan telapak tangannya dan meja sebagai alas, serta matanya yang terus-menerus memandang wajah manis dihadapannya. Sedangkan gadis berkacamata yang berada dihadapannya terlihat mengalihkan pandangannya dengan memandang jendela besar berlapis kaca yang mengarahkan pada kantin sekolah.
“Hei, siapa namamu?”
Ulang Matt, karena gadis ini lebih tertarik memandang jendela besar itu dari pada fokus pada pertanyaannya. Matt mengikuti arah pandang gadis ini, namun yang ia lihat hanya kelima temannya yang sedang menatapnya dengan senyuman meledek, kecuali Mike tentu saja. Pria itu hanya memandangnya dengan wajah datar seperti biasa.
“Aku…Aku harus pergi.”
Matt kembali menatap gadis didepannya yang sudah lebih dulu berdiri. Saat gadis didepannya sudah melangkah menuju pintu perpustakaan, dengan cepat Matt berdiri dan menahan lengan gadis itu. Matt tidak peduli dengan pandangan aneh atau apapun seluruh siswa di perpustakaan, dipandang banyak orang sudah biasa untuk Matt.
“J..Jangan menyentuhku.”
Ujar gadis itu gugup dan dengan cepat menghempaskan lembut lengan Matt yang menyentuhnya. Matt dapat melihat tatapan takut gadis tersebut saat memandangnya, membuat Matt memandangnya khawatir.
“A..Aku tidak bermaksud un-”
Sebelum Matt menyelesaikan kata-katanya, gadis itu telah lebih dulu meninggalkan Matt. Matt menatap kesegala arah, ia dapat melihat hampir seluruh siswa didalam perpustakaan memandang kearahnya, namun setelah Matt menatap mereka, dengan cepat mereka melanjutkan aktifitas mereka masing-masing. Matt mendengus dan dengan cukup kesal meninggalkan ruangan perpustakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Angely
jessy takut karna mike melihatnya😉
2020-07-11
0