Deringan ponsel membuat Matt mengerjapkan matanya pelan. Matt menoleh kearah meja kecil samping tempat tidurnya, itu ponsel milik sang istri. Keningnya mengkerut, dimana istrinya? Apa ia sedang ditoilet atau didapur? Kepalanya menoleh kearah jam dinding, masih pukul 01.15. dan tidak mungkin Jessica menyiapkan sarapan sekarang.
Rasa ingin tahu Matt muncul. Ia penasaran, siapa yang menghubungi ‘wanitanya’ semalam ini. Ia mulai duduk di tempat tidur dan lengan panjangnya berupaya meraih ponsel milik Jessica. Diponsel sang istri tertera nama “Angelina.” Haruskah ia mengangkatnya?
“Jangan angkat Matt!”
Matt menoleh, peringatan tajam Jessica membuatnya diam. Jessica berlari kearahnya dan dengan cepat mengambil ponsel yang berada digenggamannya. Jessica mulai berjalan keluar dari kamar mereka berdua. Matt merasa kejanggalan dari tingkah istrinya. Haruskah Jessica memperingatkannya setajam itu bila hanya seorang teman yang menghubunginya?
Matt bangkit dari tempat tidur dan ingin menemui istrinya. Sebenarnya ia ingin tahu apa yang istrinya bicarakan dengan seseorang dengan nama ‘Angelina’ itu. Kaki panjang Matt mencari keberadaan Jessica dan wanita mungil itu sedang berada didapur.
“Aku tidak bisa.”
“Hei, Mengertilah.”
“Iya, besok aku akan ke apartemenmu.”
Lengan panjang Matt melingkari pinggang ramping Jessica dan membuat wanita mungil itu sedikir terkejut.
“Aku mencintaimu.”
Bisik Matt pelan disamping telinga Jessica. Jessica terkejut dengan apa yang Matt katakan. Sebenarnya ia tidak terkejut dengan apa pernyataan Matt, namun ia sangat was-was bahwa seseorang yang sedang menghubunginya akan mendengarnya.
“Matt.. bisakah kau melepaskan pelukanmu. Kau tahu aku sedang apa bukan?”
Matt merasa bersalah. Sebenarnya ia bukan berniat menganggu sang istri. Ia sengaja bertingkah seperti itu untuk menghilangkan semua pikiran negatif yang berada diotaknya saat ini, dan selain itu ia juga berusaha agar seseorang yang sedang menghubungi ‘wanitanya’ akan mendengarnya dan mengetahui bahwa Jessica adalah miliknya. Walaupun itu adalah seorang wanita. Ia terkadang memang sedikit posesif.
“Oh, baiklah.”
Matt tersenyum sendu, tapi setidaknya ia sudah cukup puas dengan apa yang dilakukannya. Matt melepaskan pelukannya dan berbalik arah menuju kamar tidurnya dengan sang istri. Dan kembali pergi kealam mimpi.
___
Mike mengepalkan tangannya, suara pria berucap ‘cinta’ yang menjadi penyebabnya. Tadinya ia menghubungi ‘wanitanya’ ingin mengajak liburan dan refreshing dengan ‘wanitanya’ itu. Namun karena menghubungi ‘wanitanya’ pula ia yang naik pitam.
“Maafkan aku, tadi Matt menganggu. Maafkan aku.”
Suara bersalah seorang wanita diseberang sana membuat ia menghembuskan napasnya pelan. Sejujurnya Mike merasa bersalah dengan ia menjadi selingkuhan seorang wanita yang sudah memiliki suami. Namun, disisi lain ia juga sangat mencintai wanita mungil ini.
“Jadi, kau tidak bisa menemaniku? Apa kau memang mulai melupakanku dan berpaling dengan Matt, Jessica?!”
Mike berucap cukup keras. Ia emosi, sangat emosi. Beberapa detik yang lalu ada seorang pria memeluk ‘wanitanya’. Kapan hanya ia yang dapat memeluk ‘wanitanya’? Kapan hanya ia yang dapat memiliki ‘wanitanya’?
“Bukan seperti itu. Aku janji, aku akan jauh lebih sering ke apartmenmu. Tapi, untuk liburan sekarang-sekarang ini aku tidak bisa. Kumohon, mengertilah.”
Mohon wanita diseberang sana. Mike kembali menghela napas pelan. Memangnya apa yang bisa ia lakukan jika tidak menyetujui ucapan gadis itu. Seharusnya ia memang merelakan Jessica dari awal, merelakan wanita itu dimiliki pria lain. Namun semakin berjalannya waktu, ia juga semakin mencintai wanita ini. Terlebih ia sudah sejauh ini sekarang.
“Baiklah.”
______________________________
Wanita mungil itu mengerjapkan matanya pelan. Ia menoleh kearah samping, disana ada suaminya yang telah dikhianatinya sedang tertidur lelap. Ia menatap lama wajah pria tampan itu, perlahan liquid bening itu mengalir dipipi chubby miliknya. Sebenarnya ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Setelah menikahi Matt semua kebutuhannya selalu terpenuhi, seolah ia memiliki segalanya. Suami yang tampan, harta yang berlimpah atau apapun itu. Namun, yang ia tidak miliki adalah rasa cinta. Rasa cinta untuk Matt, ia tidak memiliki itu.
Jari panjangnya mengelus pipi tirus Matt, ia merasa sangat bersalah. Namun disisi lain ia juga tidak mau kehilangan Mike. Sebenarnya apa yang harus ia lakukan?
“Matt.. Aku pergi.”
Perlahan ia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur. Ingin menyiapkan sarapan untuk suaminya itu. Dan setelah itu ia berjalan menuju kamar mandi, ia akan bersiap menuju apartemen Mike.
___
Matt mengerjapkan matanya pelan, pandangannya silau kala matahari menampakkan sinarnya dari jendela yang terbuka. Ia menoleh kearah samping, wanita yang dicintainya tidak berada disana. Dengan panik ia bangkit dari tempat tidur dan mulai berjalan cepat menuju dapur. Biasanya diwaktu ini, wanita mungilnya sedang menyiapkan sarapan untuknya.
Namun ia tidak menemukan sosok yang ingin dicarinya, yang ia temukan hanya semangkuk bubur kesukaannya dan ada nota disampingnya.
‘Matt, aku pergi. Aku ada urusan, kau makan yang banyak bubur kesukaanmu ini. Aku menyayangimu Matt.’
Bibir tipis Matt tersenyum. Menurutnya, ini merupakan kejutan dari sang istri. Seharusnya kemarin malam ia tidak perlu curiga dengan Jessica yang akan berselingkuh dengan pria lain. Karena ia tahu, wanita sebaik Jessica tidak akan melakukan hal semenyakitkan itu.
“Aku semakin mencintaimu, Jessie.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yuang Masti
kalau nggak cinta nggak usah nikah.kalau udah nikah ya....harus cinta.jangan menyakiti.
2021-07-12
0
Nadia Wulandari
ealaahhh.. dpt suami baek malah msh ngarepin laki laen. paling itu cuma ego kalian aja karena gak bs bersatu, ntar pas nyadar baru nyesel..
2021-01-23
1
Angely
hmmm aqu ikuti alurnya ajah Thor.... 😘
2020-07-09
0