Jessica tersenyum memandang adonan kue yang berada dihadapannya. Hari ini adalah ulang tahun Matt, dan ia sedang membuat kue untuk nanti malam, ia ingin membuat kejutan kecil untuk Matt. Ini merupakan pertama kalinya ia membuat kue lagi setelah sekian lama, dan ia mencoba dengan sepenuh hati, sebenarnya Jessica juga sedang berusaha untuk memberikan sepenuh hatinya pada Matt. Ia benar-benar ingin menyudahi hubungannya dengan Mike, ia tidak akan menyakiti Matt lagi, tidak akan pernah.
Ting!
Suara dentingan itu menggema di seluruh ruangan. Jessica mengerutkan keningnya, ini adalah bel rumahnya. Tumben sekali ada yang datang kerumahnya sore-sore seperti ini. Mungkinkah ayah ibunya? Atau bahkan kedua orang tua Matt? Dengan cepat Jessica meletakkan kuenya dalam oven dan memutarnya selama tiga puluh menit. Jessica meninggalkan dapur dengan melepaskan celemeknya.
Jessica tersenyum, berusaha menyambut tamunya dengan baik. Ia rasa memang kedua orang tua Matt yang datang, terlebih hari ini adalah ulang tahun Matt. Pasti keluarga Boltom itu ingin bersekutu dengannya untuk ulang tahun Matt, terlebih ia tahu bagaimana jahilnya Nyonya Chelsea Boltom itu.
“Selamat sore wanitaku.”
Jessica tersentak saat melihat seorang pria dengan kemeja biru pendeknya serta celana hitam panjangnya. Dengan cepat Jessica menarik pria itu masuk dan melihat kekanan kiri sebelum menutup pintu besar itu.
“Mike apa yang kau lakukan disini? Apa kau sudah gila?”
“Tentu saja untuk melihat kekasihku.”
Jessica menatapnya tidak percaya. Mike menjawabnya dengan tersenyum, seolah sedang datang kerumah kekasihnya dan mengajaknya untuk berkencan. Apa Mike tidak tahu bagaimana perasaannya yang amat was-was karena kedatangannya?
“Pergi dari sini Michael!”
Jessica dapat melihat senyuman Mike memudar, ia menatapnya dengan datar. Jessica tidak peduli, ia sekarang tidak peduli Mike akan marah padanya. Karena ia benar-benar ingin menghentikan semuanya, menghentikan hubungannya.
“Aku tidak suka kau-”
“Kubilang pergi!”
Mike kini mengepalkan tangannya erat saat ucapannya dipotong teriakan Jessica. Ia berjalan mendekat kearah Jessica, dengan was-was Jessica berusaha menjauh, ia mundur saat Mike semakin mendekatinya. Mike tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak bukan? Setidaknya jangan disini. Bagaimana jika tiba-tiba Matt pulang lebih awal dan melihat mereka berdua? Tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi.
“Stop Mike, s…stop.”
Jessica berusaha mendorong dada Mike saat ia sudah mencapai sofa besar ruang tamu. Jantung Jessica berdetak kencang, ia takut Mike seperti kemarin. Ia benar-benar sangat takut. Entah mengapa menurutnya Mike telah berubah, ia bukan Mike yang dulu lembut dan selalu menjaganya lagi, ia telah berubah.
“Kau takut padaku?” Jessica bungkam, karena ia benar-benar sangat takut sekarang.
“Kumohon hentikan Michael, bukankah kau ingin menyudahi hubungan ini beberapa waktu lalu? Aku akan mengabulkannya, kumohon berhentilah.”
Rahang Mike mengeras, ia membenci, sangat membenci Jessica yang seolah benar-benar ingin menyudahi hubungan mereka. Sesungguhnya beberapa waktu lalu ia bicara seperti itu hanya sebuah ancaman bagi wanita ini. Ia benar-benar tidak ingin hubungan mereka kandas, tidak tahukan Jessica ia sudah berjuang sampai titik ini? Ia tidak boleh menyerah hanya sampai disini. Mike mendekatkan tubuhnya pada Jessica, ia berbisik di telinga Jessica dengan sangat tajam.
“Ingat baik-baik perkataanku! Jika aku tidak bisa memilikimu, maka pria lainpun tidak bisa memilikimu. Dan itu termasuk Matt.”
Mike menjauhkan tubuhnya. Jessica bernapas lega, Mike berjalan kearah pintu keluar. Tapi sebelum ia membuka pintu, Mike berbalik. Ia melempar benda berwarna putih kearah Jessica. Dengan sigap Jessica menangkapnya, itu adalah ponselnya. Jessica menatap Mike yang tengah memandangnya datar, setelah itu Mike membuka pintu dan melangkah pergi. Mungkinkah Mike kesini hanya ingin mengembalikan ponselnya? Entahlah, tapi semua perlakuannya seolah membuatnya ingin terkena serangan jantung, terlebih ini ditempat keluarga Boltom.
______________________________
Jessica merasa terusik kala ia merasakan pipinya disentuh oleh sesuatu, Jessica mengerjakan matanya. Dan ia memandang seorang pria yang berada dihadapannya. Dihadapannya ada Matt yang masih lengkap menggunakan pakaian kantor, pria itu tengah tersenyum tipis kearahnya dengan mengelus lembut pipinya.
“Kau baru pulang?”
Matt mengangguk. Jessica menatap sekeliling, ini berada dikamar mereka. Seingatnya ia tertidur di sofa karena menunggu Matt pulang, dan tanpa ia sadari ia tertidur. Sedangkan ia ingin membuat kejutan kecil untuk Matt, rencananya gagal sekarang.
“Jam berapa ini?”
“Satu.”
Matt menjawab dengan singkat. Jessica menatapnya, sepertinya ada yang salah dengan Matt. Matt terlihat tidak fokus, dan ini bukan seperti Matt biasanya. Jessica menatap Matt dengan saksama, pria itu memang memandangnya, namun seolah pikirannya terbang entah kemana.
“Kau baik-baik saja Matt? Apa ada masalah dikantor?”
Dengan tiba-tiba Matt memeluknya erat. Jessica tersentak, benar-benar ada yang tidak beres. Sepertinya dikantor memang ada masalah, Jessica membalas pelukan Matt tak kalah erat. Ia mengelus punggung Matt dengan lembut. Matt sedang membutuhkan sandaran sekarang.
“Ada apa? Kau bisa cerita padaku.” Matt tersenyum mendengarnya.
“Masalah dikantor tidak boleh dibawa dirumah, begitupun sebaliknya.”
Matt melepaskan pelukan mereka dan memandang intens wajah Jessica. Jessica tersenyum, ia memang tahu jika Matt sangat profesional. Tapi terkadang ia juga ingin mendengar keluh kesah Matt, bagaimanapun ia adalah istrinya.
“Baiklah Pak Presiden.”
Matt tertawa, ia kembali memeluk Jessica erat. Memeluk Jessica seolah salah satu cara membuat dirinya benar-benar tenang. Semua bebannya bagaikan terlepas dari pundaknya. Untung saja ia memiliki Jessica, gadis Villegas yang sangat ia cintai.
“Happy Birthday Pak Presiden, maaf jika aku telat mengucapkan.”
Matt melepaskan kembali pelukannya, ia dapat melihat tatapan tulus Jessica. Matt tersenyum senang, ternyata Jessica mengingat hari ulang tahunnya. Bahkan ia sendiripun lupa akan hari ini. Dengan tiba-tiba Jessica memeluknya, Matt cukup tersentak, mungkin ini adalah pertama kalinya Jessica memeluknya duluan. Biasanya selalu ia yang memulai untuk memeluk gadis ini.
“Aku sudah membuat kue, aku menunggumu bermaksud memberikan kejutan kecil, tapi semua rencanaku gagal.”
Ada nada merajuk dibalik ucapan Jessica. Apa Jessica sedang manja sekarang? Jarang sekali Jessica seperti ini padanya. Wajah yang paling sering ia lihat dari wanita Villegas ini paling hanya wajah panik dan tersenyumnya. Tapi gadis ini mulai bisa merajuk padanya.
“Mendengar kau mengucapakan selamat ulang tahun saja merupakan kejutan kecil untukku.”
Jessica melepaskan pelukan mereka, ia menatap Matt dalam. Semua adalah pilihan yang benar, ia akan mulai mencintai Matt, ia akan melupakan semua masa lalunya dengan Mike, Mike hanya sebatas masa lalu sekarang. Dan ia akan menata masa depannya dengan Matt. Secara tiba-tiba Jessica mencium bibir Matt. Sungguh Matt benar-benar terkejut. Matt tersenyum dibalik ciuman mereka. Apa Jessica sudah siap sekarang?
Jessica mengalungkan lengannya pada leher Matt. Matt membalas ciuman Jessica, ia tidak tahu jika Jessica bisa sangat agresif seperti ini. Lengan kanan Matt menekan tengkuk Jessica, berusaha memperdalam ciuman mereka, sedangkan lengan kirinya digunakan untuk memeluk pinggang ramping ‘wanitanya', berusaha menghapus jarak keduanya.
Ciuman mereka semakin panas, Matt berusaha meraup semuanya, mengabsen setiap gigi Jessica dan membagi saliva keduanya. Lengan Jessica berusaha keras untuk mendorong tubuh Matt, ia sudah benar-benar kehabisan napas. Matt melepaskan ciuman mereka dan kini beralih pada leher jenjang Jessica. Lidah Matt mulai menari, sangat menikmati leher istrinya itu.
“Ahh.. Matthh..”
Jessica melenguh keras saat merasakan Matt sedang membuat tanda pada lehernya. Jessica mendongak, seolah berusaha untuk memberikan akses untuk Matt. Lidah Matt kini semakin turun, berusaha menjangkau dada putih Jessica yang tidak tertutupi gaun tidur miliknya. Dengan tidak sabaran Matt membuka kancing gaun tidur Jessica. Matt menatap takjub bagaimana dada Jessica yang masih tertutupi bra cokelat.
Jessica menunduk, ia merasa sangat malu. Matt menatap mata Jessica, seolah mengatakan apa ia boleh melakukan lebih, Jessica yang ditatap seperti itu hanya menunduk, ia benar-benar sangat malu. Matt tersenyum melihat wajah Jessica, ia menaikkan dagu Jessica dan menatap lembut gadisnya itu. Kini Matt kembali menyambar bibir Jessica, kali ini ciumannya sangat lembut. Ia tidak memaksa jika memang Jessica belum siap.
“Aku tidak memaksamu jika kau belum siap Baby.”
Matt kini mencium kening Jessica. Entah mengapa Jessica kecewa atas ucapan Matt, sebenarnya hari ini ia ingin memberikan hadiah untuk Matt berupa ini. Tapi ia rasa Matt sedang tidak mood, terlebih sedang banyak masalah dikantor. Matt melepaskan ciumannya dan kembali mengancingkan baju Jessica, untung saja tadi ia tidak merobeknya.
“Apa ada yang datang hari ini?”
Tanya Matt dan menatap dalam mata Jessica. Jessica gugup, apa Matt tahu jika Mike datang hari ini? Matt menatap bingung Jessica yang gugup, penyakit kegugupan Jessica kembali lagi. Sebenarnya Matt bingung mengapa Jessica suka gugup seperti ini.
“Tidak, tidak ada. Memangnya ada apa?”
“Tadi Mike bilang akan kerumah, tapi aku sedang ada urusan dikantor. Kupikir Mike tetap datang dan menemuimu.”
Jessica semakin gugup. Harusnya ia jujur tadi, Mike datang dan pergi karena Matt tidak ada dirumah. Tapi ia tidak mungkin mengganti jawaban begitu saja, Matt bisa menganggap ia berbohong, yang memang nyatanya ia berbohong.
“Tidak, ia tidak datang.” Matt hanya mengangguk mengerti. Matt melepaskan dasinya.
“Baiklah, aku ingin mandi. Badanku benar-benar lengket.”
Matt duduk dikasur king sizenya dan diikuti Jessica. Matt membuka kemeja putihnya. Jessica menelan salivanya, entah mengapa hari ini hormonnya sedang meningkat, bahkan hanya dengan melihat tubuh Matt yang polos.
“Kau benar-benar sangat bau.” Komentar Jessica, Matt menatap Jessica dengan senyuman menggoda.
“Apa kau ingin mandi bersamaku, Honey?”
“Y..Yak!” Jessica menunduk. Sedangkan Matt tertawa melihat wajah Jessica memerah karenanya, dari dulu ia memang suka sekali menggoda Jessica. Gadis ini begitu lucu saat seperti itu.
“Pergi kau!”
Jessica mendorong Matt menjauh. Matt hanya tertawa dan berjalan keluar kamar mereka dengan membawa kemeja dan juga dasi yang dilepasnya. Namun saat ia keluar kamar, senyuman Matt luntur. Tangannya mengepal erat.
'Mengapa mereka membohongiku?!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
mily
penasaran
2020-04-05
2
Eka Cemot
kasian met ☹️😞Jesika Thu maunya apa sih 😤
2019-08-23
2