1.5. Romantic Dinner

Jessica menatap kesegala penjuru, tempat ini terlalu mewah untuknya. Restaurant bergaya khas eropa memang sangat disukai oleh Matt, berbeda dengan Mike yang lebih menyukai bergaya khas asia.

Ia menatap kursi kosong yang berhadapan dengan tempatnya dan Matt duduk. Sejujurnya dari awal ia menginjak tempat ini, ia sudah bingung dengan kursi kosong satu ini. Bukankah seharusnya hanya dua kursi yang dibutuhkannya dengan Matt? Apa pelayan di restaurant ini lupa dengan pesanan yang Matt minta? Tapi ia rasa itu tidak mungkin kesalahan pelayanan. Impossible, ini adalah restauran ternama.

Ia menatap Matt yang duduk disebelahnya, Matt terlihat sibuk memainkan ponsel miliknya dan sesekali melihat kearah pintu masuk, seperti menunggu seseorang. Apa ini sebenarnya bukan dinner untuk mereka berdua?

Perasaannya mulai was-was, apakah Matt berselingkuh dibelakangnya dan ingin mengenalkan selingkuhannya? Lalu meminta cerai darinya? Mungkinkah seperti itu? Karena sejujurnya ia sudah cukup mengetahui semua sahabat Matt, jadi tidak mungkin Matt akan memperkenalkannya dengan sahabatnya.

Tidak, tidak, Matt bukan pria yang jahat. Dan ia sangat tahu Matt mencintainya. Matt bukan seperti dirinya. Tapi tunggu, bukankah jika Matt mempunyai wanita lain dan meminta cerai dengannya, seharusnya ia senang? Ia tidak akan repot bicara dengan ayahnya, karena Matt yang meminta cerai. Toh ia jadi bisa bersama dengan Mike tanpa terhalang oleh apapun, tapi mengapa ia sangat takut Matt berselingkuh dibelakangnya? Ia sangat takut.

“Jessica.”

Semua lamunan ketakutannya terburai karena panggilan Matt. Ia menoleh kearah Matt, sedangkan yang ia dapatkan hanya tatapan bingung Matt. Jessica mengigit bibirnya, ia rasa, ia sudah cukup lama melamun.

“Apa yang kau pikirkan sampai tidak merespon panggilanku?”

Tanya Matt dengan tertawa kecil, sedangkan Jessica hanya dapat tersenyum tipis dan menunduk. Ia tidak mungin menceritakan tentang lamunannya mengenai Matt bukan? Mungkin Matt akan tertawa jika mendengar lamunannya.

“Hei.”

Jessica menoleh kearah sumber suara. Seketika mata mungilnya melebar, dan bibir mungilnya terbuka sedikit. Sangat tidak elegant untuk seorang wanita dengan terkejut seperti itu. Namun ia benar-benar tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Karena suara baritone yang menyapa dirinya dan Matt adalah Mike. Ia dengan santai tersenyum manis dan duduk di kursi kosong yang ia pikirkan akan diduduki oleh selingkuhan Matt.

“U…Untuk apa kau disini?!”

Suara Jessica meninggi, karena ia sangat takut Matt akan mengetahui semuanya. Ia sangat takut Mike akan memberitahukan semuanya. Karena ia tahu Mike pria seperti apa, ia rela melakukan apapun demi apa yang ia inginkan.

“Sebenarnya kau kenapa Jessica?” Matt menatapnya bingung.

“Kau mengenal Mike?”

Lanjut Matt. Jessica bungkam, ia tidak tahu apa yang akan ia jawab. Sedangkan Mike hanya tersenyum sinis. Mike menikmati kebingungan Jessica, karena ia ingin Jessica yang akan jujur pada Matt. Semakin lama, Matt akan tahu dengan sendirinya atau Jessica yang akan memberitahukannya secara langsung. Itu rencana Mike dari awal.

“Kau mengenal Michael?” Jessica berbalik bertanya. Dibalas senyuman karismatik Matt.

“Ia sahabatku semenjak duduk dibangku Junior High School.”

“Sungguh?!”

Jessica membungkam mulutnya. Ia rasa, ia sudah terlalu berlebihan menunjukkan ekspresinya. Namun ia benar-benar terkejut. Ia mengenal Mike saat menginjak Senior High School, namun mereka bersahabat sejak Junior High School. Jadi selama ini, ia tidak tahu bahwa mereka adalah sepasang sahabat? Tidak dapat dipercaya.

“Ka..Kalian bersahabat?”

Jessica masih menatap mereka berdua dengan pandangan antara terkejut, takut, atau apapun yang tidak dapat dibaca oleh Matt. Namun Mike dapat menebak semua ekspresi Jessica. Ia sudah menebak inilah reaksi Jessica saat mengetahui semuanya, ia sudah menebak semuanya dari awal.

“Kau ini berlebihan sekali.”

Komentar Mike singkat, Jessica hanya menatapnya jengkel. Selama ia dan Mike berhubungan cukup lama, Mike tidak pernah memberitahukannya bahwa ia mengenal Matt, bahkan sampai bersahabat oleh pria keturunan Eropa itu.

“Kau tidak pernah memberitahuku bahwa kau mengenal Matt, Michael.”

“Kau mengenal Mike, Jess?” Bang! Jessica membungkam mulutnya. Ia lupa bahwa disampingnya masih ada Matt yang sedang duduk manis sambil menatap dirinya dan Mike dengan rasa penasaran.

“Kami berteman.” Jawab Mike singkat.

Jessica hanya mengangguk kecil menyetujui ungkapan Mike. Ia tidak bisa berbohong seperti Mike. Bahkan saat mengatakan berteman, ekspresi Mike sangat santai, berbanding jauh dengan ekspresi panik yang sedari tadi ia ungkapkan.

‘Seharusnya kau dapat menangkap semuanya dari ekspresi Jessica, Matthew Boltom. Kau sangat tidak peka dengan istrimu.’ Ujar Mike dalam hati, ia tersenyum sinis. Ternyata Matt belum terlalu mengenal Jessica, berbanding cukup jauh dengan apa yang dia pikirkan selama ini.

“Kau tidak pernah memperkenalkanku dengan Michael, Matt.”

Ujar Jessica singkat dan menunduk dalam. Ia sangat takut dengan tatapan Mike dan Matt yang sedari tadi menatapnya. Tatapan penasaran Matt, dan tatapan intimidasi Mike. Dua tatapan itu yang ia hindari, sangat ia hindari.

“Mike baru pulang dari Perancis, jadi aku baru bisa mempertemukanmu dengan Mike sekarang.”

“P..Perancis?”

Jessica menatap Matt bingung. Jelas-jelas selama lulus dari Senior High School, Mike tidak pernah meninggalkannya barang satu hari. Tidak mungkin bukan, jika Mike hanya satu hari pergi dan pulang dari Perancis? Pandangan Jessica beralih pada Mike, Mike hanya tersenyum misterius. Ternyata selama ini, banyak yang Mike simpan dibalik punggungnya. Mike banyak hutang cerita padanya.

“Bu-”

“Jessica, ada apa dengan lehermu?”

Tanya Mike memotong ucapan Jessica, dia sudah cukup mengetahui apa yang akan Jessica katakan selanjutnya. Dan ia sangat tidak mau perkataan yang menyudutkannya. Pertanyaan Mike membuat Matt mengalihkan pandangannya ke leher jenjang Jessica.

Jessica yang mendapat jebakan dari Mike berusaha menutupi lehernya menggunakan kedua tangannya. Namun terlambat, Matt sudah melihat lehernya yang sedikit mengungu. Semua penyebab lehernya seperti ini adalah Mike, dan Mike berusaha menjebaknya.

“Ada apa dengan lehermu Jess?”

Kali ini pertanyaan dari Matt. Ia menyingkirkan kedua lengan Jessica yang menutupi lehernya dan mengusap lembut leher Jessica yang mengungu. Sedangkan Mike yang melihat kejadian itu langsung mengalihkan pandangannya kelain arah. Ia terlalu sakit melihat kejadian itu. Ia menyesal telah bertanya seperti itu jika akibatnya Matt harus mengusap leher jenjang Jessica dihadapannya.

“Jadi, kejutan apa yang akan kau berikan padaku?”

Tanya Mike mengalihkan perhatian. Kali ini Matt menatap Mike, dan Jessica merasa bersyukur karena pertanyaan Mike. Jadi, ia bisa memikirkan kebohongan apa yang harus ia gunakan untuk menutupi lehernya ini.

“Wanita ini, wanita yang berada dihadapanmu yang menjadi kejutannya.”

Ujar Matt dengan nada senang, Jessica dan Mike mengerutkan dahinya. Jessica adalah kejutan Mike, atau jangan-jangan Matt akan menyerahkan Jessica pada Mike. Itulah yang ada dipikiran sepasang selingkuhan itu.

“Ma..Maksudmu?” Tanya Mike dengan senyuman lebar yang menutupi bibir tipisnya, mewakili hati Jessica yang juga penasaran dengan apa pernyataan dari Matt.

“Kau tahu bukan aku mencintai Jessica sejak di Karin Senior High School?”

Tatapan berbinar Mike berubah menjadi tatapan datar yang dingin. Ia sudah tahu apa yang akan Matt katakan selanjurnya. Matt tidak menyerahkan Jessica padanya, inti dari semua pernyataan Matt itu adalah itu. Berbeda dengan Mike, Jessica kembali merasa terkejut dengan apa yang Matt katakan. Jadi, Matt bersekolah di Karin Senior High School sama dengan dirinya dan Mike? Mengapa ia baru mengetahuinya? Ia sangat bodoh.

“Sekarang aku menikahi Jessica, aku menikahinya. Apa itu sebuah kejutan?”

Bang! Dugaan Mike benar, Matt akan mengatakan hal itu. Matt bertanya dengan tatapan berbinarnya, Mike hanya memutar kedua bola matanya, sedangkan Jessica menunduk, berusaha menahan tawanya.

“Jessie, apa itu bukan sebuah kejutan?”

Tanya Matt dengan nada memelas, Matt merasa bersalah dengan Mike apabila ini bukan kejutan baginya. Menurutnya, Mike baru pulang dari Perancis tiga hari yang lalu dan hanya untuk menemuinya ia tidak beristirahat.

“Kurasa it-”

“Aku sudah mengetahuinya.”

Lagi, lagi Mike memotong ucapan Jessica. Jessica hanya menatapnya jengkel. Namun saat Mike mengarahkan matanya pada manik mata Jessica, dengan cepat Jessica menunduk. Membuat Mike tersenyum tipis.

“Apa kalian sedekat itu?” Tanya Matt dengan pandangan bingung.

“Tidak.” - Jessica

“Yaa.” - Michael

Jawaban yang tidak sinkron dari keduanya membuat Matt mengerutkan dahinya, sejujurnya ada perasaan kesal dan cemburu dari Matt. Ia kesal karena Mike terlihat tidak peduli dengan kejutan yang dia berikan padanya. Dan dia cemburu karena terlihat sekali Mike dan Jessica sangat dekat.

“Kurasa aku harus pulang.”

Ujar Mike datar, dan berdiri dari kursi yang didudukinya. Matt mengerutkan dahinya, Mike sangat aneh sejak pulang dari Perancis. Mike bukan seperti Mike yang ia kenal. Atau mungkin karena pergaulannya disana? Entahlah, Matt terlalu pusing memikirkannya.

“Matt, seharusnya kau lebih peka."

Ujar Mike dan meninggalkan restaurant. Matt hanya menatap bingung punggung Mike yang semakin menjauh, sedangkan Jessica hanya menunduk, ia tidak berani menatap Matt. Mata Matt beralih pada Jessica yang menunduk. Jessica juga terlihat aneh sejak kedatangan Mike, ia terlihat lebih pendiam walaupun ia memang pendiam. Tapi Matt merasakan Jessica berbeda.

“Kau tahu apa maksud dari perkataan Mike, Jess?”

“Ti..Tidak.”

Ujar Jessica gugup dan semakin membuat Matt curiga. Ia merasa ada sesuatu dari keduanya yang ia tidak ketahui. Dan mulai sekarang, ia akan selalu mengawasi Jessica lebih ketat. Ia hanya takut Jessica ‘bermain’ dibelakangnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***