Jessica mengerjapkan matanya perlahan, dan ia kembali memejamkan matanya kala merasakan sinar matahari langsung menusuk retina matanya. Ia dapat merasakan sesuatu yang hangat memeluk pinggang rampingnya dan ia sangat senang akan hal itu. Perlahan Jessica menggeliat pelan dan semakin mendekat kearah seseorang yang memeluknya, ia sangat yakin jika itu Matt. Itu merupakan salah satu kebiasaan Matt yang selalu memeluknya saat tertidur.
Wanita dengan surai cokelat panjangnya itu tetap masih memejamkan matanya, terlalu malas hanya untuk sekedar membuka mata. Ia ingin seperti ini selalu, dan selamanya. Lengan yang memeluk pinggangnya semakin mempererat pelukannya, Jessica diam-diam tersenyum.
“Apakah tidurmu nyenyak, Baby?”
Jessica merasakan kesadaran yang total kala gendang telinganya menangkap suara seseorang yang sangat ia kenali. Matanya menatap horor kearah Mike yang tengah tersenyum menatapnya. Ia terduduk diatas kasur dan menatap keseluruh ruangan. Banyak pakaian yang berserakan dilantai dan ia benar-benar melihat dengan sangat jelas selimut putih yang dipakainya banyak bercak darah.
“Apa yang-”
Jessica tidak sanggup melanjutkan ucapannya saat dengan sangat jelas ia melihat wajah Mike dihiasi dengan seringaian. Jessica memejamkan matanya, dan dengan menggunakan telapak tangan, ia menutupi seluruh wajahnya dan mulai terisak.
Kejadian kemarin terbayang dalam ingatannya. Ia masih ingat dengan jelas saat Mike memasuki tubuhnya, teriakan itu, desahan itu dan rasa sakit itu bercampur menjadi satu dalam ingatannya.
Tatapan Mike melembut, telinganya dapat mendengar dengan sangat jelas isakan menyedihkan Jessica. Dengan sangat hati-hati Mike mendekat dan menyentuh bahu putih Jessica yang tidak tertutupi apapun.
“Jangan menyentuhku!”
Teriakan Jessica membuatnya tersentak. Jessica berdiri dari kasur dengan menarik selimut putih untuk menutupi seluruh tubuhnya. Ia dapat merasakan rasa sakit yang sangat dibawah sana, namun ia tidak memperdulikan itu sekarang. Ia memandang tajam kearah Mike namun masih dengan air mata yang mengalir deras. Ia kecewa, ia sangat kecewa apa yang telah dilakukannya bersama Mike. Seharusnya ia tidak menuruti permintaan Mike untuk datang kesini jika akhirnya akan seperti ini, ia memang sangat bodoh.
“Apa kau tahu apa yang telah kau lakukan padaku Michael?!”
Jessica berteriak dengan keras. Mike menghembuskan napas kasar dan ikut berdiri, sebenarnya ia sangat kesal atas reaksi Jessica padanya. Mengapa Jessica sangat marah padanya seperti ini? Toh ia pasti juga pernah melakukannya dengan Matt, tapi ia sangat yakin jika Matt yang melakukannya, dia tidak akan sangat marah seperti ini. Dan Mike merasakan ketidak adilan disini.
“Kau marah padaku?!”
Mike balas berteriak membuat Jessica tersentak. Ia meremas kedua selimut yang sengaja digunakan untuk menutupi tubuhnya. Mengapa jadi Mike yang marah padanya? Apa ia tidak tahu kesalahan besar apa yang telah ia lakukan?
“Apa kau pikir aku harus tertawa bahagia setelah apa yang telah kau lakukan?!”
Mike mengepalkan lengannya. Sekarang ia memandang Jessica dengan tajam, dan perlahan kedua kakinya mulai mendekat kearah Jessica berdiri. Jessica yang merasakan hal yang tidak ia inginkan akan terjadi, melangkan mundur sedikit. Namun dengan cepat Mike mencengkram kedua lengannya membuat selimut yang ia genggam untuk menutupi tubuhnya terlepas, yang sekarang hanya menampilkan tubuh polosnya yang tidak tertutupi apapun.
“Lepaskan aku!” Jessica berteriak keras tepat dihadapan Mike. Mike tidak bergeming, ia masih mencengkram kedua lengan Jessica dan memandang tajam gadis dihadapannya itu. Mereka berdua masih berpandangan dengan tajam.
“Kubilang lepaskan aku!”
Jessica kembali berteriak, ia sekarang mulai memberontak dan itu semakin membuat Mike mencengkram lengannya. Mike memandang Jessica dengan saksama, ia melihat dengan sangat jelas mata Jessica yang memandangnya dengan tajam, pipi yang sedikit chubby berurai air mata, bibirnya yang sedikit bengkak karena ulahnya kemarin.
Tatapan tajam Mike menjadi melembut, ia tidak tahu mengapa ia sangat mencintai gadis mungil ini. Bahkan gadis ini telah menikah dengan seseorang yang notabene ada sahabatnya, namun ia tidak akan bisa melepaskan gadis ini, tidak akan pernah bisa.
“Apa kau tidak mendengarku?!”
“Jika kau kembali berteriak, aku akan melakukan sesuatu padamu.”
Pernyataan datar Mike itu mampu membuat Jessica kembali tersentak dan menutup mulutnya. Tatapan tajam yang Jessica berikan kini berubah menjadi tatapan sedih namun tidak dapat Mike artikan. Mike memandang dengan teliti tatapan sedih Jessica, namun ia gagal untuk menemukan arti dari tatapan sedih itu.
Dengan sekali hentakan, Jessica berhasil melepaskan tangan Mike yang mencengkram lengannya. Dengan sangat cepat tangan Jessica mengayun dan telah mendarat dengan keras pada pipi kanan Mike. Mike yang mendapat satu tamparan keras pada pipinya terlihat shock, ia memandang Jessica dengan tidak percaya. Semarah itukah Jessica padanya? Dan kemarahan Jessica itu juga semakin membuatnya marah.
“Kau berani menamparku?!”
Jessica tidak bergeming kala Mike mengguncang bahunya. Ia sudah tidak peduli lagi tentang apa yang akan Mike lakukan padanya. Toh, ia memang sudah kotor. Ia sudah ‘dirasakan’ oleh seseorang yang notabene bukan suaminya. Apa yang akan dikatakannya dengan Matt? Semarah apa ayahnya jika ia tahu? Mau ditaruh dimana nama keluarganya jika mereka tahu ini semua?
“Sudah cukup Mike, kita akhiri sampai disini.”
Mike mengepalkan lengannya erat. Bukan ini yang ia inginkan, seharusnya hubungan Matt dan Jessica yang kandas lebih dulu dan bukan hubungannya. Sudah kurang lebih enam bulan ia menunggu Jessica meninggalkan Matt dan berakhir hanya karena satu kesalahan ini? Tidak, ia tidak akan mengiyakan ucapan Jessica, tidak akan.
“Kau pikir aku akan menyetujui ucapanmu itu? Tidak akan, tidak akan pernah. Bisa saja aku memberitahukan semuanya kepada Matt.”
Mike menyeringai menatap Jessica, namun masih dibalas dengan tatapan sedih dari wanita itu. Toh, sekarang ia sudah tidak peduli apa yang akan Mike lakukan selanjutnya, bahkan ia tidak peduli jika harus cerai dengan Matt. Ia merasa benar-benar tidak pantas jika disandingkan dengan pria baik seperti Matt.
“Terserah apa yang akan kau lakukan, aku lelah Mike.”
Ujar Jessica datar dan meninggalkan ruangan. Ia masuk kedalam toilet, ia ingin membersihkan diri dulu sebelum pulang dan menemui Matt. Sedangkan Mike, pria itu hanya memandang Jessica dengan sangat tidak percaya. Ancaman mengenai Matt sudah tidak ampuh lagi, dan ia mulai pusing sekarang.
Mike mengepalkan lengannya dan membuang apa saja yang berada diatas kasur dengan sembarang. Ia benar-benar sangat pusing. Bukan ini yang ia inginkan, ia harus menemukan cara lain. Bagaimanapun, hubungannya dengan Jessica tidak akan berakhir, tidak akan pernah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
PUTRI PUTRI
malesss Jessica cengeng udaa ah makess
2020-12-05
0
PUTRI PUTRI
kesellll sama Jessica.. lmah bnget sih jdi cewx sebelll gw thor
2020-12-05
0
Rus Nidar
Jesika...crazy. you
2020-06-03
1