Penjelasan yang Tidak Berarti

Pagi hari, masih di rumah kontrakan kami.

Seperti biasa, aku menyiapkan piring, sendok, juga minum untuk suamiku yang akan sarapan begitu juga denganku. Aku masih belum diizinkan untuk memasak sendiri, suamiku bilang tidak usah merepotkan diri jadi beli saja kalau untuk makan.

Setelah sarapan, suamiku juga duduk santai karena dia bilang akan berangkat ke toko agak siangan. Pada akhirnya Aku memberanikan diri untuk mengatakan apa yang benar-benar aku ingin katakan sejak lama.

Setelah memastikan benar putriku sudah tidur Setelah kenyang meminum ASI, Aku mengambil duduk di sebelah suamiku. Sejenak aku menatap suamiku yang saat itu sedang menatap televisi, namun karena aku menatapnya dia jadi membalas tatapanku dan tersenyum.

“Bang, boleh aku bicara?” tanyaku pelan.

Suamiku menganggukkan kepalanya, dia kembali menatapku seolah dia sudah menunggu benar apa yang ingin aku katakan.

Ku ambil tangan suamiku, aku genggam tangannya dengan lembut sembari menatap matanya yang masih memancarkan pertanyaan atas apa yang ingin aku tanyakan. Meskipun memang benar suamiku tidak mengatakan apapun, aku seperti dengan jelas bisa merasakan suamiku mulai menerka dengan khawatir.

“Bang, selain aku lahir dari keluarga miskin, apa kurangnya aku ini terlalu banyak?” tanyaku, serta mataku masih aku arahkan kepada sepasang mata suamiku. Aku benar-benar berharap suamiku dapat menjawab pertanyaanku dengan sangat jujur.

Suamiku terdiam untuk beberapa detik, pada akhirnya dia mulai terlihat tidak tenang namun suamiku masih mencoba untuk menjawab pertanyaanku dan berusaha dengan sangat baik untuk mengekspresikan wajahnya agar terlihat jujur.

“Kenapa pertanyaanmu semacam itu?” tanya suami ku.

Kupaksakan senyumku, menatap tanganku yang masih menggenggam tangan suamiku dengan lembut. “Bang, kenapa mengembalikan pertanyaan dengan pertanyaan lagi? Aku benar-benar ingin tahu seberapa banyak kekuranganku di mata Abang,” ucapku lagi.

“Tidak ada kurang apapun,” jawab suamiku singkat.

Aku tersenyum, menggeleng kepala karena aku masih tidak bisa menerima jawaban dari suamiku yang begitu bertolak belakang dengan kenyataan yang ada.

“Kalau memang benar di mata Abang aku tidak memiliki begitu banyak kekurangan, lalu kenapa Abang harus memiliki wanita lain bahkan juga akan memiliki anak?” tanyaku, kali ini air mataku benar-benar tidak bisa aku tahan lagi. Bertanya seperti itu, jelas saja membuatku bagai mengulang masa lalu dan merasakan benar detik demi detik penderitaan dari rasa sakit hati yang aku rasakan terhadap penghianatan suamiku.

Suamiku tak bicara untuk beberapa saat, dia sendiri pasti sangat terkejut karena kenyataannya Aku sudah mengetahui apa yang sebenarnya tidak boleh aku ketahui.

“Sayang, Abang,” ucapan suamiku terhenti saat dia melihat banyaknya air mata yang jatuh dari mataku.

Ku lepaskan tangan suamiku, aku mencoba menguatkan diriku dengan membuat jemariku saling bertautan dan menggenggam satu sama lain berharap itu dapat membuatku memiliki keberanian dan juga kekuatan.

“Bang, tolong jangan terus bohong seperti itu, aku sendiri juga lelah berpura-pura mempercayai semua yang Abang bicarakan. Kalau lah memang benda 3 tahun kebersamaan kita sudah membuat Abang bosan, apa Abang bisa tidak bisa bicara secara langsung? Kalai tahu begini, aku juga tidak akan bekerja sangat keras untuk menghadirkan Gozel,” ucapku perih. Sayang sekali, Aku bukan wanita yang bisa berbicara seenaknya dan membentak suamiku. Tidak masalah jika memang benar ada banyak orang yang menggunjing ku dan mengatai ku bodoh setelah mengetahui apa yang terjadi, nyatanya kehidupan ini akulah yang menjalani.

Suamiku tertunduk, dia benar-benar tidak mencoba untuk menjelaskan apapun, dan itu benar-benar membuat hatiku sangat sakit.

“Jadi, suamiku benar-benar mengakui semuanya dalam diam?” tanya aku di dalam hati.

Aku tidak ingin lagi terus menangis dan memperlihatkan sosok lemah ku di hadapan suamiku. Semua sudah berakhir, perasaan cinta yang luar biasa aku rasakan kepada suamiku seperti sirna entah kemana.

“Bang,” panggilku dengan nada yang frustasi. “Kalau Memang Abang bosan denganku, harusnya Abang bilang saja jadi aku bisa melepaskan Abang dengan ikhlas tanpa harus merasakan sakit hati karena penghianatan Abang lakukan. Insyaallah, aku pasti akan merelakan Abang hidup dengan wanita yang bernama Rena itu jika memang benar abang bahagia dengan pilihan Abang itu,” timpal ku.

Suamiku bereaksi setelah aku kembali mengatakan itu, dia menatapku dengan ekspresi wajahnya yang terlihat begitu sangat bersalah. Bahkan, mata suamiku memerah seperti ingin menangis tapi aku sendiri tidak tahu apa alasan dia menunjukkan ekspresi semacam itu, dan apa yang membuatnya ingin menangis.

“Baiklah, Sayang... Rasanya jelas Abang tidak bisa bohong lagi, tapi tidak ada rasa bosan yang Abang rasakan terhadapmu.” ucap suamiku mencoba meyakinkanku tapi sekaligus mengakui dengan berani perselingkuhannya bersama dengan Rena.

“Ada cerita yang sangat panjang, bagaimana bisa Abang melakukan hal yang sangat menyakitimu itu. Abang memiliki niat untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu suatu hari nanti saat Abang sudah benar-benar siap, dan keadaanmu juga sudah cukup kuat, tabah.”

Mendengar apa yang diucapkan oleh suamiku, rasanya tubuhku benar-benar sangat lemas seolah energi yang aku miliki bahkan setelah aku sarapan tak ada sama sekali. Hatiku menjadi sangat hancur, tapi dengan bodohnya aku juga masih tetap tidak tahu harus mengatakan apa karena aku kehilangan kata.

“Abang tahu, Abang memang pria yang brengsek. Tapi Abang bersumpah akan seadil mungkin dalam memperlakukan kalian berdua, begitu juga dengan anak-anak,” suamiku berucap seolah-olah dunia benar-benar hanya miliknya seorang.

Cukup!

Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi mendengar ucapan Suamiku itu, jelas suamiku sudah menegaskan bahwa dia memiliki niat untuk poligami. Aku tahu, mungkin ada hal yang menjadi pemicu hingga suamiku melakukan hal semacam itu. Tapi, kenyataannya tetap jelas sama yaitu suamiku memiliki wanita lain selain diriku.

Kemarahan yang aku rasakan membuatku tak lagi ingin mengontrol ucapanku. “Adil, Bang? Adil apa yang Abang maksud?” tanyaku marah. “Baru hamil 4 bulan wanita yang bernama Rena itu, Abang sudah kasih hadiah dia rumah. Aku? Apa yang abang berikan padaku? Cinta, perhatian? Apa itu Yang abang ingin jadikan alasan?”

Aku bangkit dari dudukku, menatap suamiku dengan tatapan mencerca. “Bang, walaupun aku tidak begitu paham agama, aku cukup yakin ibadahku jauh lebih baik daripada wanita bernama Rena itu! Tahu kenapa, bang? Karena wanita yang memakai kerudung itu, wanita yang menyembunyikan tubuhnya alih-alih untuk menghalangi pandangan berhasrat dari pria, nyatanya dia lucuti untuk menjadi orang ketiga!”

Suamiku mencoba untuk meraih tanganku, dia ingin menenangkanku, tapi emosi yang sudah kadung meluap-luap itu mana mungkin bisa ditenangkan dengan kata-kata cinta yang memuakkan itu?

“Boleh dengar penjelasan Abang sebentar?” tanya suamiku dengan nada bicaranya yang lembut.

Segera aku gelengkan kepalaku sembari menjaga air mataku. “Tidak usah, Bang! Mau aku mendengarkan penjelasan Abang sampai telingaku putus, kenyataan Abang memiliki wanita lain tidak akan pernah bisa dihilangkan, bukan?”

Terpopuler

Comments

elindha azzahra

elindha azzahra

asli nyesek bgt😭😭

2024-12-26

0

Endang Supriati

Endang Supriati

nah begitu duam merudak diri secara fisik dan bathin. klu dibilang poligami bisa adil bisa bahagia!!! omonggg kosonggg pembodohan perempuan tdgn kedok agama!!

2024-05-13

0

Naviah

Naviah

akhirnya uneg uneg dikeluarkan

2024-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Aku Dan Kebahagiaan
2 Aku yang Ingin Menyerah
3 Sangat Buruk?
4 Kekecewaan
5 Tekad Di Mulai
6 Rumah Sakit Jiwa
7 Rasa Sakit
8 Melewati Dengan Berpura-pura
9 Drama Gila
10 Rumah Impian
11 Dugaan Sampai Mual
12 Penjelasan yang Tidak Berarti
13 Leora yang Kuat
14 Aku yang Berbeda
15 Tidak Akan Pernah Bisa Adil
16 Rasa Ingin Tahu yang Menyakitkan
17 Sebuah Novel
18 Khawatir yang Tidak Perlu
19 Pulang ke Rumah Ayah dan Ibu
20 Kembalikan Leora dengan Baik
21 Sebuah Alasan
22 Sebuah Tuduhan
23 Sulit Dimengerti
24 Janin Rena
25 Tidak Ada Larangan Poligami
26 Poligami yang Sah!
27 Kesal Setengah Mati
28 Anak TK
29 Akan Ku Buktikan
30 Bekerja Keras
31 Bergelayut Manja
32 Tamu Tak Diundang
33 Sakit Hati, Sudah Biasa!
34 Kemudahan Dari Allah
35 Ayo, Bicara!
36 Insyaallah Aku Ikhlas
37 Melepas dengan Bismilah
38 Pesan Beruntun
39 Aku yang Terhalang Oleh Benci
40 Cinta yang Sudah Tidak Lagi Cukup
41 Sebuah Penjelasan Tidak Berarti
42 Permohonan Rena
43 Kedatangan Arshen
44 Rindu Gozel
45 Memohon dengan Harapan
46 Cita-Cita Seorang Leora
47 Sedikit Lebih Lega
48 Mimpi Buruk
49 Menjadi Lebih Kuat
50 Makan Salmon yang Banyak!
51 Wajah Ibu Mertuaku
52 Kehamilan, Kebahagiaan Sederhana
53 Surat Dari Pegadilan
54 Bujukan Rena
55 Wanita yang Trauma
56 Mengakhiri Hubungan dengan Ibu Mertua
57 Lega Tapi Menyakitkan
58 Tidak Akan Bisa!
59 Waktu Terus Berlalu
60 Perasaan Kacau (Author POV)
61 Sifat Yang Sesungguhnya (Author POV)
62 Terancam Bubar (Author POV)
63 Menyadari Kesalahan (Author POV)
64 Istri Paling Menderitanya (Author POV)
65 Mengembalikan Rena (Author POV)
66 Rena yang Putus Asa (Author POV)
67 Kesakitan Batin (Author POV)
68 Tindakan Nekat (Author POV)
69 Menyadari Sifat Rena (Author POV)
70 Bagaimana Dengan Leora? (Author POV)
71 Bertemu Leora (Author POV)
72 Maaf untuk Leora (Author POV)
73 Hari Spesial
74 Jijik Sekali!
75 Berbaikan Bukan Balikan
76 Kedatangan Arthes
77 Tentang Ambar
78 Penyesalan Tidak Berguna (Author POV)
79 Menjual Rumah Penuh Kenangan (author POV)
80 Balasan dan Pelajaran (author POV)
81 Tamat
82 promo novel terbaru, seru banget!!! kepoin yuk...
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Aku Dan Kebahagiaan
2
Aku yang Ingin Menyerah
3
Sangat Buruk?
4
Kekecewaan
5
Tekad Di Mulai
6
Rumah Sakit Jiwa
7
Rasa Sakit
8
Melewati Dengan Berpura-pura
9
Drama Gila
10
Rumah Impian
11
Dugaan Sampai Mual
12
Penjelasan yang Tidak Berarti
13
Leora yang Kuat
14
Aku yang Berbeda
15
Tidak Akan Pernah Bisa Adil
16
Rasa Ingin Tahu yang Menyakitkan
17
Sebuah Novel
18
Khawatir yang Tidak Perlu
19
Pulang ke Rumah Ayah dan Ibu
20
Kembalikan Leora dengan Baik
21
Sebuah Alasan
22
Sebuah Tuduhan
23
Sulit Dimengerti
24
Janin Rena
25
Tidak Ada Larangan Poligami
26
Poligami yang Sah!
27
Kesal Setengah Mati
28
Anak TK
29
Akan Ku Buktikan
30
Bekerja Keras
31
Bergelayut Manja
32
Tamu Tak Diundang
33
Sakit Hati, Sudah Biasa!
34
Kemudahan Dari Allah
35
Ayo, Bicara!
36
Insyaallah Aku Ikhlas
37
Melepas dengan Bismilah
38
Pesan Beruntun
39
Aku yang Terhalang Oleh Benci
40
Cinta yang Sudah Tidak Lagi Cukup
41
Sebuah Penjelasan Tidak Berarti
42
Permohonan Rena
43
Kedatangan Arshen
44
Rindu Gozel
45
Memohon dengan Harapan
46
Cita-Cita Seorang Leora
47
Sedikit Lebih Lega
48
Mimpi Buruk
49
Menjadi Lebih Kuat
50
Makan Salmon yang Banyak!
51
Wajah Ibu Mertuaku
52
Kehamilan, Kebahagiaan Sederhana
53
Surat Dari Pegadilan
54
Bujukan Rena
55
Wanita yang Trauma
56
Mengakhiri Hubungan dengan Ibu Mertua
57
Lega Tapi Menyakitkan
58
Tidak Akan Bisa!
59
Waktu Terus Berlalu
60
Perasaan Kacau (Author POV)
61
Sifat Yang Sesungguhnya (Author POV)
62
Terancam Bubar (Author POV)
63
Menyadari Kesalahan (Author POV)
64
Istri Paling Menderitanya (Author POV)
65
Mengembalikan Rena (Author POV)
66
Rena yang Putus Asa (Author POV)
67
Kesakitan Batin (Author POV)
68
Tindakan Nekat (Author POV)
69
Menyadari Sifat Rena (Author POV)
70
Bagaimana Dengan Leora? (Author POV)
71
Bertemu Leora (Author POV)
72
Maaf untuk Leora (Author POV)
73
Hari Spesial
74
Jijik Sekali!
75
Berbaikan Bukan Balikan
76
Kedatangan Arthes
77
Tentang Ambar
78
Penyesalan Tidak Berguna (Author POV)
79
Menjual Rumah Penuh Kenangan (author POV)
80
Balasan dan Pelajaran (author POV)
81
Tamat
82
promo novel terbaru, seru banget!!! kepoin yuk...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!