Drama Gila

“Menanti si momoy lahir!” Begitulah yang dituliskan oleh kakak iparku pada foto unggahan nya.

Aku benar-benar tidak mengerti, apakah kakak iparku itu tidak sengaja, atau memang dia melakukan itu secara sengaja untuk membuatku tahu siapa wanita berkerudung yang sedang menikmati es kopi dengannya.

Aku klik foto kakak iparku bersama dengan wanita berkerudung itu, ternyata kakak iparku mencantumkan nama akun media sosialnya yang langsung membuat kedua tanganku bergetar hebat.

“Rena Kintari...” gumamku, namun rasa seperti teriris iris hatiku begitu jelas aku rasakan.

Rena yang ada pada unggahan foto kakak iparku, apakah itu Rena yang mengirimkan pesan mesra kepada suamiku? Tanpa aku sadari, air mataku jatuh begitu saja.

Kegilaan apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Hatiku mengatakan bahwa wanita yang ada di dekat kakak iparku itu memang benar adalah Rena yang menjadi wanita lain dalam hubungan pernikahanku. Namun, bolehkah aku merasa tak habis pikir hingga perasaan benci itu tiba-tiba saja aku rasakan kepada kakak iparku?

Aku juga tidak lupa ucapan suamiku saat di teras rumah, di mana suamiku meminta Rena untuk pergi bersama dengan ibunya. Itu berarti, seluruh anggota keluarga suamiku sudah mengetahui hubungan tentang suamiku dan juga wanita bernama Rena tersebut.

Nyut!

Lagi, hatiku benar-benar seperti sedang ditikam habis-habisan oleh semua orang yang aku anggap keluarga. Mereka semua benar-benar mendukung hubungan suamiku dengan Rena, dan mengabaikan begitu saja aku juga Gozel.

Gozel....

Tiba-tiba saja aku menyadari satu hal, setelah aku melahirkan kakak iparku memang pernah datang sekali dua minggu setelah aku melahirkan. Kakak iparku bersikap biasa saja, dan barulah sekarang aku merasa semuanya benar-benar hanya retorika belaka.

Padahal, saat kakak iparku melahirkan anak keduanya, di mana aku dan suamiku baru menikah beberapa hari, aku sering datang untuk membantu kakak iparku mengurus bayinya, bahkan aku juga membantu anak pertama kakak iparku dalam urusan sekolahnya.

“Pengkhianat!” teriak ku di dalam hati.

Tanganku mengepal kuat, timbul dendam yang mulai aku rasakan kepada suamiku dan juga anggota keluarganya. Aku mengutuk mereka dengan jahatnya, dan aku merasa kutukan itu bahkan masih tidak cukup untuk membalas rasa sakit hatiku.

“Oek oek...” Suara tangis Gozel terdengar.

Bergegas aku menyeka air mata yang sejak tadi terus saja berjatuhan, segera aku berjalan untuk mendapati Gozel. Ku angkat tubuh mungil itu perlahan, menggendongnya dengan hati-hati sembari mengambil posisi untuk menyusui. Ku pandangi wajah putriku yang sangat cantik dan polos itu. Aku merasa bersalah untuk kebencian yang aku rasakan terhadap putriku belakangan ini, keluarga ayahnya sudah cukup jahat kepada ku dan juga Gozel. Jadi, Kenapa aku juga harus memberikan hukuman kepada putriku yang tidak bersalah sama sekali?

Benar, akulah yang menginginkan dia ada di dunia ini sampai aku melakukan segala cara yang bisa aku laksanakan. Aku memang kehilangan tubuhku yang kurasa sangat bagus saat aku belum hamil dan melahirkan, tapi adanya Gozel juga sudah cukup menjadi bukti besarnya perjuangan dan juga pengorbananku.

“Maaf, sayang....” ucapku lirih kepada putriku.

Sembari terus memandangi wajah putriku, aku mulai memiliki tekad untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik putriku. Jika memang benar wanita bernama Rena itu juga tengah hamil, aku benar-benar akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan masalah itu.

Gozel adalah alasan ku bertahan sekarang, aku akan menjadi kuat, dan itu adalah sumpahku sebagai seorang ibu dan juga sebagai seorang istri yang suaminya direbut oleh wanita tidak tahu malu bernama Rena itu.

Waktu terus berlalu, malam sudah menunjukkan pukul 23.00, tapi suamiku juga masih belum sampai di rumah. Sengaja aku tidak menghubunginya, tidak juga mengirimkan dia pesan teks karena suamiku juga tidak melakukan itu sama sekali.

Aku masih terus menunggu, hingga mobil suamiku terdengar parkir di halaman rumah kontrakan kami.

Tak berapa lama, terdengar suara ketukan pintu, dan bergegas aku bangkit dari duduk untuk membukakan pintu.

“Assalamualaikum, sayang?” sapa suamiku begitu pintu berhasil aku buka.

“Waalaikumsalam,” jawabku singkat, Ku ulurkan tanganku Seperti biasa untuk mencium tangan suamiku.

“Maaf ya sayang, aku pulangnya terlalu malam. Tadi ada banyak barang yang harus dipindahkan ke lapak, soalnya mau buka bazar untuk event busana lokal,” ucap suamiku saat dia mulai masuk ke dalam rumah.

“Pembohong!” Tegas ku di dalam hati.

Aku tahu dengan sangat pasti kalau ucapan suamiku barusan benar-benar adalah kebohongan besar. Beberapa saat sebelumnya, aku melihat unggahan media sosial teman sekampungku yang juga bekerja di toko milik suamiku. Dulu, kami datang berdua dari kampung untuk bekerja di toko suamiku, karena aku sudah menikah dengan suamiku, jadi dia masih menjadi pegawai toko suamiku.

Temanku itu mengunggah beberapa foto tentang aktivitasnya yang dia katakan sedang sangat sibuk. Aku mengomentari foto temanku, “Apa tidak ada yang membantumu? Kau hampir terlihat seperti mayat yang sangat pucat, Kau pasti sangat kelelahan!” ledek ku. Temanku membalas komentar yang aku berikan, “Ada yang membantu, Rizal saja! Bos kan sudah pulang dari sebelum Maghrib!”

Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran suamiku, Kenapa dia jadi pintar sekali berbohong? Atau mungkin, sebenarnya suamiku memang benar-benar hebat berbohong hanya saja aku yang tidak tahu selama ini? Entahlah, pikiranku lagi-lagi berkecamuk dan jelas aku tidak ingin menjadi kacau dan hilang kembali seperti beberapa waktu sebelumnya.

“Sudah makan, sayang?” tanya ku, mencoba sebaik mungkin untuk tidak menunjukkan apa yang sebenarnya aku rasakan terhadap suamiku.

Suamiku yang saat itu sedang duduk sembari membuka tali sepatunya menggelengkan kepala untuk menanggapi pertanyaanku. “Tadi sempat makan bersama anak-anak toko, jadi aku tidak mau makan lagi,” jawabnya.

Bibirku kembali membentuk senyuman, tapi dadaku terasa sangat sesak dan nyeri.

Jadi, suamiku benar-benar berpikir bahwa aku sangat bodoh hingga mudah sekali untuk dibohongi? Apakah suamiku menikahiku karena dia tahu aku adalah orang bodoh yang pasti akan dengan mudahnya untuk menerima omong kosong semacam itu?

“Sudah jangan di situ terus, memangnya kau tidak mengantuk, sayang?” tanya suamiku seolah dia begitu perhatian padaku.

“Tidak, aku tidak bisa tidur setelah membaca novel kesukaanku yang tamat pagi tadi.”

Suamiku cekikikan, mungkin Dia mengira bahwa menghabiskan banyak waktu untuk membaca novel adalah hal yang sangat lucu. Namun, melihat suamiku tertawa seperti itu aku merasa sangat benci.

“Novel apa sih yang sampai membuatmu gemar membaca beberapa waktu terakhir ini?” tanya suamiku penasaran.

“Pelakor berkerudung, novelnya sagat bagus! Menceritakan tentang wanita yang menggunakan hijab, tapi rela menjadi pelakor. Aku kira, wanita yang menggunakan kerudung itu pasti adalah wanita yang sangat baik dan tidak mungkin melakukan hal-hal memalukan seperti itu. Tapi, ternyata kerudung tidak bisa menggambarkan sifat manusianya. Ah, untung saja suamiku adalah, kau! Jadi, aku tidak perlu merasa takut akan ada pelakor dalam hubungan pernikahan kita, iya kan?” jelas aku bohong!

Suamiku terlihat memaksakan senyum, dia mengangguk setelah itu.

Terpopuler

Comments

Istri Rahayu

Istri Rahayu

duh ..ikutan sesak hatiku....harus cerdas menyusun strategi....

2024-05-10

0

Soraya

Soraya

kok senang banget ya nyakitin diri sendiri

2024-03-21

3

Naviah

Naviah

rasanya gedek banget dengan kelakuan suaminya yang penuh sandiwara 😌

2024-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Dan Kebahagiaan
2 Aku yang Ingin Menyerah
3 Sangat Buruk?
4 Kekecewaan
5 Tekad Di Mulai
6 Rumah Sakit Jiwa
7 Rasa Sakit
8 Melewati Dengan Berpura-pura
9 Drama Gila
10 Rumah Impian
11 Dugaan Sampai Mual
12 Penjelasan yang Tidak Berarti
13 Leora yang Kuat
14 Aku yang Berbeda
15 Tidak Akan Pernah Bisa Adil
16 Rasa Ingin Tahu yang Menyakitkan
17 Sebuah Novel
18 Khawatir yang Tidak Perlu
19 Pulang ke Rumah Ayah dan Ibu
20 Kembalikan Leora dengan Baik
21 Sebuah Alasan
22 Sebuah Tuduhan
23 Sulit Dimengerti
24 Janin Rena
25 Tidak Ada Larangan Poligami
26 Poligami yang Sah!
27 Kesal Setengah Mati
28 Anak TK
29 Akan Ku Buktikan
30 Bekerja Keras
31 Bergelayut Manja
32 Tamu Tak Diundang
33 Sakit Hati, Sudah Biasa!
34 Kemudahan Dari Allah
35 Ayo, Bicara!
36 Insyaallah Aku Ikhlas
37 Melepas dengan Bismilah
38 Pesan Beruntun
39 Aku yang Terhalang Oleh Benci
40 Cinta yang Sudah Tidak Lagi Cukup
41 Sebuah Penjelasan Tidak Berarti
42 Permohonan Rena
43 Kedatangan Arshen
44 Rindu Gozel
45 Memohon dengan Harapan
46 Cita-Cita Seorang Leora
47 Sedikit Lebih Lega
48 Mimpi Buruk
49 Menjadi Lebih Kuat
50 Makan Salmon yang Banyak!
51 Wajah Ibu Mertuaku
52 Kehamilan, Kebahagiaan Sederhana
53 Surat Dari Pegadilan
54 Bujukan Rena
55 Wanita yang Trauma
56 Mengakhiri Hubungan dengan Ibu Mertua
57 Lega Tapi Menyakitkan
58 Tidak Akan Bisa!
59 Waktu Terus Berlalu
60 Perasaan Kacau (Author POV)
61 Sifat Yang Sesungguhnya (Author POV)
62 Terancam Bubar (Author POV)
63 Menyadari Kesalahan (Author POV)
64 Istri Paling Menderitanya (Author POV)
65 Mengembalikan Rena (Author POV)
66 Rena yang Putus Asa (Author POV)
67 Kesakitan Batin (Author POV)
68 Tindakan Nekat (Author POV)
69 Menyadari Sifat Rena (Author POV)
70 Bagaimana Dengan Leora? (Author POV)
71 Bertemu Leora (Author POV)
72 Maaf untuk Leora (Author POV)
73 Hari Spesial
74 Jijik Sekali!
75 Berbaikan Bukan Balikan
76 Kedatangan Arthes
77 Tentang Ambar
78 Penyesalan Tidak Berguna (Author POV)
79 Menjual Rumah Penuh Kenangan (author POV)
80 Balasan dan Pelajaran (author POV)
81 Tamat
82 promo novel terbaru, seru banget!!! kepoin yuk...
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Aku Dan Kebahagiaan
2
Aku yang Ingin Menyerah
3
Sangat Buruk?
4
Kekecewaan
5
Tekad Di Mulai
6
Rumah Sakit Jiwa
7
Rasa Sakit
8
Melewati Dengan Berpura-pura
9
Drama Gila
10
Rumah Impian
11
Dugaan Sampai Mual
12
Penjelasan yang Tidak Berarti
13
Leora yang Kuat
14
Aku yang Berbeda
15
Tidak Akan Pernah Bisa Adil
16
Rasa Ingin Tahu yang Menyakitkan
17
Sebuah Novel
18
Khawatir yang Tidak Perlu
19
Pulang ke Rumah Ayah dan Ibu
20
Kembalikan Leora dengan Baik
21
Sebuah Alasan
22
Sebuah Tuduhan
23
Sulit Dimengerti
24
Janin Rena
25
Tidak Ada Larangan Poligami
26
Poligami yang Sah!
27
Kesal Setengah Mati
28
Anak TK
29
Akan Ku Buktikan
30
Bekerja Keras
31
Bergelayut Manja
32
Tamu Tak Diundang
33
Sakit Hati, Sudah Biasa!
34
Kemudahan Dari Allah
35
Ayo, Bicara!
36
Insyaallah Aku Ikhlas
37
Melepas dengan Bismilah
38
Pesan Beruntun
39
Aku yang Terhalang Oleh Benci
40
Cinta yang Sudah Tidak Lagi Cukup
41
Sebuah Penjelasan Tidak Berarti
42
Permohonan Rena
43
Kedatangan Arshen
44
Rindu Gozel
45
Memohon dengan Harapan
46
Cita-Cita Seorang Leora
47
Sedikit Lebih Lega
48
Mimpi Buruk
49
Menjadi Lebih Kuat
50
Makan Salmon yang Banyak!
51
Wajah Ibu Mertuaku
52
Kehamilan, Kebahagiaan Sederhana
53
Surat Dari Pegadilan
54
Bujukan Rena
55
Wanita yang Trauma
56
Mengakhiri Hubungan dengan Ibu Mertua
57
Lega Tapi Menyakitkan
58
Tidak Akan Bisa!
59
Waktu Terus Berlalu
60
Perasaan Kacau (Author POV)
61
Sifat Yang Sesungguhnya (Author POV)
62
Terancam Bubar (Author POV)
63
Menyadari Kesalahan (Author POV)
64
Istri Paling Menderitanya (Author POV)
65
Mengembalikan Rena (Author POV)
66
Rena yang Putus Asa (Author POV)
67
Kesakitan Batin (Author POV)
68
Tindakan Nekat (Author POV)
69
Menyadari Sifat Rena (Author POV)
70
Bagaimana Dengan Leora? (Author POV)
71
Bertemu Leora (Author POV)
72
Maaf untuk Leora (Author POV)
73
Hari Spesial
74
Jijik Sekali!
75
Berbaikan Bukan Balikan
76
Kedatangan Arthes
77
Tentang Ambar
78
Penyesalan Tidak Berguna (Author POV)
79
Menjual Rumah Penuh Kenangan (author POV)
80
Balasan dan Pelajaran (author POV)
81
Tamat
82
promo novel terbaru, seru banget!!! kepoin yuk...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!