Satou dan Emily memilih beristirahat di penginapan dibandingkan menerima tawaran untuk tinggal di katedral, selain menjauhkan diri dari masalah dia juga tidak ingin terlibat skandal yang membuatnya di cap sebagai lolicon atau sebagainya.
"Kami ingin menyewa kamar selama satu Minggu."
"Baik, ini kuncinya dan pastikan untuk tidak membuat keributan saat kalian melakukannya."
"Cih, orang-orang di sini tidak memiliki moral bagus."
Emily memiringkan kepalanya sementara Victoria memerah, dia selalu dihargai sebagai kesatria terhormat yang dikagumi banyak orang, untuk menerima candaan seperti ini jelas telah merendahkannya begitu jauh hingga dia rasanya ingin mati.
"Kalian berdua bisa berbagi ranjang, aku akan tidur di lantai saja."
Emily membantah usulan tersebut.
"Itu tidak baik untuk kesehatan, tidurlah di sebelahku."
Victoria segera mencegahnya.
"Aku sudah jadi pelayanmu, aku sarankan untuk nona tidak melakukannya. Anda tahu jika pria dan wanita tidur di atas ranjang yang sama Anda akan memiliki bayi."
"Ah, sepertinya ibuku mengatakan hal sama."
Victoria senang bahwa Emily cepat mengerti hingga ia tidak harus menjelaskan lebih jauh, adapun yang senang dengan peningkatan ini adalah Satou, bagaimana pun lebih baik jika hal-hal umum diajarkan oleh sesama gadis dibandingkan olehnya.
"Upah yang diberikan oleh Yuna tidak cukup untuk membayar upah Victoria jadi Anda harus bekerja kembali besok hari."
"Aku tahu, aku akan pergi ke guild petualang.. paling tidak aku ingin bisa mendapatkan misi besar juga."
Victoria merasa Satou terlalu jauh mendorong putri ini ke arah salah, dia diam-diam tidur sebelum menyadari bahwa Satou tidak lagi berada di tempatnya sebelumnya.
"Orang itu, apa yang dia lakukan?"
Dengan hanya pakaian tidur Victoria keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Satou, dia melirik ke arah jendela yang terbuka maka dari itu dia bisa menemukan Satou duduk di atas genteng selagi membaca buku di bawah cahaya bulan terang.
"Aku yakin aku bergerak tanpa suara."
"Aku hanya tidak bisa tidur."
Jelas sekali Victoria akan merasa demikian terlebih dekat dengan orang yang mampu membunuh siapapun dengan mudah, namun sesungguhnya Satou bukan seorang abnormal yang membunuh tanpa alasan membuatnya masih disebut orang yang masih befikir dengan baik. Jauh dari lubuk hati Victoria dia merasa waktu itu dia hanya membela dirinya saja.
Victoria duduk di sebelah Satou selagi menyibak rambutnya ke samping. Itu merupakan pemandangan dari seorang gadis cantik yang bahkan Satou sendiri akan setuju dan memilih tidak melewatkannya untuk memperhatikannya.
"Apa?"
"Tidak, kau terlihat cantik jika diperhatikan dari dekat "
"Ahwa."
Victoria menjadi salah tingkah dengan pipi tersipu merah, bagaimana pun ini pertama kalinya seorang mengatakan itu selain adiknya sendiri.
Dia segera menutupi dirinya.
"Jika meminta itu, aku belum siap."
"Kau ini pasti sakit atau sebagainya?"
"Ugh, lupakan yang aku katakan barusan. Hey, Apa tujuanmu sesungguhnya?"
Satou kembali mengalihkan pandangannya ke dalam buku.
"Tidak ada... aku hanya ingin mengikuti orang yang sudah memanggilku kemari."
Tujuan Satou telah terpenuhi di dunia sebelumnya jadi dia tidak memiliki lagi hal untuk dilakukan namun sebagai gantinya dia hanya fokus untuk membaca dan melayani seseorang.
"Kau sendiri?"
"Sebelumnya aku sudah menyerah jadi kesatria namun sepertinya aku akan menjadi kesatria lagi, yang berubah hanyalah siapa yang aku layani."
"Bagus untukmu, lagipula Emily tetap keluarga kerajaan.. aku hanya tidak habis pikir dengan kalian yang menganggapnya sebagai gadis bencana, bagaimana kalian melihat gadis kecil biasa yang terkadang tertarik dengan suatu hal kecil sama seperti anak kecil pada umumnya sebagai monster?"
Walau pertemuan mereka singkat Victoria merasakan hal sama, apanya yang gadis bencana?
"Ketika nona Emily kecil, terjadi serangan monster ke ibukota yang mengakibatkan kematian permaisuri, saat itulah dia dikatakan sebagai gadis bencana."
Raja terlalu mencintai istri pertamanya hingga lupa bahwa Emily merupakan anaknya juga. Untuk selir pasti mereka terpilih atas pernikahan politik atau sebagainya.
"Dengan banyak selir di kerajaan bukan hal aneh dari mereka merencanakan hal seperti itu."
Victoria sebelumnya dibutakan oleh jabatannya dan sekarang dia akhirnya menyadarinya dengan baik.
"Aku tidak peduli jika kau mau membunuh kerajaan itu, tapi tidak untuk adikku... dia orang baik yang mendedikasikan dirinya demi kepentingan orang lain."
Satou membuka lembar bukunya untuk melanjutkan.
"Tergantung dirinya aku akan melakukan apa padanya."
Victoria hanya tersenyum masam setelah mendapatkan balasan yang absur tersebut, dia berdiri selagi menepuk-nepuk pantatnya sebelum kembali berjalan.
"Aku akan tidur sekarang."
"Iya, selamat malam."
Victoria sedikit terkejut dengan perkataan tersebut namun dia membalas dengan ucapan yang sama walaupun suaranya lebih pelan dari biasanya.
Satou menutup buku selagi menatap ke arah luar kota karena merasa sesuatu yang janggal. Skill pendeteksinya merasakan sebuah gerakan mencurigakan.
Apa mereka dari kerajaan atau bukan hanya bisa dibuktikan secara langsung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments